**Watson'Hospitality**
Luzel, Neo, Lucas dan Lion menatap tidak sabaran terhadap pergerakan kecil yang di timbulkan oleh Sia.
"Eeunggh~..."
Mendengar erangan itu akhirnya mereka serempak mengucap rasa syukur pada Tuhan karena masih memberi kesempatan pada Sia untuk tetap berperang di dunia kejam ini. Selain itu mereka juga bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk tetap menjadi cahaya yang menemani setiap langkah Sia di dunia gelap ini.
"Sia....hey. Bisa mendengar ku hmm?" Tanya pelan Neo yang berusaha mengajak Sia berbicara.
Sedangkan Sia kini masih mengerjapkan matanya untuk mengatur pencahayaan yang masuk ke mata.
Melihat itu Lucas langsung mengulurkan tangannya untuk menghalau cahaya lampu yang mengarah ke mata Sia.
"....hiks....hiks...Lu-Luzel hiks..." Tiba tiba saja Sia menangis hal itu sukses membuat mereka berempat panik.
Luzel yang di panggil segera mendekati Sia yang masih terisak sedih menatap langit langit kamar itu. Ia langsung membawa Sia dalam pelukannya dan mengusap punggung Sia seraya memberi ketenangan pada dirinya. Neo mengetahui apa yang di rasakan Sia merasa marah dan ikut sedih.
Ia dapat melihat badan Sia yang gemetaran dan tadi bola matanya yang bergerak tidak tenang seperti panik, cemas dan ketakutan membuat Neo geram dan sangat marah pada mereka yang membuat trauma terbesar Sia kembali lagi.
Ia segera keluar untuk memanggil dokter, sedangkan Lion langsung menelpon Raven dan yang lain untuk segera kembali.
"Sshh tenang....semuanya baik baik saja hmm. Kami di sini....aku tidak akan melepaskan mu lagi Sia...Ssshhh tenanglah" ucap Luzel berusaha menenangkan Sia.
"Hiks Lu-Luzel?~"
"Hm?"
"Mau ketemu hiks mama...papa...hiks" ucap Sia dengan isak tangisnya.
Melihat itu Luzel merasa sedih, ia hanya bisa mempererat pelukannya.
"Baiklah tapi sebelum itu jangan menangis lagi hmm" ucap Luzel sambil menyeka air mata Sia yang keluar.
Setelah beberapa saat akhirnya Sia dapat ditenangkan, mungkin karena kelelahan setelah menangis Sia kembali tidur dengan Luzel yang setia di sampingnya.
Cklek!
Raven, Felix dan Kai buru buru menghampiri ranjang Sia.
Di sana ia dapat melihat Sia yang tertidur nyenyak dengan Luzel yang ikut tertidur di sampinya.
"Bagaimana?" Ucap bisik Raven pada Neo.
"Semuanya baik baik saja. Tadi Sia sudah sadar dan kembali tertidur karena kelelahan." Jelas Neo sambil menyelimuti Luzel.
"Raven, Kai, Felix kalian lebih baik bersihkan diri kalian terlebih dahulu sebelum Sia terbangun. Dan buang baju itu, aku tidak ingin ada 'hal' yang berhubungan maupun dapat mengingat kejadian ini lagi termasuk bercak darah di baju kalian" perintah tegas Neo.
Tanpa perintah dua kali mereka langsung pergi untuk membersihkan diri mereka. Raven dan Felix yang duluan membersihkan tubuh mereka, karena di sana hanya terdapat dua kamar mandi. Sedangkan Kai menunggu gilirannya di ruang tamu yang ada di kamar itu.
"Di mana yang lain?" Tanya Kai ketika melihat Neo menghampirinya.
"Lucas dan Lion sedang menjemput Tuan dan Ny Watson di bandara" jawab Neo yang sudah duduk di depan Kai.
"Mereka tau? Bagaimana bisa secepat itu?" Tanya penasaran Kai.
"Apa kau tidak tau bahwa semua bodyguard di sini selalu terhubung dengan mereka. Mungkin ketika Lucas dan Lion tiba tadi salah satu dari mereka menghubungi Tuan Watson.....hah~ kurasa kita mendapatkan pelatihan yang lebih dari Tuan Watson" jelas Neo.
KAMU SEDANG MEMBACA
(End) Athanasia Wagner 2 : Seven Lights
Teen Fiction"Sia apa pun yang terjadi kami akan selalu berada di sisimu" "Tidak perlu takut karna kami akan selalu menjadi cahaya mu di malam hari dan akan menjadi awan mu di siang hari" "Tetaplah jadi Sia kami, Sia yang kuat dalam semua rintangan hidup, Sia ya...