3

7.3K 722 184
                                    

"Aku masih ingin bertahan mas.Tolong biarkan aku berusaha sekali lagi."

Kata-kata Biu berputar berulang kali didalam kepala Bible.

Dadanya terasa sakit ketika mengingat bagaimana Biu menangis tadi pagi.

Bible mengambil bingkai foto yang ada di mejanya. Sebuah potret ketika ia dan Biu menikah tujuh tahun lalu.

"Baiklah. Aku juga akan berusaha sekali lagi."

Mengambil ponselnya Bible kemudian menelpon seseorang.

"Siapkan dua tiket untuk ke Jepang besok. Bukan,bukan untuk aku dan Biu. Satu tiket untuk Almira. Lakukan seperti terakhir kali, jangan sampai ayah dan kakakku tau."

***

Biu terbangun dengan perasaan hangat.

Kemarin Bible datang lagi setelah pulang kerja. Mengantikan sang ibu menemani Biu yang masih harus dirawat dirumah sakit.

Membawakan makanan kesukannya pria itu kemudian menyuapi Biu dengan telaten.

Mengobrol tentang banyak hal lalu memeluknya sepanjang malam.

Biu bahkan lupa kapan terakhir kali Bible ada disampingnya untuk mendengarkan keluh kesahnya.

Menggeliat, Bible semakin merapatkan tubuhnya pada Biu. Ranjang rumah sakit memang tidak terlalu besar sehingga tubuh keduanya begitu berdempetan.

Biu mendongkak,tangannya menelusuri wajah suaminya. Ia begitu merindukan sosok Bible.

"Selamat pagi."Bible mengecup tangan Biu. Membuka matanya dan yang pertama kali ia lihat adalah senyum cerah milik pria dalam pelukannya.

"Selamat pagi."Biu sedikit menaikan tubuhnya untuk memberikan kecupan kecil dibibir suaminya.

"Aku hari ini harus melakukan perjalanan dinas,"Bible merapihkan poni yang jatuh diwajah Biu.
"Ini akan jadi proyek besar. Aku sendiri yang harus menanganinya."

"Berapa lama?"

"Seminggu. Hanya seminggu dan semuanya semua akan kembali seperti semula."

Biu mengernyit heran."Maksudnya?"

"Tidak,jangan dipikirkan."Beranjak dari ranjang Bible melepaskan pelukannya pada tubuh Biu."Aku akan bersiap-siap lalu nanti kita sarapan bersama.

***

Bible memarkirkan mobilnya tepat dihalaman rumah bergaya modern yang ada di salah satu perumahan elit dipinggiran kota. Sejuk dari rindang pohon terasa begitu ia turun dari mobil.

Tok Tok Tok

Tak lama pintu berwarna coklat itu terbuka,menampilkan seorang wanita dengan koper ditangannya.

"Aku udah nunggu satu jam."Wanita itu merajuk. Bible segera membawanya kedalam pelukan,mengusap punggung siwanita hamil dengan lembut.

"Maaf ya.. Hari ini jalanan sangat macet."

"Hmm baiklah,karena kita akan pergi berlibur aku akan memaafkanmu."Wanita itu melepas pelukannya. Menunjukan perutnya pada Bible."Sapa anakmu dulu."

Mengusap perut buncit itu dengan perlahan,Bible merasakan beban berat dalam hatinya.

"Kok gak diajak ngomong? Anak kamu kangen ayahnya tau."

Bible berjongkok. Wajahnya kini berada tepat didepan perut wanita itu."Hai sayangnya ayah.  Kita pergi jalan-jalan ya."

"Iya ayah,ayo kita pergi. Aku tidak sabar."Wanita itu berbicara dengan nada yang dibuat seperti anak kecil,seolah-olah bayi dalam perutlah yang menjawab.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang