Kantin adalah tempat terbaik untuk melepas penat setelah beberapa jam dicekoki materi pelajaran. Tidak sampai lima menit setelah bel istirahat berbunyi, bangku-bangku dan meja-meja panjang di sana terisi penuh oleh manusia-manusia kelaparan, salah satunya Jisoo. Gadis itu terlihat asyik mengobrol dengan seorang teman perempuan sambil sesekali menyeruput kuah mie yang masih panas.
Ketenangan Jisoo mulai terusik ketika matanya menangkap keberadaan geng bully yang berjalan kian mendekat. Firasatnya berkata, sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
Dan benar saja, Jihoon langsung menggebrak meja sebagai salam pembuka.
''Minggir, gue mau duduk di sini,'' seru Jihoon.
Jisoo sadar, mengubah penampilan saja tidak cukup untuk melawan aksi bully yang selama ini dilakukan Jihoon dan kawan-kawan bila tidak diimbangi dengan perlawanan.
''Nggak bisa. Aku lebih dulu duduk di sini. Silahkan kamu cari tempat lain yang masih kosong!'' balas Jisoo.
''Uhh, sekarang berani ngelawan,'' celetuk Haruto.
''Enaknya diapain nih, guys?''
''Hajar aja, Hoon!'' kata Junghwan, bersemangat.
Tangan Jihoon bergerak meraih mangkuk sambal yang ada di tengah meja, kebetulan isinya masih penuh.
''Yakin nggak mau pindah?'' tanya Jihoon sambil menuang satu sendok sambal ke dalam mangkuk Jisoo.
Gadis itu diam. Tidak ada sedikit pun niat untuk bergeser dari tempat duduknya sekarang, padahal teman di sebelahnya sudah mengkode untuk pindah saja demi keselamatan jiwa dan raga.
''Gue hitung sampe tiga, kalo lu nggak pindah berarti lu siap berurusan sama gue,'' ancam Jihoon.
Laki-laki itu mulai menghitung dari satu, dua, kemudian tiga. Disetiap hitungannya ada satu sendok sambal yang ditambahkan ke dalam mangkuk Jisoo. Hingga hitungan terakhir diucapkan, total sudah empat sendok makan sambal masuk ke dalam mangkuk milik Jisoo.
''Lu beneran nggak mau pindah?''
''Nggak.''
Jihoon merasa tertantang. Dia memberi kode pada Haruto dan Junghwan agar memegang kedua tangan Jisoo.
''Lepasin!'' geram Jisoo.
Jihoon menuang seluruh sisa sambal yang ada di mangkuk ke dalam mangkuk Jisoo lalu diaduk. Selanjutnya, laki-laki itu mencengkram dagu Jisoo kuat-kuat.
''Buka mulut lu!''
Jisoo menggeleng dan berusaha menghindari suapan tersebut. Jisoo tidak akan bisa memakan mie sambal itu. Baru menempel di permukaan bibir saja rasanya sudah panas dan pedas. Dia tidak bisa membayangkan jika makanan itu masuk ke dalam perutnya.
Jihoon kehilangan kesabaran. Dia langsung mengangkat mangkuk tersebut dan menumpahkannya tepat di atas kepala Jisoo.
''Makanya jangan macem-macem sama gue!'' kata Jihoon, angkuh.
Setelah puas, dia pun pergi bersama Haruto dan Junghwan. Niatnya ke kantin memang murni untuk mengerjai Jisoo, bukan mengisi perut.
Selepas kepergian geng bully, teman Jisoo segera membantu mengelap wajah Jisoo dengan tisu. Dia juga menyingkirkan mie yang masih tersangkut di rambut gadis malang itu.
''Kita ke toilet ya, gue bantuin lu bersih-bersih!'' kata teman Jisoo.
Seluruh penghuni kantin sangat menyayangkan mengapa Jisoo bersikap keras di hadapan Jihoon, toh pada akhirnya dia kalah juga.
-
Ketika siswa-siswi lain berbondong-bondong pergi ke kantin, Hyunsuk dan kawan-kawan memilih untuk menetap di kelas. Tidak peduli jika jam istirahat habis dan mereka belum sempat mengisi perut, toh mereka bisa pergi ke kantin kapan pun mereka mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...