14

7.8K 809 93
                                    

"Biu..." Terdengar suara beberapa orang memanggil nama pria itu serentak. Biu yang telah selesai melakukan pekerjaannya di hari pertama menoleh.

"Apo,Bas,Us.."

Apo merentangkan tangan untuk memeluk Biu,begitu pula dengan dua orang yang lain.

"Beneran ternyata kamu kerja disini, aku kira Us ngibul." Bas menepuk kepala Biu. Baginya anak itu selalu seperti adik kecil.

"Enak aja. Aku beneran ketemu Biu minggu lalu. Kalian berdua sih gak percaya." Us tidak terima. Pria itu cemberut.

Apo mencubit pipi Us main-main. "Jangan ngambek." Apo kemudian mengalihkan perhatiannya pada Biu. "Biu kamu awet muda ya. Gak akan ada yang percaya kalo kamu udah tiga puluh lima."

Biu merasa malu dengan pujian Apo. "Enggak kok. Kamu bisa aja."

"Hih merendah." Bas merangkul pundak Biu. "Kita kan udah lama gak ketemu, gimana kalo kita makan bareng. Mumpung kita semua lagi satu shift."

"Sate ayam depan kampus yuk. Aku bm nih." Us memberi saran. Apo dan Bas segera mengangguk setuju.

"Gimana Biu? Kamu mau gak?"

"Boleh. Emang masih buka ya?" Biu lupa kapan terakhir kali dia makan sate disana. Mungkin hampir sepuluh tahun lalu.

"Masih dong, aku sering kesana." Bas menjawab. "Btw kamu izin dulu deh sama Kak Bible. Mana tau nanti dia salah paham lagi sama kita-kita."

Diseluruh angkatan Bible memang terkenal sebagai pacar yang posesif. Beberapa kali pria itu bahkan sempat ribut dengan ketiga teman Biu ini.

Us menyikut Bas. Memberi kode agar diam.

"Bener tuh. Aku dah lama gak ribut. Nanti gak bisa ngelawan kalo di gebukin kak Bible." Apo ikut menimpali. Tidak mengerti dengan kode dari Us.

"Sebenernya aku sama Bible udah pisah." Biu memberitahu kedua temannya yang langsung melotot tidak percaya.

"Hah kok bisa?" Bas sedikit berteriak. "Bukannya dia cinta mati sama kamu Bi? Gila. Gimana caranya bisa lepas?"

Us memukul kepala Bas. Sudah tidak tahan dengan temannya satu itu yang tidak tau situasi.

"Udah Biu gak usah di dengerin. Bas emang ngeselinnya gak pernah berubah." Us menarik tangan Biu. "Mending kita ganti baju terus langsung pergi ketempat sate ayam. Yuk."

Biu dan Us berjalan beriringan dengan Us yang sedikit menarik tangan Biu. Apo dan Bas saling bertatapan.

"Kamu percaya Biu cerai?" Apo bertanya pada Bas.

Bas menggeleng. "Keajaiban dunia. Kak Bible si paling Biu kok bisa lepasin itu anak."

***

Biu mengunyah sate ayam dengan perlahan. Menikmatinya sepenuh hati. Rasa gurih, manis dan pedas menari di lidahnya.

"Bang mau lontongnya satu lagi." Apo mendekati si abang penjual dengan membawa piringnya. Menambah porsi.

"Apo makannya kaya tukang gali kubur." Bas berkomentar sebab dari awal Apo sudah memesan porsi extra.

Apo kembali dengan piring yang kembali penuh. "Orang cungkring kaya kamu gak diajak."

Bas mendengus kesal mendengar jawaban temannya. Fisik Apo memang jauh lebih besar dari pada ketiga lainnya.

"Eh Bi, terus sekarang kamu tinggal dimana?" Apo kembali menyuap makanannya sembari bertanya kepada Biu.

"Deket rumah sakit. Diapartemen Liyden."

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang