Biu bertemu dengan Bible ketika mereka sama-sama berada di perguruan tinggi.
Bible dua tingkat diatas Biu, seorang senior yang terkenal berkat prestasi juga kekayaan keluarganya. Orang tua Bible ialah satu donatur terbesar di kampus.
Mereka berdua saling mengenal secara tidak sengaja. Itu adalah musim panas yang menyenangkan.
Sebelum libur panjang kampus mereka selalu mengadakan festival.
Bible sebagai presiden mahasiswa di angkatannya saat itu sedangkan Biu adalah perwakilan dari hima prodinya.
Bible yang sudah menaruh atensi pada pria mungil bermata indah itu semakin lama semakin tertarik.
Bagaimana Biu selalu tersenyum dan ceria, menyebarkan aura positif di tengah hiruk pikuk kesibukan mempersiapkan acara terbaik untuk kampus mereka membuat hati keras Bible luluh begitu saja.
Biu adalah manusia yang peka terhadap sekitar.
Ia tau bahwa presiden mahasiswanya menaruh perhatian lebih dan terang terangan mendekatinya tapi Biu memilih menjaga jarak.
Saat acara selesai dia dan bible akan kembali asing, pikirnya. Lagipula setelah ini Biu akan mengundurkan diri dari organisasi sebab ia harus mulai mencari pekerjaan paruh waktu untuk membantu keuangannya. Menjadi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bukan berarti Biu bisa seenaknya berleha-leha. Ia harus bekerja keras dan lebih giat dari pada temannya yang lain.
Namun sekali lagi, takdir Tuhan selalu memiliki rencananya sendiri. Sehari sebelum acara puncak panitia yang ditugaskan mengurus konsumsi kelimpungan sebab pihak katering menghilang.
Biu menjadi salah satu orang yang menangis sebab ia adalah salah satu orang yang bertanggung jawab disana. Biu tidak bisa ikut mengganti uang yang hilang, ia bingung harus melalukan apa.
Ini juga adalah kepanitiaannya yang pertama kali. Wajar jika Biu merasa begitu tertekan.
Bible kemudian menjadi satu-satunya orang yang datang kepada pemuda manis itu dengan sebotol air mineral ditangannya.
"Nih minum dulu baru lanjut nangisnya," Biu mendongkak, dengan ragu diterimanya minuman dari tangan Bible.
"Makasih kak." Ucap Biu dengan serak.
Bible kemudian duduk di samping Biu. Membuat simanis sedikit bergeser untuk memberi jarak.
"Bible.." Ucap pria berkaos hitam sambil menyodorkan tangan. Biu memiringkan kepalanya bingung. Dimata Bible itu terlihat sangat menggemaskan.
"Kita belum kenalan secara resmi kan, gue Bible." Tangan itu kemudian terulur lebih dekat.
Biu menerimanya dengan canggung."Arbiu.." Ucapnya pelan.
Hening.
Keduanya kemudian tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Hmm.."Bible berdeham untuk mengusir rasa canggung. "lo gak usah nangis lagi. Masalah konsumsi udah selesai."
"Kok bisa kak?" Biu kebingungan sekaligus senang si waktu yang sama.
"Gue nemu donatur baru, jadi udah ya gausah nangis lagi. Gue gak suka liatnya."
Bible menatap mata cantik yang terlihat melotot kaget itu. Bible kemudian mengusak surai Biu pelan.
"Gak usah kaget gitu. Apapun bisa terjadi sama kepanitiaan kaya gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...