"Masih marah?" Tanya angkasa berjalan di samping bryan.
"Apaan sih, sono pergi!" Usir bryan mempercepat langkahnya.
"Maaf.. " Lirih angkasa. Entah kenapa kata spontan itu terlontar begitu saja dari mulutnya. Baru pertama kali ini angkasa meminta maaf kepada orang.
"Udah ah sama minggir" Bryan sedikit mendorong dada angkasa untuk menjauh dari dirinya.
Bryan berjalan lebih dulu ke dalam kelas, angkasa diam menatap punggung Bryan yang hilang di balik pintu. Menghembuskan nafas beratnya, lalu segera masuk kedalam kelas.
Sudah 2 hari Bryan terus mendiamkan angkasa. Angkasa yang tidak pernah membujuk seseorang pun jadi kebingungan bagaimana cara membujuk seseorang yang sedang marah.
Bahkan dirinya sudah menanyakan kepada google tetapi rencananya tidak berhasil. Bertanya kepada orang tuanya tentunya aja di tertawakan.
Saat sedang bersantai di kelas, tiba tiba saja leon datang dan mengebrak meja angkasa. Membuat angkasa langsung melempar tatapan tajam kepadanya.
"Hah... Hah... Si-si Bryan.." Ujarnya terpotong dengan nafas berantakan.
"Kenapa?" Tanya angkasa.
"Si Bryan, berantem sama cewe di belakang sekolah!" Jelasnya dalam sekali nafas.
Belum sempat melanjutkan perkataan nya, angkasa sudah menghilang dari kelas. Hanya menyisakan murid kelas itu yang kaget karena bantingan pintu yang keras oleh angkasa tadi.
"Yehh, ditinggal.." Keluh leon segera berjalan menyusul angkasa.
Di belakang sekolah sudah ada beberapa siswa yang berkumpul, angkasa segera masuk mendekat dan melihat apa yang sedang terjadi.
Matanya melotot saat melihat keadaan Bryan yang sudah basah. Dirinya juga lebih terkejut lagi saat mengetahui jika orang yang didepan bryan adalah gadis tempo hari.
"Bryan!" Panggil angkasa. Langsung saja angkasa melepaskan almet yang di pakainya untuk di pakai Bryan.
"Siapa yang lakuin?" Kalimat singkat dengan nada yang dingin, membuat ketiga gadis itu langsung mundur serentak.
"Siapa yang lakuin?" Tanya angkasa kembali bertanya untuk terakhir kalinya dengan nada sedikit ditekan.
Belum sempat menjawab, seseorang segera datang dan menyambar ucapan gadis yang akan berbicara.
"Bangsat! Jadi lo yang lakuin ini ke bryan?" Bentak bagas yang langsung menatap tajam kearah gadis itu.
"Mending bawa ke bk aja kak" Tungkas alvi menepuk pundak bagas dua kali.
"Baik, karena kalian sudah membuat keributan di sekolah. Silahkan ikut saya ke ruangan bk, dan tulis surat permohonan maaf sebanyak 100 kali dalam satu kertas. Hasil tulisan sendiri!" Tegas bagas, seketika mata ketiga gadis itu melotot.
"T-tapi kak.. " Sahut gadis sebelum kanan.
"Tidak ada tapi tapian, ikut saya sekarang." Tegas bagas kembali.
"Bubar bubar! Ini bukan film buat di tonton! Silahkan bubarkan diri!" Seru leon, seketika para siswa siswi yang berkerumun tadi langsung membubarkan diri masing masing.
"Ikut gw" Angkasa segera menarik tangan Bryan, Bryan yang di perlakukan seperti itu hanya diam saja mengikuti tarikan tangan angkasa.
Di letakkan nya tubuh Bryan di atas ranjang UKS, perlahan angkasa membuka pakaian basah Bryan dan menggantinya dengan almet nga untuk sementara.
"Tunggu sini, jangan kemana mana!" Ujar angkasa dan berlalu pergi keluar UKS menuju parkiran motor.
Yahh, bisa di tebak angkasa mengambil pakaiannya di dalam tas yang selalu dirinya letakkan di motor, mengambil baju ganti dirinya dan kembali menuju UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...