panggilan tak terjawab

22.9K 1.4K 11
                                    

Saat ini bryan tengah bersantai di kamarnya menikmati cemilan yang dirinya bawa dari dapur. Dirinya menikmati makanan dan teh hangat dengan tontonan kartun kembar 2 botak. Sampai sampai melupakan tugas sekolahnya yang akan dikumpulkan besok.

" Gini gini emang enaknya nonton si kembar 2 botak " Celetus bryan sambil meminum tehnya.

Tanpa diduga, ponselnya terus menampilkan layar hitam itu dengan panggilan telepon, karena bryan menonaktifkan dering dan getarannya jadi dirinya tidak tahu jika ada notifikasi atau panggilan apapun dari ponselnya.

Terlalu fokus dengan tontonannya, membuat panggilan telepon tidak terjawab beberapa puluh panggilan. Bahkan bryan tidak berminat untuk bermain ponsel hari ini, dirinya ingin bebas dari benda pipih tersebut.

Disisi lain, angkasa sedang berusaha untuk bersembunyi dari kejaran orang orang yang memukulinya sejak tadi. Angkasa yang sedang fokus ke jalanan, tanpa sadar ada yang mengikutinya dari belakang, dengan cepat motornya ditendang oleh orang orang itu yang membuatnya terjatuh.

Untungnya hanya beberapa goresan saja yang terdapat di kulinya itu, angkasa segera bangkit dan menatap sinis kearah orang orang yang mengepungnya, sekitar 10 orang yang mengepungnya. Angkasa tidak tinggal diam, dirinya sudah tahu bahwa ini anak buah para musuhnya.

" Ck, segitu doang? " Remeh Angkasa berdecak sinis, menatap 10 orang yang mengepungnya yang memasang wajah sengit.

" Menarik, 1 lawan 10 " Sinis nya dan tanpa aba aba, Angkasa langsung menghantam keras tubuh salah satu orang yang ada di belakangnya, membuat semuanya maju untuk melawan Angkasa.

Angkasa dengan mudahnya berkelahi dengan 10 orang tersebut, terlihat mudah saat Angkasa mebanting tubuh lawannya kedepan atau belakang bahkan sampai menjatuhkan sangat lawan dengan keras menghantan aspal jalanan, tentu nya itu bukanlah hal yang mudah. Sepertinya Angkasa salah satu penggemar ronda rousey saat pertama kali menonton di acara UFC atau WWE. Entahlah..

" Segitu doang? " Tanya Angkasa dengan datar, tangannya menepuk nepuk seperti sedang membersihkan tangannya dari debu.

Melihat lawan musuhnya sudah bergeletakkan di tanah, Angkasa segera menaiki motornya dan berlalu pergi dari sana. Belum selesai sampai disitu, ternyata lagi lagi anak buah lainnya mengikuti Angkasa dari belakang.

Berbeda dengan sekarang, jika tadi keadaannya sepi karena Angkasa melewati sebuah jalan perhutanan dan sekarang jalan raya yang banyak aktivitas manusia tentunya.

Tidak ingin menjadi pusat perhatian, Angkasa menancapkan gasnya berusaha mencari jalan agar bisa lepas dari kejaran musuhnya, dirinya sudah malas berkelahi dengan orang orang banyak. bukannya takut, sebab musuhnya tidak pernah menyerangnya dengan sendiri, makanya Angkasa tidak pernah merasakan bertarung sendirian dengan musuhnya.

" Sialan! "Umpat Angkasa saat melihat dari kaca spion motornya. Angkasa melihat disana ada sebuah gang yang cukup besar sepertinya itu perkampungan. Dibelokkan nya motor itu masuk kedalam saja.

Hingga menemukan sebuah warung dengan halaman rumah yang lega, motornya dia titipkan ke pemilik warung tersebut dan segera berlari dari sana.

Setelah merasa lumayan jauh dari kejaran orang orang itu, Angkasa bersembunyi di sebuah rumah yang belum selesai namun sudah tidak di bangun kembali. Karena kehilangan jejak Angkasa, gerombolan orang itu akhirnya pergi dari sana dengan cepat, mungkin pikir mereka Angkasa berlari masuk lebih dalam ke dalam kampung itu.

" Anjing! Si bryan di telpon telpon kaga diangkat! " Umpatnya kesal.

" Gw harus segera cabut " Utusnya yang langsung bangkit dari bersembunyi nya.

Di rumah, bryan sedang menonton acara siaran TV yang menampilkan oppa nasar sedang bernyanyi itu. Tetapi bryan menikmatinya tanpa ada komentar pedas dari mulutnya.

Tiba tiba saja, pintunya terbuka dengan keras menampilkan seorang pemuda dengan sedikit luka di bagian tubuhnya dan luka lembab disudut bibirnya. Bryan langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Angkasa membawanya ke sofa.

" Lo ditelpon terus kaga diangkat! " Ketus Angkasa setelah duduk di sofa, sedangkan bryan pergi melangkah membawa air minum.

" Ponsel gw ditinggal di kamar, gw belum buka ponsel lagi " Jelas bryan memberikan gelas yang berisi air, air itu di tenguk sampai tandas oleh Angkasa.

" Ck! Gk guna lo! " Cetus Angkasa membuang mukanya agar tidak menatap wajah bryan.

" Dih! Dateng dateng langsung hina gw, ada masalah apa lo sama gw angsa?! " Sewot bryan menatap jengah kearah Angkasa.

Bukannya menjawab, Angkasa malah menutup matanya, mengabaikan perkataan dari bryan. Bryan memerhatikan Angkasa dari atas sampai bawah, dirinya baru sadar ternyata Angkasa sedang terluka.

Dengan cepat, bryan pergi ke dapur dan membawa air hangat untuk mengompres sudut bibir Angkasa.

Merasakan sentuhan di sudut bibirnya Angkasa membuka matanya dan langsung melihat wajah bryan yang dekat dengan wajahnya. Ekspresi bryan sangat serius dan berhati hati dalam mengompres luka lebam itu.

" Lo kenapa bisa sampe kayak gini? " Tanya bryan tanpa mengalihkan tatapannya ke arah mata Angkasa.

" Apa hak lo mau tau tentang keadaan gw? "

" Karena gw calon jodoh lo " Celetuk bryan tanpa sadar.

Bryan yang menyadari hal itu langsung terdiam membeku, sedangkan Angkasa menaikan sebelah alisnya. Bryan merasa gugup terhadap Angkasa karena ucapannya itu.

" So... Lo setuju gitu, nerima perjodohan ini? " Tanya Angkasa menatap Bryan yang semakin gugup.

" E.... " Belum sempat menjawab Angkasa terlebih dahulu bangkit dan pergi dari sana meninggal Bryan yang masih gugup.

Setelah Angkasa pergi, baru Bryan tersadar dan segera menepuk mulutnya yang mengalir bagaikan saluran air, yaitu pipa rucika.

" Nih mulut main ceplos aja dah kek telor! "

" Tau lah, mau disimpan dimana muka gw udah ngomong kek gitu ke si angsa "

" Tapi emang bener juga, gw kan calon dia "

Bryan terus saja mengomel hanya gara gara itu, Bryan berjalan ke kamarnya untuk membawa ponselnya dan mengecek pesan dari Angkasa tadi.

Ternyata benar ada 33 panggilan tak terjawab, dan saat Bryan ingin membalas pesan tersebut, hanya ceklis satu tertera di layarnya. Bryan segera mengecek info kontak Angkasa.

"Wahh! Di blok gw! " Pekik Bryan sambil menatap benda pipih itu di tangannya.

" Si bangsat malah di blok! " Sarkasnya melemparkan ponselnya ke bawah untungnya ada karpet dengan bulu bulu halus nan tebal jadi ponselnya aman.

" Liat aja lo angsa! Besok gw bakalan diemin lo? " Ancamnya, padahal tidak ada angkasa disana, tapi tak apa lah suka suka Bryan aja.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
benci jadi cinta || bxb [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang