41

3.4K 349 32
                                    

Vegas mundur sepenuhnya dari future city. Ia menyerahkan proyek itu sepenuhnya ketangan Bible.

Posisi investor telah Vegas pindah tangankan pada sang kakak, tentu Victoria memakinya karena menambah pekerjaan wanita itu. Tapi kakaknya yang mencintai Vegas sepenuh hati tidak bisa menolak, ia membiarkan adiknya mengambil keputusan yang Vegas mau.

Operasi Abian telah dijadwalkan. Anak manis itu akan segera mendapatkan donor jantungnya.

Semua terasa lebih baik, Biu melihatnya ketika Bible membawa Abian pindah dari rumah sakit tempatnya bekerja.

Pada akhirnya meski memaafkan terlalu sulit tapi membalas Bible jauh lebih sulit.

"Vegas.." Biu menoleh pada Vegas yang berdiri di sampingnya. "Terimakasih ya."

"Terimakasih saja?" Vegas menaikan alisnya main-main. "Bagaimana dengan makan malam? Sudah lama kita tidak pergi keluar."

"Hmm bagaimana ya?" Biu berpura-pura berpikir. "Aku dokter yang sibuk."

"Benarkah? Tapi dokter sibuk ini harus tau bahwa pacarnya adalah pemilik rumah sakit."

"Huh sombong." Biu memukul pundak Vegas. Keduanya melangkah bersamaan di sepanjang lorong rumah sakit. "Tapi baiklah, makan malam untuk pacarku yang tampan."

"Aw Biu aku akan pingsan," Vegas memegang dadanya. "Apa aku tampan."

"Vegas ini di rumah sakit." Biu mengingatkan karena Vegas tidak seperti profesor berwibawa seperti biasanya.

"Hahaha baiklah, baiklah." Vegas mengacak rambut Biu. "Aku harus pergi bekerja sekarang, sampai bertemu nanti malam."

***

"Ayah kita mau kemana?" Abian duduk di pangkuan ayahnya, Bible harus memindahkan operasi Vegas kerumah sakit lain karena permintaan dari keluarga pendonor.

"Bian mau sembuh. Ayah mau antar Bian ketempat yang bakal membuat Bian sembuh."

"Kalau Bian gak sembuh?" Bocah polos itu memeluk tangan ayahnya. "Kalau Bian gak sembuh ayah jangan sedih ya?"

"Ayah akan lakuin apapun, segalanya. Bian harus lihat dunia, Bian mau berusaha, kan?"

"Iya, Bian mau lihat dunia. Bian mau ayah.."

"Iya sayang." Bible menciumi puncuk kepala putranya. "Setelah jantung Bian sehat ayah akan carikan mata yang indah buat Bian. Kita lihat dunia sama-sama ya."

"Ayah.."

"Hmm?"

"Makasih sudah jadi ayah Abian. Abian sayang ayah banyak sekali."

Bible memeluk tubuh gempal putranya semakin erat, ia merasa sangat terharu. "Sama-sama sayang. Ayah juga sayang Bian banyak sekali. Bian adalah berkat dari Tuhan, Terimakasih sudah lahir dan jadi anak ayah."

***

"Vegas kamu yakin kita makan disini?" Biu menatap hotel bintang 5 itu dengan wajah tidak yakin.

Biu sudah layu penuh keringat, ia telah bekerja seharian dan Vegas sama sekali tidak membiarkan Biu pulang lebih dulu.

Setelah jam kerjanya habis Vegas langsung mengajak Biu pergi makan malam. "Vegas lihat aku seperti ini."

"Hmm?" Vegas yang bersiap keluar dari mobil menatap Biu dari atas kebawah. "Kenapa?"

"Aku sudah kusam."

"Siapa bilang?" Vegas menggeleng ribut. "Biuku sangat cantik. Sangat, sangat, sangat cantik."

Biu memasang wajah datar meski pada kenyataannya kata-kata Vegas selalu berhasil membuat detak jantungnya menggila.

"Ayo, sudah hampir lewat jam makan malam."

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang