Penembakan?!

136 9 0
                                    

Tidak terasa sudah empat bulan terlewati. Kini Sia sudah mulai terbiasa dengan kehidupan barunya setelah koma lima tahun lamanya.

Semua pekerjaannya berjalan dengan baik dan kini mereka siap siap untuk mengurus cabang baru perusahan di negara Amerika Serikat. Lokasi gedung itu berdekatan dengan perusahaan milik Tuan Devinter. Otomatis mereka akan mulai sering bertemu ketika mengunjungi Amerika Serikat.

Selain itu kegiatan kampusnya juga berjalan dengan baik, walau sebulan pertama Sia masih merasa kurang nyaman karena hampir seluruh mahasiswa di Universitas itu mendekati nya dan ada yang sampai menunggu Sia di depan kelasnya untuk berusaha mengajak pulang sama. Tentu saja keempat + satu dokter posesif miliknya tidak segampang itu untuk membiarkan orang asing mendekati dan menyentuh Sia mereka.

Mengingat teman sekelas Sia yang bernama Dika, ia kini sudah pindah ke tempat orang tuanya keluar negeri sebulan yang lalu karena pekerjaan ayahnya. Ayah Dika sudah tidak memperpanjang kontrak kerjasama dengan WW'Corp karena ada beberapa hal yang tidak dapat di sepakati dengan keinginan dua belah pihak.

Namun sebelum Dika pindah, ia mengalami sedikit konflik dengan Luzel, Raven, Felix dan Kai. Mereka melakukan adu pukul satu lawan satu dengan Kai melawan Dika.

Pertengkaran itu terjadi karena Dika memaksa Sia untuk menjadi kekasihnya, namun sebelum Sia menjawab ia langsung di pukul oleh Kai.

Kata terakhir sebelum ia pergi yang di tujukan pada Luzel, Raven, Felix dan Kai adalah "Sampai jumpa lagi. Sia ketika kita ketemu lagi aku menunggu jawaban mu".

Kini Sia dan Neo sedang duduk di gazebo taman kampus. Sedangkan Luzel dan Raven ada urusan kemahasiswaan, begitu juga Felix dan Kai yang sedang menemui dosen untuk konsultasi pelajaran.

"Kak?"

"....."

"Kak Neo?"

"....."

"Huff~ ZANEO!!"

"I-iya....kenapa Sia?" Balas terkejut Neo.

"Ihh dari tadi Sia manggil kakak tapi kamu nya nggak dengar" cemberut Sia.

Neo yang melihat wajah cemberut Sia merasa gemas. Ia menggeser duduknya ke arah Sia dan menoel noel pipi Sia yang sudah mulai berisi.

Plak!

Sia menangkis tangan Neo yang berada di pipinya.

"Heheheh....ada apa hmm? Maaf tadi aku nggak dengar" tanya Neo.

"......hahh, aku cuman penasaran aja kenapa kakak sibuk sekali dengan hp? apa ada masalah pekerjaan?" Tanya Sia.

"Hoo...tidak, tidak ada, bukan masalah kerjaan" balas Neo dengan mencoba menyembunyikan hpnya pelan pelan agar tidak diketahui Sia.

"Lalu?.....Kya!!! Apa kakak sudah punya pacar?!!! Siapa yang beruntung menjadi pac--mmhhmm?!!" Teriak Sia menebak Neo sudah memiliki kekasih.

Mendengar perkataan asal Sia, Neo langsung membungkam mulut Sia dengan tangannya.

"Bukan! Aku tidak perlu pacar, dirimu saja sudah cukup" jawab Neo dengan senyum tampannya yang berhasil membuat muka Sia memerah menahan malu.

Melihat Sia yang malu malu Neo pun tertawa geli dan melepas bungkaman nya di mulut Sia.

"Ihhh nggak lucu!!...lalu apa? Kenapa kamu sibuk dengan hp mu aja?" Tanya kembali Sia.

Melihat Sia yang ngambek Neo pun menjelaskannya.

"Itu cuman masalah pekerjaan saja" jelas Neo sambil mengusap kepala Sia.

"Pekerjaan? Tadi kakak bilang tidak" bantah Sia.

(End) Athanasia Wagner 2 : Seven LightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang