"Hah? Persugihan? Tumbal? Itu engga masuk akal banget, pasti cuma akal akalan emaknya doang pasti! Tapi syukur lah, balita ini ditemukan sama kita, kalo engga gatau deh nasibnya kedepan" Ucap Bryan saat mendengarkan Angkasa menceritakan isi surat tersebut.
"Udah, semua itu ga nyata kecuali jika kita yang melihatnya sendiri. Sekarang kita fokus sama anak kecil ini aja yah!" Ujar Angkasa mematikan topik tersebut.
"Aneh aja sih, persugihan? Apa itu?" Ucapnya kembali bertanya tanya.
"Udah udah, lupain!" Sanggah Angkasa sebelum Bryan hendak melontarkan kalimatnya kembali.
"Ini umur berapa tahun? Ada yang lain ga dari isi surat itu?" Tanya Bryan kembali.
"Bentar.." Ujarnya, mengambil surat yang sempat dimasukkannya kedalam saku celananya.
Setelah mendapatkannya, baru Angkasa mengalihkan surat tersebut kepada Bryan. Dibukanya surat tersebut oleh Bryan dan melihat isi tulisan yang tadi diceritakan oleh Angkasa.
Dirinya pun membalikkan kertasnya dan mendapatkan apa yang sedang dirinya cari. Sebuah tanggal tertulis di belakang kertas tersebut. Tanggal 8 Desember, 2022.
"Anak kecil ini lahir pada bulan Desember, tanggal 8, 2022. Artinya anak ini baru berumur satu tahun sa!" Ujarnya memberitahu tanggal kelahiran balita yang tertidur di pangkuannya.
"Kita kasih nama dia siapa?" Sambung Bryan menanyakan sebuah nama yang akan di berikan kepada anak itu.
"Bima Stevalino Anggara" Celetuknya. Bryan yang mendengar itu spontan melihat kearah Angkasa yang sedang menyetir mobil, tersenyum hangat saat mendengar nama yang disebutkan Angkasa untuk si Balita tersebut.
"Bima..." Liriknya mengalihkan tatapannya kepada si balita, tersenyum hangat sambil mengelus lembut pipi Bima.
"Sekarang nama kamu adalah Bima Stevalino Anggara." Tutur Bryan mengucap ulang namanya, yang baru diberikan oleh Angkasa.
Tak lama, mereka pun sampai di tempat yang direncanakan. Mobil tersebut mulai memasuki kawasan perkemahan yang langsung bersatu dengan alam.
Memasuki waktu sore, Bryan dan Angkasa pun mulai mendirikan tendanya. sedangkan Bima masih berada di dalam mobil, tertidur pulas.
Hampir 2 jam lebih mereka mendirikan tenda serta membereskan barang bawaan yang sudah di siapkan. Langit sudah mulai mendung, tanda akan turunnya hujan.
Bima yang sudah terbangun pun, kini asik meminum susu yang memang selalu Angkasa stok untuk Bryan. Kini susu tersebut harus dibagi dua, karena kehadiran Bima diantara mereka.
"Pinter banget sih minum susunya, bilang makasih dulu coba?" Ujar Bryan berjongkok didepan Bima yang terduduk di sofa mini.
"Mayacih!" Ucap Bima masih dengan nada ocehannya. Bima tersenyum lepas, menampilkan beberapa giginya yang sudah tumbuh.
"Sama sama sayang! Duh, pinter banget sih Bima!" Jawab Bryan, memuji Bima. Bryan mencubit pelan pipi Bima, karena gemas melihatnya tersenyum lucu seperti itu.
"Papa" Celoteh Bima saat melihat Angkasa menghampiri mereka.
"Emm? Papa?" Tanyanya sambil terkekeh pelan, mengacak gemas rambut Bima yang terus mengoceh tidak jelas.
"Mulai sekarang, saya papa kamu." Ujar Angkasa sambil tersenyum lembut kearah Bima.
Melihat hal itu, tentu membuat hati Bryan menghangat, mungkin dengan mereka memiliki bima, kehidupan rumah tangga mereka akan semakin lengkap.
"Sekarang, panggil aku mama. Ayo sayang, katakan mama!" Seru Bryan tak ingin kalah dengan Angkasa.
"Mama" Ucap Bima sambil menatap kearah Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...