Jeongwoo berdiri tegak sembari menyembunyikan kedua tangan di dalam saku celana. Rahangnya terkatup rapat. Sorot matanya tajam mengarah pada Rose yang sedang harap-harap cemas menunggu responnya. Gadis itu baru saja mengutarakan permintaan maaf pada Jeongwoo atas kejadian semalam.
Tak jauh dari posisi mereka berdiri ada Jaehyuk, Hyunsuk, dan Lisa yang menyimak dengan seksama.
''Gue maafin lu ... asalkan lu jelasin ke orang tua lu kalo cowok yang sering bawa lu keluyuran itu bukan gue!'' kata Jeongwoo.
Senyum Rose yang semula mengembang kini pudar.
''Gue nggak bisa, Woo. Lu udah lihat sendiri, kan, gimana murkanya Papi gue pas tau anaknya dianter pulang sama cowok asing? Terus apa kata mereka nanti kalo tau anaknya ini keluar bukan cuma sama satu cowok? Bakal lebih panjang lagi urusannya. Please, lu ngertiin posisi gue!''
Jeongwoo melongo. Dia rasa permintaannya sudah cukup adil. Meski kata-kata tajam dari mulut ayah Rose tidak bisa ditarik kembali, setidaknya salah paham ini terselesaikan, syukur-syukur kalau beliau mau meminta maaf. Tapi respon Rose? Serius sahabat baiknya seegois ini?
''Terus gue gimana? Gue yang nggak tau apa-apa, baru pertama kali anter-jemput lu langsung kena amuk, dimaki-maki, bahkan diusir. Dan lu masih minta gue buat ngertiin lu? Nggak kebalik? Yang bener aja, Rose?''
Gadis itu tertunduk. Sepanjang pertemanan mereka, baru kali ini Rose melihat Jeongwoo marah seserius ini.
''Seandainya emang gue yang bawa lu keluyuran, gue terima semua makian itu. Tapi ini, kan, enggak. Jadi, kenapa harus gue yang kena getahnya?''
Hening.
Rose benar-benar tidak punya nyali untuk memenuhi permintaan Jeongwoo. Dia tidak sanggup membayangkan seperti apa reaksi orang tuanya nanti.
''Jeongwoo, please!'' mohon Rose.
Jeongwoo menghela napas. Rasanya tidak ada yang bisa diharapkan. Dia memilih pergi dari hadapan Rose, pergi meninggalkan rooftop.
''Guys, bantuin gue buat ngomong ke Jeongwoo, dong!'' rengek Rose.
''Sulit, Rose. Kita sama-sama tau Jeongwoo itu orang yang santai banget, kalo dia udah marah berarti masalah itu udah bener-bener ganggu dia. Ego-nya pasti kena. Satu-satunya cara buat baikan ya lu penuhi permintaan dia!'' kata Jaehyuk.
''Gue nggak bisa, Jae. Udah cukup semalem aja, gue nggak mau kena amuk lagi!''
''Itu berarti lu egois. Lu nggak peduli sama perasaan Jeongwoo!'' sambung Jaehyuk.
-
Jeongwoo kembali mengantongi handphone-nya setelah menemukan sosok yang beberapa menit lalu mengirim boom chat padanya.
''Ada apa, Jen?'' tanyanya setelah duduk tepat di samping Jennie.
''Woo, ini bener-bener gawat, lu harus tolongin gue!''
''Lu tau, kan, gue juga lagi ada masalah? Jadi, lu curhat ke Jaehyuk aja ya?!'' respon Jeongwoo, datar.
Jeongwoo kembali mengangkat pantat berniat pergi dari sana. Namun, dengan cepat Jennie menarik lengannya sehingga laki-laki itu kembali duduk.
''Nggak. Cuma lu yang bisa bantu gue!'' keukeuh Jennie.
Jeongwoo menghela napas. ''Jen, gue tau lu emang ngrepotin banget anaknya, tapi kali ini aja, please, jangan paksa gue. Gue juga punya masalah!''
''Masalah lu itu nggak ada apa-apanya dibanding masalah gue, Woo!'' kata Jennie.
''Enteng banget mulut lu ngomong begitu. Ternyata semua cewek sama aja. Egois. Maunya dimengerti terus!'' kesal Jeongwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...