Sejak 1 jam yang lalu setelah pulang dari apartemen Leon. Bryan di buat bingung dengan tingkah Angkasa yang sedari tadi hanya diam saja. Bahkan biasanya Angkasa akan menyuruhnya untuk ikut bermain dengan veteer, tetapi hari ini tidak.
Angkasa memilih bermain bersama veteer di halaman yang memang tersedia tempat khusus untuk veteer. Bryan melihat dari kejauhan, merasa heran dengan sikap Angkasa hari ini.
Tak lama, suara dering ponsel yang berasal dari ruang tamu, membuyarkan lamunan Bryan. Dirinya segera berjalan menuru ruang tamu untuk melihat siapa yang menelpon.
Ternyata dering ponsel tersebut berasal dari ponsel milik Angkasa, tertera di layarnya no tidak dikenal dengan foto profil seorang perempuan, yang dimana Bryan sudah tau siapa perempuan tersebut.
"Hallo Angkasa!" Panggil dari seberang sana.
"Angkasa, boleh jemput aku ga di taman? Aku sendirian di taman, orang orang udah pada pulang karena disini mendung!" Ucapnya dengan nada manja.
"Maaf yah, angsanya lagi bedmut gabisa di ganggu. Silahkan memesan ojol jika ingin pulang." Sahur Bryan dengan nada dibuat sehalus mungkin.
"Hah?? Ini siapa?? BRYAN!" serunya membuat Bryan menjauhkan sedikit ponsel tersebut menjauh dari telinganya.
"Gausah ngegas! Kuping gw sakit bangke!" Serunya sedikit emosi.
"Mana Angkasa? Suruh dia ngomong ma gw! Bukannya angkasa yang angkat, malah kuman modelan lo yang angkat!"
"Heh, lo juga ngapain telpon telpon si Angsa?? Lama lama cowo gw sawan digangguin lo terus!"
"Yang ada si Angkasa yang sawan ma lo, pacaran kok sama cowo!"
"Heh dedemit! Daripada lu yeh udah di tolak masih aja ngejar ngejar!"
"Dih, bodoamat! Sebelum lampu hijau jadi merah, bakalan gw terobos!"
"Bacot maneh!" Setelah mengatakan itu, Bryan langsung mematikan telpon nya. Benar benar menguji kesabaran nya.
"Orang orang pada ngapa sih? Aneh banget perasaan!" Kesalnya mendudukkan dirinya dengan kasar di sofa.
Tak lama, Angkasa berjalan melewati Bryan yang tengah duduk di sofa. Dirinya berjalan ke arah luar tanpa memandang sedikitpun ke arah Bryan.
"Mau kemana?" Tanya Bryan yang melihat Angkasa lewat.
"Beli es krim." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya. Bryan pun samar samar mendengar suara abang es krim lewat di depan komplek nya.
"Sampe hafal betul tuh bocah ma abang es krim, mana abang es krim nya nurut lagi tiap hari dateng kesini! Hahh.... " Bryan menggeleng geleng kan kepalanya dengan pasrah.
Keesokan harinya, Bryan kembali menjenguki Leon dan kali ini dirinya membawa satu buah melon yang sudah dirinya potong potong waktu dari rumah lalu di titipkan ke kantin agar tetap di suhu ruangan dingin. Dan tak lupa, Bryan pun membawa buah lontar sesuai keinginan Leon kemarin saat berbicara kepada nya.
"Gimana, udah turun belum panasnya?" Tanya Bryan duduk di sisi ranjang dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh Leon.
"Udah pulang turun yah?" Tanya Bryan saat merasakan panasnya sudah tidak sepanas kemarin, Leon mengangguk mengiyakan.
"Nih, gue bawa melon sama buah lontar! Mau makan ga?" Tanya Bryan sambil membuka penutup wadah plastik yang menutupi buah lontar dan melon.
"Mau mau!" Serunya sedikir antusias, karena masih merasa lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Ficção Adolescentediawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...