Pengungkapan

116 9 0
                                    


Setibanya Luzel, Sia dan Ny Watson di parkiran University. Mereka harus segera bergegas ke auditorium.

Tapi kini Luzel dan Ny Watson sedang berusaha membujuk Sia untuk turun dari mobil. Dikarenakan dari tadi Sia beralasan bahwa ia tidak ingin turun kalau memakai seragam itu. Karena Sia beranggapan kalau ia memakai seragam itu maka identitasnya akan terbongkar dan ia akan di perlakukan berbeda dari mahasiswa lainnya. Ia tidak ingin itu terjadi.

"Bagaimana?" Tanya Luzel ketika melihat sang mommy keluar dari mobil setelah membujuk Sia.

"Tidak mau juga. Coba kamu yang membujuknya Mommy yakin pasti berhasil. Mommy tunggu di auditorium ya, soalnya Daddy kamu sudah menelepon Mommy dari tadi" ucap Sang mommy sebelum pergi meninggalkan Luzel dengan Sia.

Setelah kepergian sang mommy Luzel kembali masuk ke mobil untuk membujuk Sia.

"Hey...ada apa hmm? Ayo yang lain sudah menunggu kita" ucap pelan Luzel dan tetap di balas gelengan oleh Sia.

Melihat itu tidak akan berhasil Luzel mengirim pesan pada yang lain untuk memanggil mereka ke sana.

Setelah mengirim pesan, Luzel kembali berusaha membujuk Sia lagi.

"Sia...apa karena kamu memakai seragam itu hmm?" Tebak Luzel, dan benar saja Sia membalasnya dengan anggukannya.

Melihat inti permasalahan telah di temui akhirnya Luzel paham alasan Sia tidak ingin turun dari mobil.

"Sia hey coba lihat kemari..." Ucap Luzel sambil menatap lurus Sia.

Sia pun ikut menatap Luzel.

"Lihat...aku juga memakai seragam yang mirip dengan mu, bukan hanya aku tapi yang lain juga. Sia aku tau kamu takut identitas mu akan ketahuan bukan?...." Luzel menceritakan semuanya bahwa hari ini atas perintah sang Daddy, identitas Sia akan di umumkan.

Sia yang mendengar itu tentu terkejut dan juga takut.

"Ta-tapi kalau mereka tau....A-aku hanya tidak ingin di perlakukan berbeda dari yang lain....dan juga teman teman yang lain....mereka tidak --" ucap gugup Sia.

Luzel tau apa yang akan Sia ucapkan segera ia meraih kepala Sia yang tertunduk untuk menatap nya.

"Sia, tenang saja, semuanya akan baik baik saja.... Apa kamu melihat para guru memperlakukan kami berbeda hmm?....mereka memperlakukan kami sama dengan yang lain sesuai dengan permintaan kami. Jadi kamu bisa melakukan hal itu juga. Kami mengungkapkan identitas kami supaya tidak ada orang yang berani macam macam dengan kami, begitu juga untuk dirimu Sia. Kami tidak ingin kamu di celakai oleh orang lain lagi. Dan untuk teman teman, kamu cukup membutuhkan kami saja. Yakinlah pada kami, hanya kami yang tulus dan mengerti dirimu hmm" jelas Luzel.

Setelah mendengar penjelasan Luzel akhirnya Sia berusaha untuk menerimanya. Lagi pula ini untuk kebaikan dan keselamatan dirinya. Ia juga mulai memahami dunia ini, dimana sebagian orang sangat mementingkan drajat dan juga material dalam hidup. Hal itu sudah ia rasakan, ketika ia di khianati oleh Mira dan sahabatnya.

"Ba-baiklah. Tapi sebelum itu kamu harus berjanji, jangan tinggalin ku sendirian" ucap Sia yang di balas dengan anggukan mantap Luzel.

Luzel segera mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Sia.

"Hm aku janji tidak akan pernah meninggalkan mu, mau apa pun yang terjadi" janji Luzel.

"Hm kami juga!!" Ucap serempak Neo, Raven, Felix dan Kai yang sedang mengintip dari jendela mobil.

Mendengar itu Sia di buat kaget, segara ia keluar dari mobil karena sudah di tarik Luzel.

"Ka-kalian? Kenapa kesini?" Tanya heran Sia.

(End) Athanasia Wagner 2 : Seven LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang