Di pagi yang cerah ini kepala Jennie seperti diselimuti awan gelap. Wajahnya juga agak muram, berbanding terbalik dengan laki-laki yang kini duduk di sampingnya.
''Cepetan tar telat, ngiket tali sepatu doang lama amat dari tadi nggak kelar-kelar!''
Memang itu tujuannya. Biar telat, biar nanti tidak ada satu pun siswa-siswi yang melihatnya berangkat sekolah dengan Jihoon, lalu menggosip semaunya.
Ngomong-ngomong, ini adalah hari pertamanya mengabdi pada Jihoon. Argghh, rasanya Jennie ingin teriak sekeras-kerasnya karena menyesali keputusannya sendiri.
''Sini gue bantu,'' kata Jihoon mulai tidak sabar.
''Gue bisa sendiri,'' tolak Jennie.
Setelah urusan tali sepatu beres, Jennie dan Jihoon pun berangkat bersama menggunakan mobil Jihoon. Sebenarnya Jennie bisa berangkat sendiri, tetapi Jihoon menelfonnya di pagi buta dan memaksa untuk menjemput. Karena terikat perjanjian konyol itu maka Jennie tidak bisa menolak dan jadilah seperti ini.
''Peraturan pertama, lu nggak boleh nyuekin gue. Lu nggak boleh galak, ketus, atau sejenisnya!'' kata Jihoon. ''Coba lihat mana senyumnya?''
Jennie tersenyum paksa.
Jihoon meliriknya. ''Masih kelihatan tertekan, sih, tapi nggak apa-apa nanti juga terbiasa.''
Sungguh, Jennie sangat kesal. Sayang, dia tidak bisa melawan. Semoga dia dapat bertahan sampai dua hari ke depan demi musnahnya video sialan itu.
Mobil Jihoon berhasil memasuki sekolah tepat beberapa detik sebelum gerbang ditutup oleh satpam. Begitu keluar dari mobil, Jennie langsung lari menuju kelas. Sedangkan Jihoon berjalan santai sembari menatap punggung Jennie yang semakin menjauh. Jihoon tidak berniat mengejarnya. Biarkan saja, toh Jennie tidak akan bisa lari ke mana-mana.
Sesampainya di kelas, Jennie meminta Jeongwoo untuk bertukar tempat duduk yang berarti Jennie duduk sebangku dengan Jaehyuk dan Jeongwoo sebangku dengan Hyunsuk.
''Apa-apaan, sih, Jen!'' protes Hyunsuk.
Jennie acuh. Dengan santai dia mendaratkan pantatnya di kursi Jeongwoo.
''Balik sekarang!'' paksa Hyunsuk sembari menarik lengan Jennie.
Gadis itu meringis karena sikunya terbentur sudut daun meja. Bahkan suara benturannya sampai menyita perhatian Jaehyuk yang sedang fokus membaca komik disalah satu situs online.
''Lu nggak apa-apa, kan, coba lihat ada yang luka atau nggak?'' lirih Jaehyuk, khawatir. Dia memeriksa siku Jennie. Tampak kulit putih gadis itu sedikit terkelupas dan memerah karena benturan dan gesekan yang cukup keras. ''Perih ya? Mau ke UKS biar gue obatin?''
Jennie menggeleng menyatakan bahwa dia tidak apa-apa.
''Bisa nggak, sih, lu buang sifat kasar lu itu? Dia cewek, Suk, mau lu hajar juga?'' tegur Jeongwoo.
''Gue nggak sengaja, Woo. Lagian salah dia kenapa nggak ngerespon ucapan gue!''
Sekilas Jeongwoo tersenyum miring. ''Kalo gue jadi Jennie juga ogah ngerespon lu. Bukannya minta maaf malah begitu. Nggak punya rasa bersalah sama sekali, mati hati lu?!''
Hyunsuk paling malas kalau terjebak dalam drama seperti ini. Menurutnya, reaksi Jeongwoo dan Jaehyuk terlalu berlebihan. Buktinya Jennie tidak apa-apa, tangannya masih utuh dan menyatu dengan badan. Lagi pula, setahunya Jennie bukan tipe cewek yang menye-menye, luka seperti itu bukan masalah besar.
Jennie sendiri tidak ingin menuntut apa-apa meski sekedar kata maaf dari mulut Hyunsuk. Dia paham betul seberapa besar ego laki-laki itu.
''Selamat pagi semuanya, mari kita awali pelajaran hari ini!'' seru seorang guru cantik yang baru saja memasuki kelas 12A.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNGBLOOD
FanfictionIni adalah cerita remaja tentang bagaimana mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang tak lepas dari cinta, persahabatan, pertarungan, dan kenakalan. Treasure x Blackpink ⚠️ Murni imajinasi ⚠️ Tidak bermaksud merendahkan pihak mana pun Luv, matcha_...