Reward

112 6 0
                                    


"Felix!!! Kai!!!! Ayo cepat!" Pekik Sia di ruang tamu.

Luzel yang baru keluar dari lift langsung menghampiri Sia.

"Sia jangan berteriak. Tenggorokan mu bisa sakit" ucap Luzel.

Luzel khawatir karena Sia baru sembuh dari flunya dan jika Sia berteriak seperti itu akan membuat tenggorokannya sakit.

Melihat Kai dan Felix belum juga turun Luzel langsung menelpon mereka.

Tut

"Jika kalian tidak turun juga maka hukuman kal--"

"Baik! Baik! Kami akan turun segera!"

Tut

Setelah telponan singkat itu Luzel mengajak Sia untuk menunggu di dalam mobil saja. Dan benar saja tidak memerlukan waktu lama Felix dan Kai pun langsung bergegas masuk mobil. Setelah semuanya sudah masuk maka mereka pun langsung berangkat ke kampus.

Di perjalanan Sia terlihat begitu gugup. "Hmm Kai...apa kamu tidak gugup?" Bisik Sia pada Kai.

Kai yang ditanya seperti itu menggeleng kan kepalanya "Tidak, untuk apa gugup?" Tanya Kai.

"Bukan hal yang penting juga...tapi apa kalian tidak ingin mendapatkan hadiah dari guru tentang laporan yang terbaik?" Ucap Sia.

Mereka pun kini paham apa yang di ucapkan Sia. Kai dan Felix pun tertawa begitu juga Raven.

Luzel langsung menjelaskan pada Sia tidak perlu gugup, lagi pula jika mereka tidak mendapatkan hadiah dari guru mereka bisa melakukan dan mendapatkan hal yang lebih dari itu.

Sesampainya di UWA, Neo izin duluan karna ada keperluan dengan salah satu guru di sana. Sedangkan yang lain langsung masuk ke Akademik.

Sebelum itu mereka pergi ke ruang guru untuk menyerahkan tugas kemaren baru mereka masuk ke kelas.

Kelas pun berjalan seperti biasanya. Tapi ketika pengumuman hasil terbaik Sia tiba tiba kembali gugup lagi. Sebenarnya ia tidak terlalu memperdulikan hadiah apa yang akan diberikan oleh sang guru, yang dia inginkan yaitu pengakuan dari guru itu bahwa tugas kelompoknya termasuk yang terbaik.

".......... Baik kelompok yang terakhir mendapatkan hadiah dari saya, selain itu kelompok terakhir ini memiliki nilai yang sempurna dan laporan yang sangat rapi serta lengkap. Setelah kelas selesai kalian bisa meminjam laporan mereka untuk sebagai bahan tambahan pembelajaran. Langsung saja kelompok ini adalah kelompok 7" ucap sang guru.

Ketika mendengar ucapan no kelompoknya di sebut Sia merasa sangat senang, jika ia tidak di tahan oleh Luzel maka ia akan lompat kesenangan di sana.

Prok!..Prok!..

"Kyaa! Luzel lihat kelompok kita yang terbaik....astaga aku tidak percaya ini" pekik girang Sia.

Sedangkan Luzel, Raven, Felix dan Kai hanya tersenyum kecil melihat tingkah girang Sia.

"Sesuai janji saya kelompok kelompok yang di panggil tadi segera mengirim perwakilannya ke depan untuk mengambil hadiahnya" sambung sang guru.

Dari kelompok Sia, Luzel yang dipilih untuk mewakili mereka untuk mengambil hadiah itu. Sedangkan dari kelompok Mira dan sahabatnya itu Dika lah yang menjadi perwakilan mereka.

Setelah Luzel mengambil hadiah itu ia langsung kembali ketempat duduknya dan menyerahkannya pada Sia.

"Amplop putih?" Tanya Sia.

"Coba buka Sia?" Suruh Felix.

Sia pun merobek bagian kepala amplop itu dengan pelan, segera ia mengeluarkan isi amplop itu.

(End) Athanasia Wagner 2 : Seven LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang