Chapter 12: Niat Terselubung

216 19 2
                                    

Pukul enam pagi Jennie sudah rapi dengan pakaian olahraga. Dia bergegas keluar dari kamar, meninggalkan Hyunsuk yang masih pulas.

''Morning, Woo! Tumben udah bangun?'' sapa Jennie. Sebelum pergi dia mampir dapur untuk minum.

''Lebih tepatnya belum tidur, sih!'' kata Jeongwoo, seadanya. Efek patah hati membuat wajahnya terlihat agak kusut.

''Mending lu ikut gue jogging!'' ajak Jennie, mengingat dalam lingkaran pertemanan ini hanya dia dan Jeongwoo yang mempunyai minat pada bidang olahraga.

Jeongwoo berpikir sejenak. ''Boleh. Tunggu ya, gue ganti baju dulu!''

Jennie menunggu Jeongwoo di depan rumah, sekalian pemanasan.

''Yuk, gue udah siap!''

Mereka pun mulai lari keliling komplek.

''Jen, taruhan yuk!''

''Nggak ah. Gue trauma!''

''Ayolah, gue nggak macem-macem kayak Jihoon, kok!'' rayu Jeongwoo.

Jennie menatap Jeongwoo. Laki-laki itu terlihat antusias. Wajahnya sudah lebih ceria daripada saat di rumah tadi.

''Ayo, dong!'' rayu Jeongwoo.

Jennie berhenti lari. Otomatis Jeongwoo juga berhenti.

''Ya udah, apa?''

''Nah, gitu dong!'' Jeongwoo tersenyum lebar. ''Gampang aja. Kita lari kayak tadi, yang berhenti duluan dia kalah!''

''Terus?''

''Yang kalah mijitin yang menang. Gimana?''

''Misal lu yang kalah berarti lu mijitin gue?'' tanya Jennie.

Jeongwoo mengangguk dengan polosnya.

''Ogah! Enak aja lu mau grepe-grepe gue!'' ketus Jennie.

''Ya ampun, Jennie, otak lu tuh kotor banget, sih!'' ucap Jeongwoo sembari memukul kecil kepala Jennie. ''Ya udah deh kita lari dulu, kalo ternyata lu menang, lu boleh minta sesuatu ke gue!''

''Ok. Deal!'' putus Jennie. Hitung-hitung menghibur teman.

Setelah kesepakatan itu, keduanya kembali lari berdampingan.

Menit-menit berlalu keduanya masih tampak santai. Tentu saja tidak ada yang mau kalah.

''Belum capek, Jen?''

''Belum.''

Beberapa kali Jeongwoo mencuri pandang ke arah Jennie. Gadis itu tampak menyeka keringat. Cantik.

''Kalo capek, istirahat!'' kata Jeongwoo.

''Nggak. Gue nggak mau kalah!'' tegas Jennie.

Samar-samar Jeongwoo tersenyum. Dia tahu kalo Jennie mulai lelah, tapi masih saja pantang menyerah. Ah, Jeongwoo suka. Eh?

''Jen-''

''Lu sengaja ganggu konsentrasi gue ya, Woo?''

''Enggak. Itu tali sepatu lu lepas. Benerin dulu!''

Jennie memastikan ucapan Jeongwoo barusan. Laki-laki itu tidak bohong.

''Benerin dulu, bahaya itu!'' kata Jeongwoo.

''Nggak mau, tar lu menang!''

''Ya udah kita berhenti bareng-bareng. Ini nggak masuk hitungan!''

Akhirnya, Jennie mau berhenti. Dia mengatur nafas lebih dulu.

''Eh, lu ngapain, Woo?''

''Diem!''

Jeongwoo berjongkok untuk mengikat tali sepatu Jennie. Ah, so sweet! Hyunsuk mana pernah begini.

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang