"Angsa! Angsa! Gw mau itu! Pwiss beliin gw itu!" Seru bryan menarik narik ujung baju angkasa dengan tangan satunya menunjuk kearah pedagang bakso bakar.
"Ga modal lo!" Ujar angkasa datar.
"Pwiss beliin yah? Janji deh nanti lo bisa minta apa pun yang lo mau ke gw!" Bryan menatap penuh harap kearah angkasa.
"Yaudah, sono beli semau lo aja." Jawabnya menyerahkan duit 100 ribu.
"Tunggu sini, nanti gw beliin buat lo juga" Ujarnya sebelum pergi meninggalkan angkasa sendirian.
Pasar malam kali ini, begitu ramai pengunjung. Mungkin karena sekarang malam minggu, banyak juga sepasang kekasih sedang memadu kasih di tempat seperti itu.
Kebetulan letak pasar malam berseberangan dengan kafe, tak mau seperti bocah dungu, angkasa memilih menunggu di kafe saja. Dan mengirimkan pesan kepada bryan, posisinya berada.
10 menit kemudian
"Angsa! Liat! Gw dapet segini dong! Banyak banget kan? Ohh iya, nih gw beliin buat lo bakso bakarnya" Seru bryan tiba tiba, membawa beberapa kantung kresek di tangannya.
"Abis lo segitu?" Tanya angkasa.
"Abislah!" Jawab bryan mantap.
Sekitar jam 11 kurang, mereka pulang ke rumah angkasa dikarenakan bryan yang mulai mengantuk.
Jalanan masih ramai, bahkan beberapa lampu tampak enggan untuk padam. Banyak orang orang yang berlalu lalang, hanya sedikit saja lampu lampu yang berasal dari toko yang sudah tutup.
Sesampainya dirumah, bukannya mengantuk mata bryan malah kembali segar, tidak ada rasa kantuk lagi yang hinggap di matanya itu.
"Angsa, kok gw ga ngantuk yah?" Heran bryan mengerutkan dahinya.
"Mana gw tau" Cuek angkasa melangkahkan kakinya ke dapur, berinisial mengambil minum di kulkas.
"Bagi dong!" Pinta bryan merebut air bekas angkasa minum dan meneguknya hingga tandas.
"Itu gelas bekas gw, harusnya lo pake yang lain!" Tegas angkasa menatap bryan yang mengelap mulutnya dengan tangannya.
"Gapapa elah, lagian nanti juga bakal jadi kebiasaan, kita kan dah di jodohin" Jawab bryan sekenanya.
Bukannya menjawab angkasa malah mendekatkan dirinya kearah bryan dengan pandangan yang sulit diartikan dengan senyuman tipis.
"Berarti gw bakal terbiasa nyentuh benda kenyal ini" Ujar angkasa mengusap bibir bryan pelan.
Seolah di sihir, lidah bryan seketika keluh susah untuk berbicara bahkan jika dipikirkan mungkin mukanya sudah merah padam seperti kepiting rebus.
Tanpa diduga, angkasa langsung mengangkat tubuh bryan dan dibawanya kedalam kamar. Sesampai di dalam, angkasa langsung menduduki bryan di pangkuannya dan mengambil laptop.
"Cepet lo koreksi!" Cetus angkasa tanpa menurunkan bryan dari pangkuannya.
"Dalam posisi kek gini?" Tanya bryan, sungguh bisa ditebak pasti wajahnya sudah seperti udang rebus.
"Ck! Banyak tanya lo!" Angkasa menutup mukanya dengan satu tangan.
"Kalo gw ngerti, gw juga ga bakal banyak tanya angsa!" Jelas bryan sedikit menekankan kata terakhir.
Dalam hitungan detik, tubuh bryan dibalikkan kebelakang berhadap hadapan langsung dengan angkasa dalam posisi yang sama.
"L-lo mau ngapain?" Tanya bryan sedikit gugup.
"Ngasih lo hukuman kecil" Jawabnya datar.
Tanpa hitungan detik, tangan angkasa meraih tengkuk bryan dan mendekatkan nya pada wajah angkasa, sehingga bibir keduanya bertemu.
Angkasa menahan posisi mereka tanpa niatan untuk bergerak, matanya menatap intens wajah bryan dengan dekat, matanya tertutup enggan untuk membalas tatapan angkasa.
Sebuah lumatan kecil namun lembut, angkasa lakukan kepada bryan. Menggigit kecil bibir bawah bryan, membuat sangat empu langsung membuka mulutnya.
Lidahnya masuk kedalam mulut bryan, mengobrak abrik didalamnya tanpa adanya pergulatan lidah. Mungkin dalam bahasa isyarat angkasa melakukannya sapaan terhadap mulut bryan.
Merasa nafasnya berkurang, bryan mendorong sedikit tubuh angkasa untuk menyudahi aktivitas tersebut, mengerti dengan dorongan yang di berikan bryan, angkasa langsung melepaskan pangutan keduanya.
"Hahh... Hah... Gila lo!" Maki bryan, meraup oksigen dengan rakus.
"Masih ada rasa bakso bakar di lidah lo!" Celetuk angkasa seolah tidak melakukannya apapun.
"Yakan, tadi gw abis makan bakso bakar! Lo juga masih ada rasa bakso bakarnya!" Seru bryan tak mau kalah.
"Its oke lah, bibir lo manis juga.." Angkasa menatap kearah bryan dan melanjutkan perkataan nya. "Jangan sampe ada yang ngerasain bibir lo selain gw." Lanjutnya.
"Dih, tanpa lo suruh pun gw kaga mau lah. Tapi gw ga yakin sama bibir lo, mungkin lo ngasih bibir lo ke cewe lo kan?" Tanya bryan dengan pandangan sinis.
"Fitnah lo!" Angkasa merasa jengah mendengar bryan terus menuduhnya mempunyai seorang pacar.
"Udah ahh, gw mau cuci muka dulu, lo yang koreksi aja! Sekalian gw pinjem baju tidur lo!" Bryan berdiri dan berlalu pergi ke kamar mandi meninggalkan Angkasa kembali.
Setelah selesai mencuci muka dan menganti pakaian dengan baju tidur, bryan mendapatkan angkasa sedang bersantai dengan memainkan ponselnya di atas kasur.
"Heh angsa! Lo udah selesai koreksi tuh makalah?!" Sewot bryan menatap kesal kearah angkasa.
"Udah, bahkan udah gw kirim ppt nya ke abang fotokopi, besok diambil" Jelas angkasa singkat.
"Lah, tapi kan kata penutupnya belum!" Seru bryan panik, meremas rambutnya sendiri karena panik.
"Lo kek bocah kesetanan, udah gw selesain!" Ketus angkasa.
"Syukur deh, panik gw tadi" Ujar bryan menghela nafas lega.
"Eh, ini baju lo gaada yang kecil apa? Liat nih, kegedean di gw, ini aja tangannya gw lipetin dikit" Bryan menunjukkan pergelangan tangan baju yang dilipat kepada angkasa.
"Tubuh lo aja kek kuman, kecil." Sahut angkasa datar.
"Apa lo bilang?! Heh, gini gini gw bisa dapetin cewe yeh! Bahkan lebih gantengan gw daripada lo" Pede bryan menyibakkan rambutnya ke belakang, memperlihatkan jidatnya.
"Pede lo bocah!" Hina angkasa setelah melihat bryan dari bawah ke atas.
"Badan lo malahan kek modelan cewe cewe kurus yang gaada TT sama pantatnya, datar" Komentar pedas angkasa berhasil membuat wajah Bryan mengerucut kesal. Menggertak giginya gemas.
"Terus kenapa kalo badan gw kek cewe? Bagus dong gw bisa cobain baju cewe yang memperlihatkan lekuk tubuhnya" Tantang Bryan tersenyum sinis.
"Sekali lo buat kek gitu, gw hajar lo sampe masuk UGD!" Ancam angkasa menatap tajam kearah Bryan.
Bryan seketika dibuat bungkam, apakah angkasa mulai menyukai nya? Ini terasa bukan seperti angkasa yang biasanya, malam ini angkasa begitu posesif, entahlah biarkan semuanya berlalu tanpa ada gangguan.
Tetapi perkataannya semakin pedas saja, seperti bon cabe level 1000. Semoga aja angkasa mengurangi sifat minusnya itu, dan sedikit lembut kepada Bryan. "Kan dijodohin" Kata Bryan di setiap dialog.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Novela Juvenildiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...