Chapter 22: Aduh!

174 16 24
                                    

Rose menutup rapat pintu kamar dan segera mengeluarkan handphone yang sejak tadi bergetar di dalam saku celananya.

''Hallo, Sayang!'' sapa Rose pada penelfon.


''Kamu ngapain aja, sih, aku telfon dari tadi nggak diangkat-angkat?'' kesal Junghwan.

''Maaf, Sayang, aku baru selesai makan malem sama Mami-Papi!'' kata Rose, jujur.

''Bohong!''

''Aku nggak bohong.''

Junghwan tidak merespon.

''Sayang, kamu masih dengerin aku, kan?''

Rose tidak mendengar balasan apa pun.

''Sayang, jangan marah, dong!''

''Hmm.''

Rose yang semula duduk di tepi ranjang kini mengganti posisinya menjadi berbaring. ''Kamu lagi apa sekarang?''

''Lagi kesepian, soalnya pacar aku nggak mau nemenin.''

''Ini aku temenin.''

''Suara doang mah nggak terlalu berasa, Sayang.''

''Mau video call?''

''Bukan gitu maksudnya. Aku butuh kehadiran kamu di sini ... ayo, dong, kapan kamu nginep di apartemen aku?''

Rose terdiam sejenak. Sudah berulang kali Junghwan memohon hal yang sama, tapi Rose tidak pernah bisa memberi jawaban.

''Sayanggg-'' rengek Junghwan.

''Aku nggak bisa, Hwan. Kamu, kan, tau sendiri gimana kerasnya orang tua aku!''

''Kamu, kan, bisa minta bantuan Lisa.''

Rose menggigit kukunya.

''Masa kamu nggak mau berjuang buat aku? Please, sekali aja!'' desak Junghwan.

''Nanti aku pikir-pikir lagi deh.''

''Jangan kebanyakan mikir!''

''Ya udah, nanti aku minta bantuan Lisa.''

''Nah, gitu, dong. Aku jadi tambah sayang sama kamu.''

Rose hanya bergumam sebagai respon.

''Tapi sekarang aku masih kesepian, Sayang. Aku butuh hiburan!''

''Hiburan apa? Kamu mau denger aku nyanyi?''

''Selain nyanyi, dong, emang aku anak kecil dinyanyiin mulu?''

''Terus apa?''

''Eum, aku boleh minta sesuatu nggak?''

''Apa?'' tanya Rose, penasaran.

''PAP, dong, Sayang!''

''Selfie?''

''Bukan. PAP yang itu loh, bulet-bulet dua di depan.''

Refleks, tangan kiri Rose langsung menyentuh dadanya.

''Please!'' lanjut Junghwan.

''Ih, Sayang, nggak mau ah.''

''Kenapa nggak mau?''

''Malu,'' kata Rose, seadanya.

''Nggak usah malu, kan, sama pacar sendiri. Lagian kemarin udah aku pegang, masa masih malu? Ayolah!''

Rose diam. Dia gugup sendiri.

''Aku janji nggak akan sebarin fotonya.''

''Tapi-''

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang