sosok Angkasa

10.2K 698 9
                                    

Memasuki area sekolah adalah hal yang paling malas bagi Angkasa akhir akhir ini. Bukannya sombong, tetapi banyak yang memotret dirinya secara diam diam, entah itu saat di kantin, berjalan di arah taman, koridor bahkan area parkiran cowo.

Kini Bryan dan Angkasa tengah bersiap siap untuk berangkat sekolah. Tetapi Angkasa yang malas pun membuat Bryan harus membujuknya.

"Gamau!" Tolak Angkasa keukeuh tidak mau berangkat sekolah.

"Hampir telat loh ini! Ayok, buruan!" Ujar Bryan masih berusaha untuk sabar.
Namun lagi lagi Angkasa kembali menolak membuat Bryan kehilangan kesabarannya.

"Yaudah! Gue berangkat sendiri!" Putus Bryan membuat Angkasa langsung berlari kearahnya dan menarik Bryan.

"Aku anterin aja yah?" Tawar Angkasa membuat Bryan menghela nafasnya.

"Sekolah!" Tekan Bryan mengabaikan tatapan memelas Angkasa. Angkasa kembali menggelengkan kepalanya.

"Ihh! Buruan! Ini hampir telat loh!" Kesal Bryan. Angkasa sejenak terdiam, lalu kembali berbicara.

"Sekolah, tapi cium dulu!" Ujar Angkasa membuat Bryan terdiam seketika.

"Astaga! Kamu itu bukan anak kecil loh angsa! Masih aja minta cium!" Omel Bryan, sedangkan Angkasa hanya mengangguk saja.

"Mau ga?" Tanya Angkasa menggoda Bryan. Dengan terpaksa Bryan pun menghampiri Angkasa mendekatkan dirinya kepada Angkasa.

Cup!

"Udah! Ayok berangkat!" Ajak Bryan setelah mencium sekilas bibir Angkasa. Angkasa mengembangkan senyumnya, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Bryan yang sudah berjalan lebih dulu.

Sesampainya di sekolah, bel masuk sudah berbunyi. Dengan langkah cepat Bryan terus menarik tangan Angkasa untuk cepat cepat sampai ke kelas sebelum guru mapel tiba di kelasnya.

Disepanjang perjalanan, banyak pasang mata menatap mereka dari dalam ruangan. Tetapi Bryan yang sedang terburu buru, tidak menghiraukan tatapan mereka.

Sepeninggalan mereka berdua, suara suara berisik mulai terdengar. Membicarakan Bryan dan Angkasa yang baru sampai di sekolah itu. Entah apa yang mereka bisikkan tentang keduanya.

"Baru sampe lo?" Tanya chika, si sekretaris kelas.

"Iya, belum ada guru masuk kan?" Tanya Bryan balik bertanya. Chika hanya menjawabnya dengan gelengan kepalanya.

Bryan pun segera menyusul Angkasa duduk di bangkunya, meletakkan tas nya, lalu berbalik menatap kearah Angkasa yang menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tangannya.

"Kenapa?" Tanya Bryan, Angkasa diam tak bergeming seolah olah tidak mendengarkan pertanyaan Bryan.

"Heh! Orang tanya itu dijawab!" Tegur Bryan sambil menggoyangkan tubuh Angkasa. Namun Angkasa tetap tak bergeming.

"Ngeselin lo!" Ujar Bryan akhinya, setelahnya guru pun masuk dan mulai mengajar di kelas Bryan sesuai jadwalnya.

Singkat cerita, jam istirahat pun tiba. Seperti biasa, Alvi dan Leon akan masuk kedalam kelas Bryan dan Angkasa untuk sekedar mengajak makan siang bersama di kantin.

Biasanya Angkasa akan menolak dan memilih untuk menunggu di kelas atau di rooftop setelah bel istirahat berbunyi. Tetapi kali ini, dirinya tidak menolak dan memilih untuk ikut ke kantin.

"Tumben lo mau diajak ke kantin? Biasanya harus di paksa dulu, baru mau!" Ujar Leon sambil memakan mie ayamnya.

"Tau nih, tumben amat bocah!" Sahut Alvi sambil mengunyah mie ayamnya juga.

benci jadi cinta || bxb [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang