Keesokan harinya ...
''Pagi, Mama!'' sapa Jennie.
Gadis yang sudah berseragam rapi itu mengambil posisi duduk berhadapan dengan sang ibu.
''Pagi, sayang. Gih sarapan!''
''Junkyu mana, Ma?'' tanya Jennie.
''Belum bangun kayaknya. Udah biarin aja, lagian dia nggak ada kegiatan!'' kata mama.
Ngomong-ngomong, Junkyu memang belum pulang. Bahkan orang tuanya sudah berulang kali memaksa anak itu untuk kembali karena jatah cuti sekolahnya sudah habis, tapi Junkyu selalu punya 1000 alasan untuk menolak.
''Jen, kamu tuh masih sering begituan ya sama Hyunsuk?''
Hampir saja Jennie tersedak. Random sekali pertanyaan mamanya ini.
''Harus banget ya, Ma, nanyain itu pas sarapan?''
''Tinggal jawab apa susahnya, sih, Neng!''
Jennie berdecak. ''Nggak sering, kok. Paling dua atau tiga kali seminggu.''
''Itu namanya sering, Jennie! Astaga! Tapi, nggak pernah lupa pake kondom, kan?'' lanjut sang ibu, lebih serius.
''Aman, kok, Ma!'' sahut Jennie, santai. Seolah perbuatannya itu bukan masalah besar.
''Kamu sadar, kan, kalau hubunganmu sama Hyunsuk itu udah terlalu jauh?''
Jennie mengangguk pelan.
Sang ibu melanjutkan, ''Terus, kapan kamu dikenalin ke orang tuanya?''
''Boro-boro dikenalin ke orang tuanya, status aja nggak jelas!'' cicit Jennie.
''Dia tuh beneran suka sama kamu atau cuma nafsu doang, sih? Perasaan dari dulu nggak pernah ada kejelasan!''
Kan, memang keterlaluan si Hyunsuk ini. Bukan cuma Jennie yang dibuat pusing.
''Mama kayak nggak tau aja tuh anak gimana!'' timpal Jennie.
Si mama hanya bisa menghela nafas. ''Kamu sendiri gimana? Mau bertahan sampe kapan?''
Jennie mengedikkan bahu. Menunggu kepastian dari Hyunsuk itu melelahkan. Sangat. Pikiran untuk menyerah tentu ada, tapi Jennie terlanjur sayang. Nah, sulit, kan?!
''Ngobrol deh sama Hyunsuk. Kalau dia memang beneran sayang, minimal ngenalin kamu ke orang tuanya!''
''Apa itu nggak terlalu buru-buru, Ma? Kita, kan, masih sekolah.''
''Justru itu. Kalian masih sekolah, tapi udah bolak-balik bobo bareng. Aneh kalo kamu nggak dikasih kejelasan. Lagipula sekedar ngenalin ke orang tua, bukan berarti besoknya langsung nikah. Sekalian memperjelas, dia tuh beneran suka sama kamu atau cuma main-main. Mama nggak rela kalau kamu dikasih harapan palsu!''
Jennie terlihat berpikir. Masuk akal, sih, ucapan mama. Namun, eksekusinya tidak akan sesederhana itu. Ingat, ini Hyunsuk.
''Ini tuh harusnya jadi obrolan malem nggak, sih, Ma? Topik ini terlalu berat dan panjang buat dibahas pagi-pagi. Satu lagi, Jennie bisa telat berangkat sekolah!''
''Ya udah, kamu lanjutin sarapannya!'' kata mama.
Acara semalam kembali terlintas dipikiran beliau. Melihat bagaimana ibu Hyunsuk sangat antusias terhadap gadis manis bernama Jisoo. Beliau yakin, pasti ada sebuah niat terselubung. Feeling seorang ibu tidak pernah salah. Nah, hal itu yang membuat beliau khawatir dengan nasib Jennie nanti.
''Oh iya, Ma, Jennie punya sesuatu,'' kata Jennie sembari mengulurkan sebuah benda pipih yang dia ambil dari saku seragamnya.
''Dari mana kamu dapet kartu nama ini?'' tanya sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...