Pagi ini bertepatan dua bulan sudah berlalu dari kejadian penculikan Sia. Kini mereka semua telah memasuki musim libur sekolah begitu juga bagi mahasiswa di sana.
Walaupun sekolah mereka libur tidak untuk pekerjaan mereka. Maka dari itu Sia dan yang lain bisa lebih fokus untuk menjalankan perusahaan mereka.
"Lion dimana Lucas?" Tanya Sia.
Mereka semua tengah berada di ruang makan untuk serapan.
"Lagi siap siap Jie, bentar lagi bakalan turun" jelas Lion. Ia pun langsung mengambil sebuah apel dan menggigitnya.
Seperti itulah kebiasannya, sebelum makan yang berat ia akan memakan buah apel. Hanya buah apel dan pisang kesukaannya.
Tap...tap...tap
Akhirnya Lucas pun datang dan ia langsung duduk di bangku samping Lion.
Mereka semua dengan khidmat memakan serapannya sebelum berangkat kerja.
Beberapa menit kemudian, setelah mereka selesai memakan serapannya mereka pun bersiap siap berangkat ke perusahaan.
"Kami berangkat dulu Bi" ucap Sia pamit pada Bi Yan.
"Baik Non, hati hati" balas Bi Yan.
Setelah berpamitan mereka pun segera berangkat ke gedung perusahaan dengan menggunakan mobil milik Raven. Walaupun mobil itu merupakan pemberian dari Tuan Devinter untuk Raven, tapi mobil itu telah menjadi milik mereka bersama. Raven tentu tidak merasa keberatan akan hal itu malahan dia yang mengusulkan nya. Karena jika dengan mobil itu mereka bisa bersama sama untuk pergi kemana pun ya mengapa tidak. Sebelum adanya mobil itu mereka akan di bagi menjadi dua kelompok karena mereka semua tidak akan muat untuk di satu mobil, alhasil kemana pun mereka pergi pasti akan ada dua mobil utama dan tiga mobil penggiring.
Di perjalanan tiba tiba Sia teringat kejadian dua bulan yang lalu ketika dirinya di culik oleh teman sekelasnya sendiri.
Kai yang melihat Sia termenung mengerutkan dahinya bingung.
"Hey!" Kaget Kai dengan menjentikkan jarinya di depan Sia.
Sia yang mendapatkan sapaan itu tersentak kecil dan segera menatap Kai meminta penjelasan.
"Hm?"
"Kenapa memenung?" Tanya Kai.
"Hoo itu....awalnya aku ingin menanyakan hal ini tapi...pasti akan membuat kalian juga kurang nyaman" jelas gugup Sia.
Luzel dan Raven yang duduk di bagian depan mendengar apa yang di katakan Sia.
"Menanyakan apa?" Tanya Luzel dengan mengintip Sia dari kaca spion tengah.
"Hmmm...." Ragu Sia.
Melihat Sia gugup karena ingin menanyakan sesuatu yang sangat ingin ia tanyakan Luzel, Raven dan Kai yang memilihat itu terkekeh kecil.
"Tanya kan saja, kami akan menjawabnya sebisa mungkin" ucap Raven.
"Itu...apa kalian bisa menjelaskan tentang Dika?" Tanya Sia dengan jantung berdebar kencang karena takut mereka yang mendengar itu terbawa emosi.
Mereka semua yang mendengar pertanyaan Sia hanya bisa bernafas lega. Karena setelah identitas mereka terbongkar, seharusnya Sia juga menanyakan mengenai Dika. Namun selama dua bulan ini mereka menunggu pertanyaan itu keluar dari mulut Sia. Dan baru kali ini pertanyaan itu akhirnya muncul ke permukaan.
"Maaf... kalau kalian nggak mau menjawab sekarang tidak apa apa" ucap Sia ketika melihat suasana di mobil itu menjadi hening karena pertanyaan nya.
"Tidak apa apa, sudah seharusnya kamu mengetahuinya" pecah Neo sambil tersenyum menatap Sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner 2 : Seven Lights
Teen Fiction"Sia apa pun yang terjadi kami akan selalu berada di sisimu" "Tidak perlu takut karna kami akan selalu menjadi cahaya mu di malam hari dan akan menjadi awan mu di siang hari" "Tetaplah jadi Sia kami, Sia yang kuat dalam semua rintangan hidup, Sia ya...