Chapter 29: Makan Hati 2 - Mulai Berdamai

201 19 9
                                    

Hari mulai petang.

Jeongwoo keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambut basahnya menggunakan handuk. Sekarang tubuhnya sudah jauh lebih segar.

Entah angin apa yang bertiup, tiba-tiba dia teringat pada Rose.

Jeongwoo meraih handphone-nya, sejenak berpikir untuk melakukannya atau tidak.

''Coba aja deh,'' monolognya.

Setelah menekan tombol panggil, Jeongwoo mengangkat layar handphone sejajar dengan wajah. Yup, video call.

Tanpa sadar senyum Jeongwoo mengembang ketika Rose menerima panggilannya.

''Hai,'' sapa Jeongwoo. Jujur, rasanya agak canggung, tapi Jeongwoo berusaha untuk biasa saja.

''Hai. Lu habis mandi ya?''

''Kok, tau?''

''Itu rambut lu basah.''

''Oh iya, hehehe.''

''Ada apa?'' tanya Rose. Dari nada bicara dan raut wajahnya memang terdengar dan terlihat lebih lemas, tidak seperti biasanya.

''Nggak ada apa-apa. Cuma pengen tau keadaan lu aja. Boleh, kan?''

''Ya beginilah keadaan gue, agak lemes dikit.''

''Sakit apa, sih?''

''Kata dokter, kecapekan.''

''Oh, kirain alergi karena baikan sama gue,'' canda Jeongwoo.

''Tadinya gue juga mikir gitu,'' balas Rose, kemudian mereka berdua tertawa kecil.

''Udah makan belum?'' tanya Jeongwoo, lembut.

Pertanyaan sederhana itu sukses membuat Rose tersentuh. Jeongwoo-nya yang dulu sudah kembali.

''Belum,'' jawab Rose.

''Hah, belum?''

''Mulut gue rasanya pahit, Woo.''

''Tapi lu harus tetep makan biar cepet pulih ... gue otw ke rumah lu ya, mau dibawain apa?''

''Serius lu mau ke rumah gue? Lu nggak takut?''

''Ngapain harus takut, toh niat gue baik. Cepet bilang lu mau apa?''

''Emm, terserah lu aja.''

''Oke. Tunggu ya, gue jalan sekarang!'' kata Jeongwoo.

Laki-laki itu bergegas ganti baju dan pergi dari rumah menggunakan mobil. Entah apa yang merasukinya sampai bisa seperhatian ini.

Empat puluh lima menit kemudian, Jeongwoo benar-benar datang. Rose menyambutnya di pintu utama.

''Gila, penjagaan rumah lu ketat banget,'' celetuk Jeongwoo. Pasalnya, satpam yang bertugas di depan tidak memberi ijin pada orang asing untuk masuk, sampai-sampai tadi Jeongwoo harus menelfon Rose lebih dulu untuk konfirmasi, baru kemudian Jeongwoo mendapatkan akses.

''Ide Papi gue itu. Dia emang lebay,'' balas Rose santai. ''Ayo masuk! Lu mau dibuatin minum apa?''

''Nggak usah. Tadi gue udah sekalian beli minuman biar lu nggak repot.''

Jeongwoo dan Rose duduk bersebelahan di sebuah sofa panjang ruang tamu.

''Rumah lu, kok, sepi?'' tanya Jeongwoo sembari mengeluarkan satu per satu kotak makanan dari dalam plastik.

''Papi sama Mami lagi pergi, nggak tau ke mana.''

''Oh, pantesan lu nggak ngelarang gue buat dateng. Gih makan, mau yang mana dulu?''

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang