Saat ini mood Bryan sedak buruk, bagaimana tidak? Dirinya tadi sedang bermasalah dengan seorang gadis yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. Hanya karena Bryan tidak sengaja menyenggol bahu kakelnya itu, seketika Bryan mendapatkan umpatan keluar dari mulut kakelnya.
Padahal Bryan sudah meminta maaf, dan kakel tersebut menyetujuinya dengan satu syarat, yaitu membantu kakel tersebut untuk mendekati alvi. Tentu hal tersebut membuat Bryan diam sejenak, setelahnya menganggukkan kepalanya tanda setuju.
" Ck! Napa sih harus gw? Gk sama yang lain aja?! " Ucap Bryan misuh misuh tidak jelas di meja kantin itu. Untungnya Bryan sedang sendirian dan tidak ada yang memperhatikan dirinya.
Bukannya memakan makan siangnya, Bryan malah mengaduk aduk makanan tersebut tanpa minat. Seleranya sudah hilang, Bryan berdiri dan berjalan meninggalkan kantin dengan makanan yang masih untuk di atas meja kantin itu.
Setibanya di kelas, pandangan Bryan langsung disuguhkan dengan angkasa yang sedang tertidur nyenyak di mejanya. Entah kenapa mood Bryan semakin buruk saat melihat wajah angkasa, padahal angkasa tidak melakukan kesalahan hari ini.
Bryan mendudukkan dirinya dengan kasar di bangkunya, tentunya hal tersebut mengundang perhatian temen sekelasnya yang menjabat sebagai bendahara.
" Kenapa lo? " Tanya aira menatap heran kearah Bryan.
" Gapapa, mood ge cuma lagi ambruk aja " Jawab Bryan bersikap seperti biasanya.
" Ohh, mau ikut gk? " Tanya aira sambil berdiri dari duduknya.
" Kemana? "
" Ruang guru, bu helma suruh gw buat ngumpulin laporan keuangan kelas kita " Jelas aira.
" Tumben? "
" Mana gw tau, udah ahk cepetan! " Tanpa izin aira langsung menarik tangan Bryan untuk ikut bersamanya. Bryan yang ditarik seperti itu hanya pasrah saja mengikuti kemana gadis di depan pergi.
Tak terasa, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Sebagian siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang atau aktivitas lainnya. Bryan saat ini sedang membereskan mejanya dan memasukkan kotak pensil dan buku buku nya kedalam tas.
" Gw duluan! " Pamit bima, teman sekelasnya yang mejanya ada di hadapan meja Bryan dan angkasa.
" Yoi " Balas Bryan.
Dirinya pun sudah selesai membereskan barang baranya dan bersiap untuk pulang.
" Kita duluan yah! " Pamit hanin, berjalan keluar bersama aira dan diva.Bryan pun hanya menganggukkan kepalanya dan ikut keluar dari kelasnya. Disepanjang lorong sekolah, Bryan tak henti hentinya menyapa para murid yang dirinya kenal atau bahkan tidak kenal sekalipun.
Saat berada di persimpangan lorong sekolah, Bryan tidak sengaja melihat orang yang dirinya kenal sedang berpelukan dengan seorang gadis, jalan tersebut terarah menuju lapangan basket.
" Siapa dia? " Tanya Bryan kepada dirinya sendiri. Matanya memicing untuk melihat siapa kedua orang itu. Pemuda yang Bryan lihat seperti sosok angkasa, tetapi siapa gadis yang saat ini dia peluk?
Saat hendak menghampiri kedua orang tersebut, tiba tiba saja sebuah tepukan di bahunya mengejutkannya membuat Bryan langsung menoleh ke arah belakang. Dan pelaku yang menepuk bahunya tadi adalah Leon.
" Ngapain lo? " Tanya Leon dengan memasang ekspresi bertanya.
" Ga ngapa ngapain, gw tadi cuma liat si ang- "ucapannya terpotong saat kembali menoleh kearah depan untuk menunjukkan seseorang, orang yang dimaksud Bryan sudah tidak ada disana membuat Bryan memasang wajah bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
benci jadi cinta || bxb [END]
Teen Fictiondiawali dengan benci diakhiri dengan bucin, begitulah pasangan adam ini. entah ilmu sihir dari mana bryan bisa meluluhkan hati angkasa yang terkesan horor dengan aura tegas dan kejam yang selalu melekat di dalam dirinya, tetapi itu tidak berlaku di...