Biu menatap pada bingkai besar diruang tamu rumahnya,pada potret dua orang yang terlihat sangat bahagia.
Tujuh tahun sudah dari waktu pertama kali foto itu diambil,waktu yang cukup lama memang sehingga bisa membuat suaminya berubah.
Tidak ada lagi senyum yang sama seperti dulu.
Biu merasa hidup dengan orang asing beberapa bulan terakhir.
Kerinduan disorot mata Biu tidak bisa disembunyikan. Ia rindu Biblenya yang lama.
Suara pintu yang terbuka membuat Biu segera menoleh. Menghela nafas kemudian Biu melangkah mendekat pada pria yang baru saja pulang.
Bau khas dari orang mabuk tercium pekat membuat Biu harus menahan nafasnya.
"Mas kamu mabuk lagi?" Biu meraih tangan suaminya namun dihempas begitu saja.
"Minggir!"
Lagi-lagi Biu hanya bisa menghela nafas. Membiarkan suaminya berjalan sempoyongan sendiri.
Ini bukan pertama kalinya,Biu sudah terbiasa sebab akhir-akhir ini hampir setiap malam suaminya pulang dalam kondisi dibawah pengaruh alkohol.
Bible berhasil mencapai sofa lalu merebahkan dirinya begitu saja disana. Tanpa melepas sepatu terlebih dahulu.
Setelah memastikan Bible benar-benar terlelap,Biu perlahan mendekat.Pria itu kini duduk dilantai tepat disamping sofa.Dibukanya sepatu sang suami dengan perlahan karena tidak ingin membangunkan Bible.Setelah selesai Biu kemudian segera pergi kebelakang untuk membawa air hangat,ia harus menyeka badan suaminya agar bisa tidur lebih lelap.
***
Sinar matahari masuk melalui sela-sela goreng yang menutupi jendela kaca besar di belakang sofa. Bible yang merasa terganggu mulai menggeliat,kepalanya terasa tidak nyaman sekarang.
Perlahan ia bangun,menatap sekeliling rumah. Bau masakan tercium dari arah dapur membuat moodnya bertambah buruk pagi ini.
Bible segera saja meninggalkan ruang tamu untuk menuju kamarnya. Ia harus membersihkan diri dan segera pergi dari rumah,entah memakai alasan apalagi yang jelas ia ingin segera pergi dari sini. Berlama-lama didekat Biu hanya menambah sesak didadanya.
***
"Udah rapi mas?"Biu yang duduk disofa sambil menonton tv berkomentar,ini bahkan belum jam tujuh tapi suaminya sudah siap dengan tas kerja ditangannya.
"Aku lagi banyak kerjaan."Bible hanya menjawab seperlunya.
Biu berdiri mendekat kearah sang suami, memeluk Bible tanpa ragu.
"Aku ada salah?"Biu berucap pelan,nafasnya berembus di sekitar leher Bible membuat pria itu merasa merinding."Kalau aku bukan pasangan yang baik aku minta maaf ya.Aku akan selalu berusaha mas,aku harap kamu juga melakukan yang sama."
Ucapan Biu membuat Bible merasa dihakimi,ia tidak ingin mendengarnya.
"Ngomong apa sih kamu ini,masih pagi sudah ngajak ribut."Bible segera melepaskan Biu dari tubuhnya.
Mendengar bentakan itu membuat hati Biu tercubit,padahal ia hanya ingin memperbaiki hubungan keduanya dengan meminta maaf duluan. Respon Bible ini tidak pernah ada dalam bayangan Biu sebelumnya.
Mata Biu berkaca-kaca namun segera ia mengubah ekspresinya menjadi kembali ceria.
"Aku kayanya lagi banyak pikiran,maaf mas."Biu kembali memeluk lengan suaminya."Hari ini aku masakin makanan kesukaan kamu.Ayo kita sarapan."
Bible lagi-lagi melepaskan tangan Biu,menatap dengan datar pada pria dihadapannya."Aku udah janji mau sarapan dikantor sama ayah dan Bang Joan."
"Ah gitu ya,"Biu menunduk sesaat sebelum kembali tersenyum ceria."Masakanku buat makan siang aja gimana? Mas tunggu sebentar ya aku siapin dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...