Chapter 27: Enak

233 21 5
                                    

Perkenalkan, Wendy.

Gadis cantik dan pekerja keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis cantik dan pekerja keras. Pagi sampai siang menjadi pelajar (kelas 12), sore sampai malam menjadi pekerja part time di salah satu cafe. 11-12 dengan Hyunsuk. Bedanya, Hyunsuk bekerja karena gabut, kalau Wendy bekerja karena memang butuh.

-

Suasana hening menyelimuti seisi mobil. Di kursi depan ada Jeongwoo yang fokus mengemudi dan Jennie yang sibuk main handphone, sementara di kursi belakang ada Wendy dan adiknya.

Sebenarnya, Jeongwoo ingin sekali mengajak ngobrol Wendy. Namun, dia tidak tahu harus memulai dari mana. Mengkode Jennie untuk memulai obrolan juga percuma, tidak bisa diandalkan.

''Anak-anak gimana, Jen?'' celetuk Jeongwoo.

Gadis yang duduk di sebelahnya itu menyahut singkat, ''Aman.''

''Tumben. Biasanya pada rewel kalo ditinggal,'' timpal Jeongwoo.

''Lama-lama juga mereka terbiasa,'' jawab Jennie, sekenanya.

Kalau boleh jujur, ada setitik rasa cemburu di hati Wendy saat mendengar obrolan singkat itu. Sial. Sudah sulit jatuh cinta, sekalinya jatuh cinta ternyata pada laki-laki yang sudah memiliki anak dan istri. Huh, berat, berat!

Padahal anak-anak yang dimaksud Jeongwoo adalah Lisa, Rose, dan Jaehyuk :D

''Rumah kamu yang mana, Wen?'' tanya Jeongwoo setelah membelokkan mobilnya memasuki sebuah gang kecil.

''Berhenti di toko depan aja, Woo!''

Jennie menyimpan handphone-nya dan mengamati sekeliling. Rupanya ini bukan kawasan perumahan elit.

Setelah mobil berhenti, Jeongwoo lekas turun dan membukakan pintu untuk Wendy. Jennie juga ikut turun.

''Sini biar aku bantu gendong!'' kata Jeongwoo.

''Nggak usah, aku udah biasa, kok!'' tolak Wendy sambil menggendong adik kecilnya yang tertidur pulas.

''Rumah kamu yang mana, Wen?'' tanya Jennie.

''Rumahku ada di delem, masuk lewat gang itu.''

Jennie dan Jeongwoo kompak menengok ke arah yang di tunjuk Wendy.

Pantas saja gadis itu minta berhenti di sini. Ternyata gang masuk ke rumahnya sangatlah sempit. Hanya bisa dilewati satu motor saja atau jalan kaki.

''Masuknya masih jauh?'' lanjut Jennie.

''Deket, kok.''

''Mau kita temenin sekalian?'' tanya Jeongwoo.

''Nggak usah, sampai sini aja udah cukup.''

''Ya udah, buruan masuk. Kasihan adek kamu pasti nggak nyaman tidurnya!'' kata Jennie.

''Iya, aku pamit ya. Makasih udah repot-repot nganterin!''

YOUNGBLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang