Pukul enam pagi di ruang tengah rumah Hyunsuk:
Televisi masih menyala dengan volume kecil, kulit kacang menggunung di atas meja, beberapa kaleng kosong bekas minuman bersoda tergeletak begitu saja, dan pelakunya masih tertidur pulas di atas sofa.
Jeongwoo. Laki-laki itu menggeliat ketika mendengar alarmnya kembali berbunyi setelah sebelumnya ditunda sebanyak empat kali. Dia terpaksa bangun meski sebenarnya masih sangat mengantuk. Ini semua gara-gara Jaehyuk yang memaksa minta ditemani begadang sampai jam tiga pagi.
Jeongwoo menguap panjang. Dia melakukan sedikit peregangan sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi dengan langkah gontai.
Singkat cerita, (tidak perlu dijelaskan bagaimana Jeongwoo mandi, kan?), Jeongwoo sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Dia juga sudah membersihkan meja dan menata bantal sofa yang berantakan. Semua beres. Tiba-tiba dia teringat Hyunsuk.
Jeongwoo menghampiri kamar sahabatnya itu. Dia membuka pintu tanpa permisi. Gelap. Tangannya meraba tembok mencari saklar lampu. Setelah ruangan itu terang, barulah Jeongwoo bisa melihat dengan jelas.
Hyunsuk duduk di kursi gaming, menelungkupkan wajah di atas meja dengan tangan terlipat sebagai tumpuan. Hyunsuk tidur.
''Suk, bangun!''
Perlahan Hyunsuk mengangkat kepala. Dia juga melepas headphone yang melingkar di lehernya.
''Jam berapa sekarang?'' tanya Hyunsuk dengan suara serak.
''Setengah tujuh. Buruan mandi, lu berangkat sekolah, kan?''
''Nggak ah, males.''
''Kemarin lu udah absen loh, masa hari ini mau absen lagi?''
Hyunsuk diam.
''Apa perlu gue buatin surat ijin?''
''Nggak usah.''
''Kalo orang tua lu ditelfon pihak sekolah gimana?''
''Biarin lah.''
Jeongwoo menghela napas. ''Sekolah nggak mau, makan nggak mau, mandi nggak mau. Ngurung diri terus di kamar. Mau sampe kapan lu begini?''
''Sampe Jennie balik lagi ke gue.''
''Kalo mau Jennie balik lagi ya lu usaha, dong!''
''Lu pikir selama ini gue nggak usaha? Udah tiga kali gue bolak-balik ke rumah Jennie, tapi nggak pernah ketemu.''
''Telfon?''
''Nggak bisa. Nomor gue diblokir.''
''Sampe segitunya?'' heran Jeongwoo.
Hyunsuk mengusap wajah frustrasi. ''Akh, pusing gue. Udah, lu berangkat sono tar telat!''
Oh iya. Akhirnya, Jeongwoo pun pergi dari kamar Hyunsuk dan langsung tancap gas menuju sekolah.
-
Jennie duduk manis di salah satu kursi di teras rumahnya. Dia fokus menatap salah satu bunga kesayangan ibunya yang bergerak karena tertiup angin.
Hyunsuk. Nama laki-laki itu kembali terlintas di pikirannya. Kalau boleh jujur, Jennie rindu. Dia tidak sabar untuk kembali memeluk Hyunsuk begitu urusannya dengan Jihoon berakhir. Namun, sepertinya tidak akan semudah itu. Bayang-bayang kejadian di restoran malam itu kembali menghantui. Jennie benci.
Tin-tin!
Bunyi klakson membuyarkan lamunannya. Cepat-cepat Jennie memasuki mobil jemputannya.
''Ck, lama banget, sih, lu!'' protes Jennie.
''Sorry, agak macet tadi. Eh, lu nggak lupa bawa baju ganti, kan?'' tanya Jihoon.
![](https://img.wattpad.com/cover/327882229-288-k597623.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...