Setelah jam sekolah berakhir, Jennie kembali pada Jihoon.
Sekarang gadis itu sedang dibuat bingung.
''Sebenernya, kita mau ke mana, sih?''
''Nih, udah sampe,'' kata Jihoon sembari membelokkan mobilnya pada sebuah rumah mewah. ''Tapi bukan ini tujuan utamanya. Di sini cuma singgah.''
Jennie mengernyit. Dia masih tidak paham dan hanya mengikuti langkah kaki Jihoon. Jihoon turun dari mobil, Jennie ikut turun. Jihoon masuk ke rumah, Jennie ikut masuk.
''Ini rumah lu?'' bisik Jennie.
''Iya ... dulu.''
''Hah, dulu?''
''Iya, dulu ini rumah. Sekarang udah jadi neraka.''
Sembari berjalan Jennie mengedarkan pandangan. Beberapa lukisan berukuran besar menghiasi dinding. Indah sekali.
''Ini siapa, Hoon?''
Jennie cukup terkejut melihat sosok wanita yang menyapanya. Dan dia dibuat lebih terkejut lagi dengan cara Jihoon menanggapi.
''Bukan urusan lu!'' kata Jihoon, dingin.
Jihoon menarik tangan Jennie, membawa gadis itu pergi menuju kamarnya.
''Harus banget ya dikunci?''
''Biar nggak ada yang ganggu.''
Jihoon melempar tasnya ke sembarang arah kemudian merebahkan diri di atas tempat tidur.
''Ngapain bengong di situ? Sini rebahan deket gue!''
''Ogah. Lu, kan, mesum.''
''Ya udah kalo nggak mau.''
Hening. Jihoon sengaja memejamkan matanya.
''Kita ngapain, sih, di sini?''
Tidak ada respon. Jennie mulai gelisah. Terpaksa dia duduk di dekat Jihoon.
''Hoon, lu nggak usah pura-pura tuli deh!''
Masih tidak ada respon.
''Ih, Jihoon, bangun!''
Jennie menggoyangkan tubuh Jihoon.
''AWW!'' jerit Jennie. Dengan sekali tarik menggunakan satu tangan saja Jihoon berhasil membaringkan tubuh Jennie.
Jihoon mengubah posisi badan menjadi miring menghadap Jennie dengan satu lengan tertekuk sebagi tumpuan. Mata mereka saling terkunci. ''Lu pengen cepet-cepet menjauh dari gue, kan? Gimana kalo gue kasih kenang-kenangan yang indah?'' goda Jihoon.
Di saat seperti ini seharusnya Jennie melakukan perlawanan, tapi entah mengapa tubuhnya malah membeku.
Detak jantung Jennie mulai tak beraturan ketika jari-jari Jihoon membelai wajahnya dengan lembut.
''Lu tambah cantik kalo dilihat dari atas.''
Batin Jennie berteriak. Astaga, cobaan macam apa lagi ini.
Pelan-pelan Jihoon mengikis jarak sampai wajahnya dan wajah Jennie benar-benar dekat.
Kalau sudah begini tinggal tunggu hitungan detik saja dan bibir mereka akan menyatu. Namun, yang terjadi di luar dugaan. Jihoon tiba-tiba menjauh dan tertawa.
''Anjing, muka lu lucu banget kalo lagi tegang!'' kata Jihoon disela tawa.
Jennie bangun. ''Puas-puasin deh ketawa!''
''Aduh, perut gue sampe sakit ... asli, lu lucu banget, Jen!'' kata Jihoon. Jennie membuang wajah. ''Eh, kenapa muka lu bete gitu, sih? Lu beneran berharap dicium?''
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...