17

7K 660 117
                                    

Vegas hampir saja tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya tatkala tangan Biu terulur. Membalas memeluk pinggang Vegas dan menyembunyikan wajahnya di bahu tegap pria itu.

Bible yang masih ada dihadapan keduanya membeku. Biunya membalas pelukan lelaki lain tepat didepan matanya.

"Biu apa yang kamu lakukan?!" Bible berteriak murka. Anak yang masih ada digendongannya ketakutan sebab ini pertama kali Bible menaikan suaranya didepan Bian.

Biu mengumpulkan keberaniannya sesaat. Melepaskan tubuhnya dari Vegas ia kemudian berbalik. Ekspresi wajahnya sudah berbeda dengan sebelumnya. Biu kini menatap Bible dengan datar. "Apa yang aku lakukan memangnya?"

"Apa hubunganmu dengan lelaki itu?" Mata Bible begitu tajam menusuk Biu.

"Bukan urusanmu sama sekali."

Bible tercekat. Tidak bisa membalas ucapan Arbiu sebab ia tidak memiliki hak apapun sekarang. Ia sudah bercerai dengan Biu bertahun lalu. Amarah didadanya hanya akan jadi omong kosong yang Biu tertawakan.

Merasa tidak sanggup lagi berada diruangan yang sama dengan mantan suaminya, pria itu kemudian melangkah pergi. Bible bahkan sempat menubruk pundak Vegas sebelum keluar dari pintu.

***

"Anaknya menjalani pengobatan dirumah sakit ini sejak lahir." Vegas telah mendapat informasi dari stafnya tentang Bible. Ia kini duduk di ruangannya bersama dengan Biu. "Kondisinya tidak memungkinkan untuk dipindahkan kerumah sakit lain kecuali keluarganya yang meminta hal itu. Aku tidak bisa berbuat banyak. Selama mantan suamimu masih ingin melanjutkan pengobatan Abian dirumah sakit ini maka kamu akan sering bertemu dengannya."

Biu mengangguk mengerti dengan penjelasan Vegas. Sebenarnya ia tidak ingin terlalu jauh dengan memindahkan Abian kerumah sakit lain. Anak itu bahkan tidak ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada Bible dan Biu.

Vegas menyimpan dokumen tentang Abian ke meja. "Apa kamu sangat kesakitan?"

Biu yang sejak tadi memainkan jari diatas pangkuannya terdiam sesaat. Cukup terkejut dengan ucapan Vegas.

"Aku melihatmu beberapa kali. Kau terlihat sangat bahagia saat bersama anak itu." Vegas menjelaskan membuat Biu mengerti arah pembicaraannya.

"Aku benar-benar menyukai Abian. Dia anak yang sangat manis." Biu menggigit bibir bawahnya. Menahan tangis yang siap keluar kapan saja. Bibirnya bergetar. " Tapi kenyataan bahwa anak itu adalah putra dari mantan suamiku dan selingkuhannya begitu melukai hatiku. Dulu aku dibuang karena Bible lebih memilih anaknya. Di kemudian hari dadaku terasa begitu sesak ketika membayangkan tidak bisa bertemu dengan Bian lagi. Kebetulan aneh macam apa ini?"

Vegas menahan nafasnya. Tidak perlu melihat dua kali ia sudah tau jawabannya. Mantan suami Biu ternyata melukainya sedalam ini.

"Apa kau ingin membalasnya?" Vegas menggeser tubuhnya lebih dekat pada Biu. "Sakit dibayar maaf itu licik."

"Bukankah balas dendam tidak akan bisa mengobati luka?"

"Iya. Lukamu akan tetap ada ditempatinya."

"Lalu apa untungnya?" Biu tidak pernah mengerti dengan jalan pikiran orang-orang seperti Vegas.

Vegas tersenyum. "Dari awal aku tau bahwa kau adalah orang baik. Entah kau mengerti ini atau tidak tapi aku akan memberitahumu sekali." Pria itu merubah wajahnya menjadi lebih serius. Ini pertama kali Biu melihatnya. " Membiarkan orang yang menyakitimu tetap hidup dengan baik adalah keputusan konyol. Manusia tidak akan berubah jika tidak ada yang memberi mereka pelajaran."

Vegas menarik pundak Biu agar keduanya berhadapan lebih dekat. "Aku bukan orang baik sepertimu, Arbiu. Jadi biarkan saja aku yang menghukumnya. Kau hanya tinggal mengatakan iya dan aku akan membuatnya sengsara."

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang