Seperti biasanya, suasana malam di rumah Wendy selalu sepi. Semenjak kedua orang tuanya meninggal, bangunan sederhana ini terasa suram. Tentu saja hanya Wendy yang merasa demikian karena sang adik masih terlalu kecil untuk memahami.
''Jangan ngelamun, Kak, nanti mie-nya keburu dingin,'' tegur sang adik.
Sontak lamunan Wendy buyar. Tatapan kosongnya berubah menjadi sendu. Rasa bersalah hinggap di hatinya ketika melihat sang adik dengan lahap menyantap mie instan buatannya. Ya, hanya mie instan. Uang Wendy sudah semakin menipis. Dia harus pintar berhemat sampai mendapatkan pekerjaan baru.
''Belajar yang rajin ya. Kalau nilai ulanganmu bagus, Kakak bakal bawa kamu jalan-jalan dan jajan ayam goreng.''
''Janji, Kak?''
''Janji,'' kata Wendy.
''Yeay, aku bakal lebih semangat lagi belajarnya.''
Wendy tersenyum. Sebut saja dia gegabah. Janjinya itu terlalu muluk-muluk.
Tok!
Tok!
Tok!
''Kakak ke depan dulu ya. Habisin mie kamu, kalau kurang boleh makan punya Kakak,'' kata Wendy sebelum berlalu.
Ketika membuka pintu, Wendy dikejutkan dengan kehadiran Jeongwoo dan Jennie serta dua laki-laki asing di belakang mereka.
''Hai, Wen, sorry kalo kedatangan kita ganggu waktu istirahat kamu,'' kata Jeongwoo.
Wendy tersenyum kaku. Dia agak kikuk melihat ekspresi Jennie yang kurang ramah, ditambah lagi tatapan dari dua laki-laki asing itu.
''Nggak ganggu, kok. Silahkan masuk,'' kata Wendy.
Keempat tamu itu, Jeongwoo, Jennie, Jaehyuk, dan Hyunsuk duduk di kursi tamu bersama dengan sang tuan rumah, Wendy.
''Ada perlu apa, Woo, kok, rame-rame gini?'' tanya Wendy, hati-hati.
''Jadi gini, Wen, kita dateng ke sini buat nganter Jennie karena ada sesuatu yang mau dia jelasin ke kamu,'' kata Jeongwoo.
''Jelasin apa?'' heran Wendy.
Jennie masih diam.
''Buruan bilang yang sejujurnya,'' bisik Jeongwoo pada Jennie, penuh penekanan.
Jennie menghela napas kasar dan Wendy semakin dibuat bingung oleh gerak-gerik mereka.
''Sorry, Wen, gue udah bohongin lu,'' kata Jennie.
Wendy mengernyit.
Jeongwoo kembali berbisik, ''Ngomong yang jelas, anjing, jangan setengah-setengah.''
''Iya, bawel,'' kesal Jennie. Dia melanjutkan kalimatnya. ''Sebenernya, gue sama Jeongwoo bukan pasangan suami-istri. Kita cuma temen.''
''Maksud kalian gimana, sih, aku masih nggak ngerti deh?''
Jeongwoo mengambil alih. ''Gini, gini, sebelumnya Jennie pernah bilang ke kamu kalau aku itu suaminya, kan?''
''Iya, terus?''
''Nah, itu tuh bohong. Aku bukan suami Jennie dan Jennie bukan istri aku. Kita bukan pasangan suami-istri. Kita berdua cuma sahabatan. Sampai sini kamu paham?''
Pelan-pelan Wendy mengangguk. ''Jadi, aku kena prank?''
''Sorry, Wen, waktu itu gue iseng doang,'' kata Jennie.
''Nggak ada otak emang,'' desis Jeongwoo.
''Iya, Jen, nggak apa-apa. Waktu itu aku gampang percaya karena kamu sama Jeongwoo emang kelihatan serasi banget. Apalagi pas di cafe, kalian sampe suap-suapan gitu.''

KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...