Chapter 6: Basket

359 36 0
                                    

Hari masih pagi, tapi alam sudah menguji kesabaran Jihoon.

''Arghhh!'' teriaknya dari dalam mobil.

Tak lama, dia pun keluar. Menatap kesal ke arah motor dan mobilnya secara bergantian.

''Nggak guna, anjing!'' umpat Jihoon, keras-keras.

Dia tak habis pikir, bagaimana bisa ban motor yang semalam masih baik-baik saja, tiba-tiba bocor seperti itu. Kekesalannya juga bertambah saat mobilnya tidak bisa distarter. Sial sekali.

''Nih, pake aja mobil Ibu biar kamu nggak telat ke sekolahnya!'' kata sang ibu sembari mengulurkan kunci mobil.

Ulangi, maksudnya ibu sambung.

Wanita itu terlalu baik. Padahal Jihoon sendiri tidak peduli jika dia terlambat. Tidak terlambat pun belum tentu Jihoon sampai ke kelas.

''Apa, sih ... ada suara, kok, nggak ada bentuknya!'' ucap Jihoon, lalu melangkah pergi. Sama sekali tidak peduli dengan perasaan sang ibu sambung yang tersakiti.

Sekali lagi, kesabaran Jihoon diuji. Ketika dia menghubungi Haruto dan Junghwan, tapi dua orang itu kompak tidak menjawab telfonnya. Raut wajah kesalnya semakin terlihat jelas.

''Butuh tumpangan?'' tanya Doyoung yang baru saja menghentikan laju motornya tepat di depan Jihoon.

''Nggak perlu,'' jawab Jihoon, cuek.

''Yakin? 20 menit lagi gerbang sekolah ditutup loh!''

''Lu pikir gue peduli?!''

Doyoung menghela nafas. ''Ya udah, terserah.''

Kembali Doyoung melanjutkan perjalanan.

Mereka berdua memang bertetangga. Bahkan dulu bersahabat. Namun, entah apa sebabnya tiba-tiba ada jarak yang cukup jauh di antara mereka.

Handphone Jihoon berdenting.

Terdapat satu pesan baru, berbunyi: UNTUK PEMAIN YANG BESOK BERTANDING, HARAP KUMPUL DI LAPANGAN SETELAH BEL MASUK. JANGAN LUPA MINTA IJIN LEBIH DULU PADA GURU YANG MENGAJAR! TERIMA KASIH.

Jihoon terlihat sedikit panik. Dia memang tidak peduli dengan pelajaran, tapi dia peduli dengan basket.

''Buruan naik!'' seru Doyoung. Ya, dia kembali.

Kali ini tidak ada pilihan lain, Jihoon harus tiba di sekolah tepat waktu. Demi basket.

''Kenapa lu balik? Ada yang ketinggalan?'' tanya Jihoon ragu-ragu. Canggung juga kalo cuma diem.

''Hah? Deketan ngomongnya, nggak denger gue!'' seru Doyoung. Laju motornya memang agak kencang, membuat suara Jihoon tidak terdengar jelas.

''Kenapa lu balik? Ada yang ketinggalan?'' ulang Jihoon, lebih keras.

''Oh. Enggak ... Gue sengaja. Sebenernya tadi gue nungguin lu di tikungan, tapi lu nggak lewat-lewat. Ya udah gue susul lagi!'' jelas Doyoung.

Jujur, hati Jihoon sedikit menghangat. Satu hal yang baru dia sadari, Doyoung tidak pernah berubah. Doyoung tetap baik dan tetap perhatian.

-

Sementara itu, di sekolah:

Siswa-siswi dihebohkan dengan kedatangan sebuah mobil mewah berwarna putih. Dari dalam mobil itu keluar seorang gadis cantik. Rambutnya yang hitam berkilau dibiarkan tergerai. Wajahnya dipoles make up tipis, tampak serasi dengan bibirnya yang berwarna pink. Tubuhnya terlihat ideal. Kakinya dibalut sepatu branded. Parfum yang dipakai juga sangat wangi.

Gadis itu berjalan dengan elegan. Senyumnya terus mengembang.

''Ternyata seperti ini rasanya menjadi pusat perhatian!'' batinnya.

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang