Langkah Awal

136 8 0
                                    


Cklek

"Sia?!"

"Berisik" ucap tajam Luzel. Mereka yang masuk pun tidak menghiraukan lirikan tajam Luzel.

Disana Neo, Lucas dan Lion segera berlari menghampiri Sia yang sedang duduk di sofa.

"Apa yang terjadi? Jie kamu baik baik saja kan? Tidak ada yang serius kan? Dimana yang terluka?" Tanya bertubi tubi Lion.

Sedangkan Neo langsung terfokus pada kaki Sia yang sedang di komperes. Ia pun mengangkat kompresan itu dan terkejut melihat kaki Sia bengkak.

"Apa ini?! Bagaimana bisa seperti ini?" Tanya khawatir Neo yang berhasil membuat fokus Lucas dan Lion berlarih pada kaki Sia. Sontak Lucas dan Lion menatap horor kaki Sia, mereka berpikir bagaimana bisa Sia terluka di hari pertama dia menginjakkan kaki di perusahaan miliknya sendiri.

Neo menatap tajam Luzel dan Raven meminta penjelasan. Raven pun menjelaskan semuanya.

Sedangkan Sia kini telah sadar dari keterkejutannya atas kehadiran mereka bertiga. Sia menatap Lucas dan Lion bingung "Lucas Lion kalian bolos?" Tanya Sia.

Si kembar yang mulanya fokus mendengarkan cerita Raven kini tersentak kecil dan menatap ragu ragu Sia. Melihat tatapan maut Sia, Lion pun memasang muka 'imut kucing' agar bisa meluluhkan Sia.

"Jie kami tidak berniat bolos, tapi ketika mendengar info Jiejie terluka dari Neo kami buru buru ke sini" jelas Lion dan didukung anggukan Lucas.

Sia pun hanya bisa menghela nafas lelah "Aku tidak apa apa, kalian bisa kembali ke sekolah kalian" ucap Sia.

"Hmm itu...kalau kami kembali.... nanggung Jie dua jam lagi kelas berakhir. Dari tadi kami sedang jamkos karena guru rapat, barusan kami sedang olahraga dan kami sudah ambil absen kok" bujuk Lion.

Sia hanya bisa menggelang pasrah terhadap kelakuan singa kecilnya ini. Ketika Sia sedang asik berbicara dengan Lion, tiba tiba....

Krak!

"Aakh!" Pekik terkejut Sia.

"...."

Ketika sudah mendengar cerita Raven, Neo segera mengobati kaki Sia. Sebelum itu ia melihat Sia kini sudah sepenuhnya teralihkan berbicara dengan Lion. Neo pun langsung segera mengurut pelan pergelangan kaki Sia untuk mengetahui posisi tulang yang bergeser lalu ia meluruskan tulang yang bergeser itu dengan cepat.

Neo tidak memberi aba aba pada Sia agar Sia tidak terlalu merasakan sakitnya.

Sia kini menatap kosong Neo sedangkan Neo sibuk memperban kaki Sia.

Karena Marasa lucu Raven pun menjentikkan jarinya di depan wajah Sia. Akibat jentikan itu Sia sudah kembali tersadar dari lamunannya "A-apa yang Kakak la-lakukan?" Tanya terbata bata Sia.

"Mengobati kaki mu" jelas singkat Neo sambil memperban kaki Sia.

"Ta-tapi kenapa kakak tidak kasih tau dulu kalau mau seperti tadi" tanya Sia.

"Hanya mengurangi rasa sakit" kini Neo sudah selesai memperban kaki Sia. Ia menatap Sia penuh selidik.

"Katakan bagaimana bisa seperti ini?" Tanya pelan Neo tapi tidak dengan ekspresi wajahnya yang serius.

Sia menceritakan apa yang di alaminya. Cerita Sia sama dengan apa yang diceritakan Raven hanya saja ada tambahan yang tidak di ketahui Raven. Sia juga menjelaskan bagaimana dia jatuh selain di dorong wanita resepsionis tadi.

"......Sia jatuh karena kehilangan keseimbangan makanya kaki Sia terkilir. Salahkan aja mejanya yang terlalu tinggi" jelas Sia.

"Mm" Dehem singkat Luzel. Luzel tau sifat Sia itu yang tidak suka memperbesar kan masalah dan selalu menghindari timbulnya masalah.

(End) Athanasia Wagner 2 : Seven LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang