Setelah sarapan, Biu kembali ke apartemennya untuk bersiap-siap. Vegas yang memang sudah selesai mandi dan berganti pakaian kemudian menunggu diapartemen Biu agar keduanya bisa berangkat bersama.
Vegas baru sekali datang ketempat Biu sehingga ia belum terbiasa. Pria itu melihat-lihat berbagai foto yang ada dirak dekat sofa. Biu terlihat sangat cantik sejak kecil. Ketika ia memakai seragam sma, pipi gemuknya sangat imut. Vegas tersenyum dan mengusap foto itu.
Bagaimana bisa Biu terlihat mengemaskan disetiap foto? Sangat tidak adil. Membuat Vegas sangat gemas.
"Ayo aku sudah siap." Biu keluar dari kamarnya dengan kemeja berwarna ungu pastel dan celana kain coklat tua.
"Apa ini saat kamu kuliah?" Vegas memperlihatkan sebuah foto kepada Biu.
"Ah itu, iya, saat aku berumur dua puluh."
"Cantik sekali."
"Dulu aku memang cantik."Biu setengah bercanda.
Vegas mengernyit bingung. "Sekarang juga tetap cantik."
"Aku tidak mungkin bercerai jika bisa memikat pria dengan wajahku. Aku semakin tua."
"Dia yang bajingan kenapa kamu menyalahkan diri sendiri?" Vegas meletakan foto ditangannya kembali ketempatnya. Pria itu kemudian berdiri berhadapan dengan Biu. "Jangan ragukan dirimu sendiri Biu."
Biu tersenyum canggung. Ia tidak menyangka bahwa reaksi Vegas akan seserius ini. "Baiklah, baiklah, ayo kita segera pergi kerumah sakit. Kita tidak boleh telat."
Biu berusaha merubah topik. Meski pada kenyataannya jarak tempat tinggal mereka dengan rumah sakit cukup dekat. Vegas memilih tidak memperpanjang. Pria itu mengikuti Biu yang melangkah keluar apartemen.
***
Bible datang ke kantor cukup pagi hari ini. Pria itu mulai mengerjakan pekerjaannya dengan serius. Dengan ditemani secangkir kopi ia memeriksa seluruh berkas seteliti mungkin. Tahun ini perusahaannya memiliki beberapa proyek besar yang harus ia tangani sendiri. Joan mengerjakan bisnisnya sendiri sehingga perusahaan keluarga menjadi tanggung jawab Bible sepenuhnya.
Drttt drttt drttt
Mengangkat kepalanya dari setumpuk dokumen, Bible melirik ponselnya yang berada tidak jauh. Benda persegi itu terus saja bergetar.
"Halo.." Bible akhirnya memutuskan untuk mengangkatnya.
"Tuan Bible kami telat menemukan donor yang cocok untuk tuan Abian."
"Benarkah? Siapa itu?" Bible meletakan pulpennya. Pria itu beranjak berdiri, menatap perkotaan dari ketinggian lewat jendela yang ada diruangannya.
"Keluarganya mengalami kecelakaan dua bulan lalu. Ayah dan ibunya selamat tapi anaknya koma. Dokter mengatakan mustahil anak itu akan sadar. Kami sudah menyelidiki bahwa keluarganya terlilit hutang."
"Apa kau yakin itu cocok untuk Bian?"
"Saya sudah memastikannya tuan. Kecocokan diatas sembilan puluh persen."
"Baguslah. Kapan aku bisa bertemu dengan keluarganya?"
"Saya akan mengatur pertemuan anda secepatnya."
"Oke. Aku tunggu kabar baik darimu."
"Baik tuan."
Sambungan telpon terputus. Bible sejak tahun lalu sudah menyerah mendapatkan pendonor Bian dengan cara bersih. Ia mulai menghubungi rekannya yang biasa bertransaksi dengan 'penjualan organ manusia'. Demi Bian ia akan melakukan apapun. Berapa saja harganya tidak masalah.
***
Lagi-lagi Bible melihat pria itu, mantan suaminya yang terlihat sangat ceria disamping seorang profesor yang sangat terkenal di seluruh rumah sakit. Beberapa kali Bible mendengar dari para perawat yang bergosip, menyiarkan bahwa Vegas adalah pemilik rumah sakit dan Biu adalah kekasihnya.
Langkah kaki Bible mengikuti dua orang yang terlihat sedang membicarakan hal serius, tangannya mengepal kuat. Emosinya naik seketika.
Ketika Vegas berbelok untuk kembali keruangannya dan membiarkan Biu melanjutkan langkahnya seorang diri, Bible menyeringai puas.
Ini adalah kesempatan bagus untuk menemui Biu dan melampiaskan amarahnya.
***
Biu tersentak kaget ketika tangannya ditarik begitu saja.
"Apa-apaan?!" Biu berusaha memberontak ketika mengenali siapa orang yang menyeretnya itu. Bagian ruangan dokter memang cukup sepi karena ini adalah waktu makan siang. "Lepas!"
Tidak mendengarkan kemarahan mantan suaminya, Bible malah semakin erat mencengram pergelangan Biu dan memaksa pria itu mengikuti langkahnya.
"Bible!" Biu berteriak kesal ketika Bible mendorong tubuhnya hingga punggungnya menabrak tembok toilet.
"Apa?"
Biu berusaha menormalkan nafasnya. Pria itu kemudian menatap Bible tajam.
Setelah mematikan tidak ada orang dibalik bilik toilet, Bible kemudian melepaskan cengkeraman tangannya ditangan Biu.
"Santai saja Biu." Bible mengukung Biu diantara tangannya.
"Minggir!"
"Kasar sekali, seperti bukan Arbiu."
"Minggir Bible." Biu frustrasi, Bible yang berada sangat dekat dengannya membuat pikirannya kosong.
"Aku hanya penasaran. Kamu benar-benar berpacaran dengannya?"
"Aku tidak perlu menjawab apapun."
Biu memalingkan wajahnya ketika wajah Bible mendekat. Mantan suami Biu itu menyeringai lebar menikmati ekspresi ketakutan Biu. Sangat menghibur. Bible semakin ingin menekan Biu.
Tangannya dengan nakal menuju pinggang Biu dan meremasnya. Biu hampir mendesah untung saja ia bisa menahan dirinya.
"Tidak perlu jual mahal Biu. Kita pernah menikah bertahun-tahun. Aku tidak masalah berbagi dengan pria itu."
Mendengar ucapan kurang ajar Bible membuat kesadaran Biu kembali. Tangannya melayang ke udara kemudian menampar Bible kencang. Mantan suaminya membeku, tidak menyangka Biu akan berani menamparnya seperti itu.
"Berapa lama lagi aku harus menanggungnya Bib?" Biu berbicara pelan. "Apa kamu tidak bisa berhenti menyakitiku?"
Bible tersenyum culas. Pria itu kembali menatap Biu dalam-dalam. Tangannya mengelus pipi Biu kemudian beralih ke bibir merah Biu. "Aku hanya baik pada orang yang bersedia bersamaku. Kalo kamu ingin aku baik padamu kembalilah jadi milikku."
"Dalam mimpimu." Biu mendorong Bible sekuat tenaga. "Aku bukan Biu yang berusia dua puluh tahun dan jatuh cinta padamu hanya karena kata-kata penuh manipulasi itu."
"Baiklah, mari kita lihat berapa lama pria itu akan bertahan denganmu. Ketika dia sudah sadar bahwa kamu tidak bisa memberinya apa-apa, dia akan pergi. Saat itu tiba kamu bisa menghubungiku." Setelah mengatakan hal itu Bible kemudian melangkah pergi.
Bible kembali meninggalkan luka baru untuk Biu.
***
Halouuu 👋🏻👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...