33

4.2K 516 52
                                    

"Kenapa cantik sekali?" Vegas lagi-lagi merajuk. Pria itu melipat kedua tangan di depan dadanya ketika melihat penampilan Biu malam ini.

Biu menarik nafasnya dalam-dalam mencoba meredam amarah yang sudah menumpuk di kepalanya sejak tadi. Ia bulak-balik menganti pakaian karena Vegas terus saja mengatakan kalo ia terlalu cantik. Biu ingin sekali mencekik pria itu sekarang.

"Apa kamu tidak bisa menutupi wajahmu? Aku punya masker, kau bisa memakainya."

Biu tidak tahan lagi, si manis berdiri siap menghajar Vegas. "Kenapa tidak sekalian menyuruhku memakai topeng?!"

"Ide bagus." Vegas cengengesan lalu mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang. "Sebentar aku telpon dulu asisten kak Victoria untuk membelikanmu topeng.."

"Vegas! Astaga kepalaku hampir pecah. Rasakan." Biu mencubit pinggang pria itu.

"Aww aww.." Vegas menangkap tangan Biu yang sedang mencubiti perutnya. "Sakit.." Vegas memelas.

"Kau yang mulai memancing emosiku."

"Biu aku ingin menyembunyikanmu dari semua orang. Bagaimana kalau ada yang merebutmu?"

"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu." Biu menggelengkan kepalanya bingung. "Vegas kau kira aku sangat berharga?"

"Tentu saja." Vegas menjawab cepat. "Kau sangat berharga."

"Dengar," Biu menangkup kedua pipi Vegas. "Aku bukan siapa-siapa Vegas. Aku hanya pria biasa yang sudah melewati usia tiga puluh lima. Jangan berpikir terlalu banyak."

***

"Apa suasana hatinya sedang buruk?" Victoria dan Biu berjalan berdampingan sedangkan Vegas beberapa langkah di depan mereka. Ketiganya telah sampai di hotel tempat acara pernikahan Keluarga Medich dilaksanakan.

Biu menghela nafasnya lelah. Meski telah menjelaskan dari A hingga Z sebelum datang ketempat itu namun Vegas tetap saja merenggut.

"Apa dia melakukan hal aneh padamu?" Victoria kembali bertanya melihat raut wajah Biu yang sama tertekuknya. "Atau kalian bertengkar?"

Biu menggeleng lemah. Jujur pria kecil itu tidak tau harus menjelaskan apa kepada Victoria.

Sebelumnya Biu sudah mengatakan bahwa ia tidak masalah jika ia batal ikut ke acara tapi Vegas menolak dengan keras kepala.

Vegas ingin Biu bersamanya, ingin memamerkan Biu pada dunia tapi ia tidak mau Biu bertemu dengan Bible.

"Vegas.." Victoria memanggil adiknya sedikit lantang membuat beberapa orang ikut menoleh.

"Hmm?" Vegas berbalik dengan wajah yang masih kusut.

"Tadi ada yang melihat Biu sampai matanya akan keluar." Victoria berjinjit untuk berbisik ditelinga adiknya.

"Hah siapa?!" Vegas menaikan suaranya lalu menoleh kekanan dan kiri. Biu sebagai orang yang tidak tau apa yang dibicarakan adik kakak itu ikut menoleh kekanan dan kiri. Memperhatikan sekitar dan tidak ada yang aneh.

"Pelankan suaramu bodoh." Victoria memukul pundak adiknya pelan. "Jaga dia dengan baik aku akan pergi ketoilet."

Wanita bergaun hitam selutut itu menoleh pada Biu lalu memberikan senyum terbaiknya tidak lupa mengedipkan mata. "Kakak akan pergi ketoilet, kalian masuk saja duluan."

***

Tidak berjauhan seperti tadi, kini Vegas memeluk pinggang Biu dengan posesif. Tangan kekarnya dengan nyaman mengelus Biu sesekali.

"Tuan Vegas.." Beberapa orang mendekat pada mereka berdua yang baru saja melewati pintu menuju ballroom acara.

Tangan Vegas yang semula ada di pinggang Biu beralih untuk mengengam tangan pria kecil itu.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang