End

7.3K 391 140
                                    

Bible ditangani oleh dokter. Keluarganya sudah dihubungi dan mereka dalam perjalanan menuju rumah sakit. Biu sedikit bernafas lega ketika dokter UGD yang menangani Bible adalah sahabatnya, Bas.

***

Itu sangat menyakitkan, jelas.

Bagaimana tubuh kecil Arbiu berjongkok di depan ruang UGD cukup menjelaskan banyak hal. Vegas menyaksikannya, ia melihat bagaimana Biunya sangat khawatir pada seseorang yang tengah ditangani di dalam sana.

Pria itu mengepalkan tangan, sapaan dari para dokter dan juga petawat sama sekali tidak ia indahkan.

Vegas tersenyum kecut, langkah kaki gamang membawanya untuk mendekat pada sosok yang ia cintai.

"Biu.." Panggilan itu berhasil membuat Arbiu mendongkak.

"Ve? Vegas?" Mata Biu membulat, ia segera bangkit agar bisa berhadapan dengan pacarnya itu. "Bandara, penerbangan, Vegas kita hampir terlambat." Biu menceracau, seolah kesadarannya kembali ia baru mengingat hal itu.

"Udah terlambat.." Vegas tersenyum, pria itu lalu melepaskan jaketnya dan menyampirkan benda itu dipundak Biu.

Biu menatap jam tangannya. "Masih bisa Ve, jarak dari rumah sakit ini ke Bandara cuma setengah jam. Ayo." Biu hendak menarik tangan Vegas namun pria itu mundur. "Ve?"

Vegas menunduk sekejap lalu ia kembali menatap Arbiu lurus tepat ke matanya. "Jarak rumah sakit ke bandara memang dekat Bi, yang jauh itu jarak kita sampai kamu gak pernah bisa lihat aku."

Biu tercekat, keringat membasahi keningnya. Ia merasa sangat gugup dan bersalah pada satu waktu yang sama. "Vegas aku minta maaf, aku tadi—"

"Jangan minta maaf, Biu. Maaf kamu cuma membuat aku semakin menyedihkan sekarang."

"Aku salah Ve, aku gak bermaksud. Aku tadi cuma— aku refleks pergi kesini."

"Refleks itu tindakan paling jujur dari manusia."

"Vegas..." Biu kehilangan akal. Vegas terlihat berbeda, tatapannya datar dan nada suaranya sangat asing. Bukan Vegas yang Biu kenal sebelumnya.

"Jaga diri kamu sendiri mulai sekarang. Jangan sakit dan jangan terluka lagi. Aku selesai." Itu adalah kalimat paling tegas yang pernah Vegas ucapkan pada Arbiu.

Vegas melangkah mundur, tatapan kecewa dimatanya tidak bisa disembunyikan sama sekali.

"Vegas tunggu!" Biu menangis, ia merasa buruk dan sangat bodoh. "Vegas!" Biu berhasil meraih kemeja belakang Vegas hingga pria itu menghentikan langkahnya.

Vegas menoleh, matanya beradu dengan mata penuh cairan bening milik Biu. "Vegas jangan pergi—"

"Keluarga pasien Bible?" Perawat keluar dari UGD menghentikan ucapan Biu pada Vegas. "Keluarga pasien Bible?"

Biu menoleh kebelakang, keluarga Bible belum sampai sehingga perawat itu terus memanggil.

Vegas tertawa remeh. "Lihat? Aku di depan kamu pun kalah karena kamu denger namanya. Pergi ke dia Biu, pergi ke mantan suami kamu itu." Vegas melepaskan tangan Biu dari kemejanya. "Jangan dipersulit lagi, baik untuk aku atau kamu."

"Vegas!"

Pria itu benar-benar pergi dari hadapannya. Arbiu menatap punggung Vegas yang menjauh lalu kembali menatap pada perawat di depan ruang UGD.

"Apa yang harus aku lakukan?"

***

END.

Sampai bertemu di SEASON 2.

Terimakasih sudah mengikuti perjalanan La Triche sampai sejauh ini.
Aku sebagai penulis merasa sangat terhormat karena teman-teman bersedia membaca cerita La triche yang masih sangat jauh dari sempurna. Sampai jumpa Lagi, secepatnya.

Untuk season 2 akan diumumkan bersama epilog.

—— with love estcasse.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang