Sinar matahari memasuki jendela kamar Sia hingga menerangi kamar itu. Di sana dapat dilihat delapan para pemimpin muda masih tidur nyenyak.
Tapi sayangnya tidur nyenyak mereka di ganggu dengan suara ketukan pintu.
Tok
Tok
"Tuan muda?"
Tok
Tok
Neo dan Raven yang tidak ingin suara ketukan itu mengganggu Sia, segera mereka membuka pintu itu dan terdapat salah satu maid.
"Ada apa?" Tanya Raven to the point.
"Itu...Tuan Devinter sudah tiba, beliau sekarang lagi di ruang tamu, Tuan" jawab maid itu.
Raven mendengar informasi itu seketika terkejut dan agak cemas. Apa ini akhirnya batin Raven.
Neo paham kegelisahan Raven, segera ia menepuk pundak Raven seraya memberikan kekuatan "Tenang saja, kami ada di belakang mu".
Mendapatkan dukungan dari sahabatnya Raven menghela nafas pelan, ia mengangguk mantap Neo.
Sebelum Raven turun, ia mengganti bajunya terlebih dahulu. Sedangkan Neo memberi tahu yang lain.
"Lion, Lucas ayo bangun.....Felix...Kai....ayo bangun semua" ucap Neo berusaha membangunkan yang lain dengan suara sedikit berbisik agar tidak membangunkan Sia.
Mereka semua akhirnya terbangun kecuali Sia.
"Hm?" Heran Luzel.
"Ayahnya Raven telah datang" jawab Neo.
Mendengar itu mereka semua langsung membelalak kan matanya dan terasa segar seketika. Mereka tau apa yang akan dilakukan segera bergegas bangkit.
"Lalu Jiejie gimana?" Tanya tiba tiba Lion. Ia ingat pesan Ny Watson untuk tidak meninggalkan Sia sendirian walaupun itu di dalam villa mereka.
"Lion, Kai kalian berjaga disini. Yang lain ikut ke bawah" putus Luzel final.
Mereka pun bersiap siap menyusul Raven ke bawah, sedangkan Lion kini sedang menyiapkan serapan untuk Sia jika ia sudah bangun. Sebelum turun Neo mengingatkan Lion dan Kai untuk memberikan obat apa saja yang akan di minum Sia ketika bangun nanti.
Setelah semuanya selesai mereka akhirnya turun menyusul Raven.
Setibanya di ruang tamu mereka melihat Tuan Devinter, Tuan dan Ny Watson, serta Raven. Mereka langsung berdiri di belakang Raven. Raven yang menyadari itu akhirnya bernafas lega, ia memang tidak perlu ragu untuk percaya pada sahabat sahabatnya.
"Apa putrinya Wagner baik baik saja?" Tuan Devinter bertanya pada Tuan Watson.
"Hm, sekarang Sia masih beristirahat karena perjalan yang jauh" jawab Tuan Watson sambil menyesap kopinya.
Tuan Devinter mendengar itu tersenyum haru "Akhirnya saya bisa menjalankan janji sahabat saya untuk menjaga putrinya~. Kalian tidak perlu khawatir, saya akan turut membantu untuk menjaga putri sahabat saya, itu lah janji saya pada keluarga Wagner" sambung Tuan Devinter yang juga menyesap kopinya.
"Oiya... Raven waktu itu kamu bilang ada yang ingin kamu bicarakan" ingat Tuan Devinter
Sebelum mulai berbicara Raven menghirup banyak udara lalu melepaskanya untuk merilekskan diri.
"Ayah....ayah ingat bukan waktu Raven menelpon ayah bahwa Raven dan yang lain akhirnya menemukan Sia" ucap Raven.
Tuan Devinter mengangguk mengiyakan ucapan sang putra "Hm, Ayah ingat".
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner 2 : Seven Lights
Novela Juvenil"Sia apa pun yang terjadi kami akan selalu berada di sisimu" "Tidak perlu takut karna kami akan selalu menjadi cahaya mu di malam hari dan akan menjadi awan mu di siang hari" "Tetaplah jadi Sia kami, Sia yang kuat dalam semua rintangan hidup, Sia ya...