34

3.7K 437 64
                                    

"Apa-apaan itu? Kenapa Biu bisa berhubungan dengan keluarga pemilik V company?" Ibunya menarik tangan yang ada digenggaman Bible, wanita itu memberontak menghentikan langkah keduanya yang akan menuju lobi hotel.

"Ma.."

"Bible beritahu mama, kenapa Biu bisa bersama mereka?" wanita itu mengguncang tangan sang anak. "Apa pria itu kekasih Biu?"

Bible mengangguk, ia sudah tidak punya energi untuk berbohong. "Ya, mereka berkencan."

"Tapi bagaimana bisa?! Dimana Biu bertemu dengan pria itu?" Ibunya sedikit histeris. Sangat kaget dengan informasi yang baru ia terima.

"Ma sudahlah. Nanti kita bisa berbicara dengan Biu setelah keadaan membaik dan amarahnya mereda."Bible kembali mengengam pergelangan tangan ibunya. "Sebaiknya kita pulang dulu sekarang."

***

"Apa sudah lebih baik?" Vegas duduk dihadapan Biu yang kini tengah bersandar ke kepala ranjang.

Vegas mengajak Biu untuk pulang lebih dulu karena apa yang dialami si manis bukan perkara mudah. Bertemu orang yang telah menyakitimu selalu menjadi trauma yang sulit dilupakan. Apalagi jika mereka tidak pernah merasa bersalah atas tindakannya.

"Vegas.." Air mata Biu jatuh.

"Hmm?" Vegas menangkup pipi Biu dan mengusapnya lembut. "Kamu butuh sesuatu?"

"Maaf.." Biu menunduk. "Maaf karena aku tidak cukup kuat. Hal seperti ini saja membuatku menangis."

"Tidak apa-apa Biu, aku sudah bilang kau boleh menangis dihadapanku." Vegas beranjak memeluk tubuh kecil itu. Ia mengusap punggung Biu lembut.

Keduanya larut dalam keheningan yang terasa nyaman. Biu mendongkak guna menatap garis tegas wajah pria yang memberinya pelukan menenangkan.

"Kenapa?" Vegas yang merasa diperhatikan akhirnya membuka mata.

"Tidak, hanya rasanya sangat menyenangkan memiliki seseorang yang bersedia memelukku setiap saat."

"Benarkah? Apa aku harus berhenti bekerja dan memelukmu selamanya?"

Biu menekuk wajahnya. "Terserah."

Vegas mengecup dahi Biu lama. "Aku berjanji akan menyingkirkan semua orang yang membuat senyummu hilang. Aku akan menghukum mereka yang berani membuatmu menangis."

Biu merasakannya. Dingin dari suara Vegas yang tak terbantahkan. Tatapan tajam pria itu menjadi saksi bahwa ucapannya bukan main-main.

Vegas kembali memeluk Biu erat-erat. Ia merasa bodoh dan tidak berguna karena dihadapannya Biu masih saja terluka.

***

"Selamat malam tuan Azlan," Vegas menyapa pemilik Walf crop dengan ramah. "Maaf menganggu malam-malam begini."

Setelah Biu tertidur Vegas memutuskan untuk pergi menelpon pria tua itu di balkon kamar.

"Ah tidak nak, aku hanya sedang minum bersama istriku. Ada apa anak muda?" Azlan menjawab tak kalah ramah, pria itu bahkan tertawa.

"Saya akan terdengar lancang tuan tapi bisakah kita bertemu sekarang? Ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

"Hal penting?" Suara berat Azlan terdengar sedikit penasaran. "Jika itu hal penting maka datanglah ke rumahku. Aku akan menunggumu Vegas."

***

Vegas diarahkan menuju bar dilantai dua yang ada dikediaman Azlan.

Pintu terbuka menampilkan sosok tuan rumah yang memegang gelas vodkanya. Azlan mengangguk memberi kode pada pelayan untuk menutup pintu.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang