Setelah sesampainya di sekolah, angkasa dan Bryan pun berjalan beriringan. Biasanya bryan akan merasa di belakang angkasa satu meter, tapi kali ini keduanya tampak sejajar saat berjalan berdampingan.
"Ada apaan nih? Tumben banget angkasa jalan bareng bryan"
"Mereka bukannya kayak musuh yah? Tumben ga gelud atau bacot"
"Kyaaa! Kapal baru gw nih!"
"Fikss, mereka serasi banget woy! Jiwa fujoshi gw meronta ronta"
"Bryan ayok tukeran posisi, kapan kapan lagi gw bisa berdampingan sama cogan di sekolah"
"Yang satu cute yang satu cool, pilih sambil merem juga gabakal nyesel gw"
"Mak pengen salah satunya!"
Berbagai bisikan tentang dirinya dan angkasa, membuat Bryan sedikit tidak tenang. Tangannya terulur untuk menarik ujung almamater yang angkasa gunakan.
"Kenapa?" Tangannya saat merasakan tarikan di ujung almet nya.
"Orang orang pada ngomongin kita, pada kenapa sih?" Tanya Bryan mengerutkan keningnya.
"Cuek aja" Ujarnya.
Mendengar hal itu, Bryan pun segera buru buru pergi ke kelasnya yang sebentar lagi sampai. Angkasa memang mendengar bisikan bisikan tadi, tetapi dia memilih untuk mengabaikan nya.
"Napa lo? Sakit?" Tanya Bima saat melihat Bryan datang ke kelas dan langsung menelungkupkan wajahnya di lipatan tangannya.
"Kaga" Sahut Bryan singkat.
Mendengar hal itu, Bima pun hanya ber 'oh' ria saja dan fokus kembali ke ponselnya. Dirinya sempat melihat angkasa datang dan langsung duduk di bangkunya. Tapi dia tak peduli.
Singkat cerita, bel masuk berbunyi dan guru bahasa Indonesia, bu nina sudah masuk ke kelas.
"Selamat pagi anak anak, hari ini kita akan mempelajari materi tentang puisi, silahkan dibuka buku catatannya dan mulai menulis" Jelas singkat bu nina, dan segera menulis di papan tulis.
Bryan mulai mencatat materi yang ditulis oleh bu nina didepan, sedangkan angkasa malah terlihat tidur dengan tenang tanpa menghiraukan kehadiran bu nina.
"Bukannya nulis malah molor nih angsa, untung pinter lo, kalo kaga udah dikeluarin oleh pihak sekolah" Celoteh Bryan.
"Tinggal nulis, susah lo!" Sahut angkasa tanpa mata terbuka.
'Njirr kedenger si angsa lagi' batinnya berbicara.
Saat bu nina mulai menulis kembali, terlihat di papan tulis tertulis 'latihan' tentunya hal itu membuat Bryan sedikit lesu, karena tidak tahu jawabannya apa.
"Angsa, angsa, angsa" Panggilnya kepada teman sebangku nya.
"Hm" Hanya deheman yang terdengar.
"Jawaban nomor 1 apa? Soalnya, apa pengertian gurindam?" Tanya Bryan kepada angkasa.
"Jenis puisi yang berbentuk karya sastra, berbentuk sajak. Setiap bait hanya memiliki 2 dengan rima a-a" Jelas angkasa masih dengan posisi awalnya.
"Oke oke, bentar" Bryan segera menulis jawaban yang di katakan oleh angkasa kepadanya.
"Terus, jawaban no 2? Soalnya, sebutkan judul contoh puisi kontemporer?" Tanya Bryan kembali.
"Janji ya janji di janji, shanghai, amuk, batu, pot, sepisaupi" Sebut angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Fiksi Remajadiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...