Chapter 25: Serius dan Bercanda

236 22 8
                                    

Hyunsuk mematung di ambang pintu. Senyum yang sebelumnya merekah perlahan memudar. Matanya menatap satu per satu kepala yang ada di ruangan vip itu. Di mana nenek?

Sosok wanita tua yang menjadi satu-satunya alasan bagi Hyunsuk untuk pergi ke restoran ini ternyata tidak ada. Ibunya berbohong?

''Hyunsuk, duduk di sini, Nak!'' ucap sang ibu.

Hyunsuk tak berkutik. Ada tanda tanya besar dalam otaknya.

Sang ibu menghampiri Hyunsuk. Beliau menggiring anaknya itu untuk duduk di antara dia dan sang suami.

''Di mana Nenek?'' tanya Hyunsuk.

Ibunya hanya menanggapi pertanyaan itu dengan sebuah senyuman.

''Bisa kita mulai acara makan malam ini?'' celetuk ayah Jisoo.

Hyunsuk masih bingung. Dia melihat bosnya, Jisoo, dan seorang wanita paruh baya mirip Jisoo tersenyum penuh arti padanya. Sepertinya hanya dia yang tidak tahu apa-apa di sini.

''Ini maksudnya apa, Ma? Bukannya kita mau dinner bareng Nenek?''

''Pertanyaannya simpan dulu ya, Sayang, makanannya keburu dingin,'' bisik sang ibu.

''Nggak,'' bantah Hyunsuk. Rasa penasarannya harus dituntaskan. ''Pa, ini ada apa?''

Papa Hyunsuk tidak bisa menjawab. Hal itu membuat perasaan Hyunsuk semakin tak menentu.

Ibu kembali berbisik, ''Kita makan dulu ya. Nggak enak sama keluarga Jisoo yang udah nungguin kamu dari tadi.''

Kedatangan Hyunsuk tadi memang agak terlambat karena harus menjinakkan Jennie terlebih dahulu.

Ayah Jisoo menyahut, ''Sepertinya Hyunsuk sudah tidak sabar. Apa kita langsung bicara pada intinya saja?''

Hyunsuk mengernyit heran. ''Intinya? Ini ada apa, sih, sebenernya?''

''Jadi begini, Suk, maksud dari pertemuan makan malam kali ini adalah untuk menjodohkan kamu dengan Jisoo,'' kata ayah Jisoo, lugas.

Mata Hyunsuk membola dan mulutnya menganga. Dia tidak percaya dengan kata-kata yang baru saja dia dengar.

Hyunsuk mulai bisa menyimpulkan. Dia dibohongi oleh ibunya sendiri. Makan malam bersama nenek adalah omong kosong. Itu hanya akal-akalan ibunya karena beliau tahu Hyunsuk tidak akan menolak hal apa pun yang bersangkutan dengan sang nenek.

''God dammit!'' batin Hyunsuk. Dia sangat menyesal karena telah meninggalkan Jennie di rumah sendirian hanya untuk hal bodoh ini.

''Kamu mau menerima Hyunsuk, kan, Sayang?'' tanya lembut ibu Hyunsuk pada Jisoo.

Dengan tersenyum manis dan pipi yang sedikit merona karena tersipu, Jisoo mengangguk. ''Jisoo mau menerima Hyunsuk, Tante.''

''Syukurlah. Mulai sekarang panggilnya jangan Tante ya, tapi Mama.''

''Mama nih apa, sih, kayak Hyunsuk bakal nerima aja,'' protes Hyunsuk.

Ibu Hyunsuk melempar senyum sebagai isyarat agar anaknya itu diam dan patuh.

Hyunsuk tidak bisa. Spontan dia berdiri dari kursinya dan meninggalkan ruangan itu. Masa bodoh dengan sopan santun.

''Biar Jisoo aja, Ma,'' kata Jisoo saat ibu Hyunsuk hendak berdiri.

Ayah Hyunsuk yang sejak tadi menyimak kini menghela nafas sambil memijat pelipis. Beliau sudah memprediksi hal ini akan terjadi karena paham betul dengan watak anaknya.

Di luar, Jisoo berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan langkah Hyunsuk. Dia mengikuti laki-laki itu sampai di tempat parkir.

''Hyunsuk, tunggu!''

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang