Permainan dimulai!

100 10 0
                                    

"Bawakan barang kami" perintah Luzel pada bawahannya.

Dua menit yang lalu mereka semua sudah sampai di bandara Beijing, China.

"Baik Tuan" balas hormat bawahan itu.

"Jie, ayo bangun" guncang Lion membangunkan Sia.

Akibat guncangan itu Sia perlahan bangun dari tidurnya.

"Ayo turun yang lain sudah menunggu di bawah" ucap Raven dari arah belakang.

"Hmm sebentar aku mau ke toilet dulu, kalian duluan saja" ucap Sia.

Raven dan Lion memutuskan menunggu Sia beserta yang lain di bawah.

Setelah dari toilet pesawat Sia segera menyusul yang lain di bawah.

"Sudah?" Tanya Neo yang di angguki Sia.

Merasa semua sudah lengkap, Luzel memerintahkan untuk bergerak keluar dari bandara itu.

Tap...tap...tap...

GREP!

"Hati hati!" Tarik tiba tiba Luzel ketika melihat seseorang pengunjung hampir menabrak Sia.

Sia yang berada di pelukan Luzel mendongakkan kepalanya dan menatap Luzel.

"Terimakasih" lirih Sia.

"Mm"

Luzel pun menarik Sia ke belakangnya.

"Kamu berada di tengah kami, jangan sampai keluar paham" jelas Luzel.

Sia pun di pindahkan di tengah tengah mereka, sedangkan Luzel dan yang lain berjaga di sekitar Sia layaknya seorang bodyguard.

"Kenapa ramai sekali?" Tanya Sia bingung ketika melihat banyaknya pengunjung di bandara tersebut.

Untuk berjalan saja mereka harus berdempet dempetan. Para bodyguard Luzel yang hanya boleh masuk dan menjemput langsung mereka dari pesawat hanya berisi dua belas orang setengahnya mereka membawa barang barang milik Tuannya serta setengah yang lain membukakan jalan untuk Tuan mereka.

"Mungkin lagi musim liburan" celoteh Lion di samping kanan Sia.

Luzel, Raven dan Kai yang ada di depan Sia berusaha keras menghalau orang orang yang berdesakan. Sedangkan Neo dan Felix melindungi Sia dari belakang serta si kembar berada di kiri kanan Sia.

Namun lama kelamaan jumlah kedatangan pengunjung itu tidak terkontrol dan kini semuanya berdesakan serta mustahil untuk bisa berjalan normal.

"Apa apaan ini!' kesal Raven mendorong orang orang yang berusaha masuk kedalam lingkaran mereka.

Deg!

Tiba tiba Luzel melihat wajah yang familiar di arah depannya yang tengah tersenyum.

"Apa?!...shitt Mustahil!!" Geram marah Luzel.

"Jangan berpencar!!" Teriak Luzel agar yang lain terdengar.

Neo dan Felix yang mendengar itu semakin merapatkan dirinya pada Sia agar tidak perpisah. Lucas dan Lion juga melakukan hal yang sama, mereka semua semakin memperkecil ruang gerak Sia agar dapat melindungi satu sama lain.

"Sesak~" lirih Sia melihat lautan manusia sedang menghantam kapal mereka.

Luzel sudah mengetahui ini bukan pengunjung biasa melainkan orang suruhan pria di depannya itu.

Buktinya saja lama kelamaan keramaian itu semakin membludak dan menjadi keributan.

Karena mereka kalah jumlah dari orang orang suruhan itu, akhirnya mereka satu persatu terhanyut oleh lautan manusia itu.

(End) Athanasia Wagner 2 : Seven LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang