Sudah dua Minggu terlalui semenjak identitas Sia di umumkan. Kini Sia dan yang lain bisa kembali ke kampus.
Karena dua Minggu sebelumnya Sia di larang ke kampus oleh Tuan Watson karena banyaknya wartawan yang datang ke sekolah itu untuk menemui Sia. Tentu Tuan Watson tidak menginginkan hal itu, ia menyuruh para bawahannya untuk mengusir para wartawan dan hal itu membutuhkan satu Minggu lebih dan sisa harinya lagi untuk menunggu para putranya menyelesaikan sebuah misi di negara Australia.
Misi yang di berikan Tuan Watson pada putra putranya itu adalah menangkap ilmuwan jenius dan juga sangat berbahaya. Karena bahan bahan yang ilmuwan itu gunakan merupakan dari anggota tubuh manusia yang ia culik untuk menjadi bahan percobaannya.
Dari misi itu Felix dan Lion mengalami sedikit cedera di bagian kaki dan punggung ketika melawan bawahan ilmuwan itu. Dengan tekad dan semangat mereka untuk ketemu Sia lagi hal hasil ilmuwan tersebut bisa di tangkap setelah sebelas hari disana.
"Cup~ semoga hari mu menyenangkan sayang, jangan jauh jauh dari yang lain ya" ucap sang mami pada Sia sebelum berangkat ke kampus.
"Um baik Mi" balas Sia.
"Kalian ingat jika ada hal buruk terjadi langsung kabari kami. Dan juga jangan pernah melepas pandangan kalian pada putri ku!" Perintah Tuan Watson pada bawahannya yang akan memantau putra putrinya di kampus.
"Untuk kalian berlima, jaga Sia dengan baik" ucap Tuan Watson pada Luzel, Neo, Raven, Felix dan Kai.
"Baik!" Jawab mereka.
Mereka pun segera masuk ke mobilnya Raven menuju ke kampus.
Asal kalian tau selama lima hari dari Sia masuk rumah sakit Tuan Devinter menyerahkan satu mobil lagi pada Raven sebelum ia kembali ke Amerika.
Kini mereka berdelapan akan menuju ke sekolah si kembar terlebih dahulu untuk mengantarkan Lucas dan Lion. Karena Sia, Luzel, Raven, Felix dan Kai ada kelas pagi serta Neo yang masuk pagi makanya mereka bisa pergi bersama dengan si kembar.
"Jie~....Jiejie harus ngabarin Lion kalau ada masalah hmm. Dan kalian jangan pernah tinggalin Jiejie!! Paham!!" Ucap Lion memerintah pada Luzel dan yang lain.
Plak!
Felix yang duduk di belakang Lion mengeplak kepala Lion.
"Enak saja memerintahkan kami dan ketua ma--!!!" Ucap Felix terkejut karena dirinya hampir saja kelepasan, otomatis ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya.
Ccittt!!!
Mobil yang mereka tumpangi berhenti secara tiba tiba karena di rem mendadak oleh Raven atas keterkejutannya.
"Aduh!" Pekik terkejut Sia karena badannya sedikit terbentur ke kursi di depannya.
"Kenapa? Ada apa Raven?" Tanya Sia penasaran ambil mengusap bagian tubuhnya yang sakit.
"......"
"......"
Tidak ada balasan dari Raven maupun yang lain. Suasana mobil itu seketika hening.
"Raven?" Tanya kembali Sia.
"A...aa..oh itu ta-tadi...kucing...ya tadi ada kucing yang menyebrang sembarangan" balas Raven gugup setelah keterkejutannya.
Bagaimana tidak, salah satu sahabatnya itu hampir saja mengumbar identitas mereka pada Sia dan lagi di samping Raven sudah terdapat hawa hawa menyeramkan, Yap benar sekali Luzel lah yang duduk di samping Raven. Di sana ia dapat melihat ketuanya sedang menatap tajam lurus kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner 2 : Seven Lights
Teen Fiction"Sia apa pun yang terjadi kami akan selalu berada di sisimu" "Tidak perlu takut karna kami akan selalu menjadi cahaya mu di malam hari dan akan menjadi awan mu di siang hari" "Tetaplah jadi Sia kami, Sia yang kuat dalam semua rintangan hidup, Sia ya...