Biu berhenti didekat tangga darurat. Ia berbalik pada Vegas dengan wajah kesal. "Kenapa menemuiku? Kita akan jadi bahan pembicaraan semua orang."
Vegas dengan wajah tanpa dosanya melipat tangan didepan dada. "Baguslah. Agar tidak ada yang menganggu kamu."
Biu mendengus. Ia mulai kesal dengan sikap Vegas yang seenaknya ini. Mulut manusia ditempat kerja itu sangat kejam. Entah gosip apa yang akan beredar setelah ini. "Apa yang ingin kau bicarakan sampai datang ke UGD?"
"Kamu tidak lari pagi beberapa hari ini. Aku khawatir padamu." Vegas mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, menyerahkannya pada Biu. "Tulis nomormu disini."
Biu menatap Vegas dengan heran. "Nomorku ada dikontak darurat dokter rumah sakit ini."
"Tidak ingin. Aku mau kau yang memberikannya."Vegas menarik sebelah tangan Biu. Menyerahkan ponsel itu ketangan Biu dengan paksa. "Tulis saja dan aku akan pergi kembali keruanganku."
Biu menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mulai mengetikan nomor di ponsel hitam Vegas.
"Jangan telpon jika tidak penting." Biu menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya.
"Baiklah." Vegas memberi hormat sejenak. "Kalau begitu aku pergi dulu. Kamu jangan lupa makan malam."
Vegas menepuk kepala Biu beberapa kali, membuat Biu semakin cemberut. Menyebalkan.
***
"Aku akan membawa Bian pergi dari sini jika papa dan mama menemui Arbiu lagi." Bible begitu tenang ketika mengucapkan kata-kata itu dihadapan orang tuannya, pria itu memakan sarapannya seolah apa yang keluar dari mulutnya tidak berarti apa-apa.
Setelah sekian lama hidup dalam kedamaian ini pertama kalinya ayah Bible kembali marah pada putranya itu. "Apa maksud ucapanmu itu?"
"Hanya menyadarkan kalian agar tidak terlalu menyayanginya. Dia bukan keluarga kita lagi. Biu bahkan sudah memiliki kekasih baru, tidak akan lama sampai dia pergi kerumah orang lain untuk menjadi menantu disana."
Sendok ditangan wanita paruh baya yang ada duduk anggun dimakan jatuh begitu saja. "Apa Biu akan menikah?"
"Hmm.." Bible berguman, menghentikan makannya ia kini menatap ayah dan ibunya bergantian. "Aku tidak main-main. Aku tidak mau papa dan mama berhubungan lagi dengannya."
Bible kemudian mengusap mulutnya dan segera berdiri, meninggalkan orang tuanya yang masih duduk ditempat sebelumnya. Memikirkan ucapan Bible.
"Dia akan jadi milik orang lain jadi lepaskan khayalan kalian kalau Biu akan kembali kerumah ini."
Bible berbalik. Melangkah dengan pasti. Senyum miring tercetak dibibirnya.
***
"Dikembalikan?" Kening Biu mengernyit ketika mengangkat telpon dari kurir yang ia pesan untuk mengantar beberapa makanan kerumah keluarga Bible. Setiap minggu Biu memang rutin membelikan ayah dan ibu Bible beberapa hidangan untuk makan malam. "Apa pemilik rumah tidak ada ditempat?"
"Saya tidak tau. Tadi yang menerima asisten rumah tangganya."
"Kalau gitu makanannya buat bapak aja."
"Beneran mas? Tapi ini terlalu mahal, saya antar ketempat mas aja ya?" Suara kurir disebrang sana terdengar tidak enak.
"Gak papa pak, kalo dibawa kesaya malah gak ada yang makan."
"Terimakasih banyak ya mas."
"Iya sama-sama."
Biu menutup telpon dengan si kurir. Berganti melihat pesan, tadi pagi bahkan ia sempat bertukar kabar dengan mantan ibu mertuanya. Wanita itu bilang akan ada dirumah sepanjang hari. Tiba-tiba perasaan Biu menjadi tidak enak. Ini pertama kali kirimannya ditolak oleh keluarga Bible. Bahkan biasanya asisten rumah tangga tetap akan menerima meskipun tuan rumahnya sedang tidak ada jika itu adalah paket yang dikirim Biu.
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...