29

4.2K 485 81
                                    

Vegas turun dari ranjangnya setelah mendengar ucapan Biu.

Pria itu tidak mengatakan apa-apa untuk membalas, ia akhirnya hanya memilih keluar setelah mengambil sesuatu. Entah kunci atau mungkin dompetnya Biyu tidak yakin.

Biu mengulung dirinya di dalam selimut ketika mendengar suara pintu, pria kecil itu mulai menangis keras-keras. Vegas masih bisa mendengar betapa menyakitkan tangis Biu tapi ia membiarkan hal itu.

Vegas sama sekali tidak membujuk Biu membuat pria itu benar-benar kesal dan marah sekarang. Garis bawahi, Vegas meninggalkan Biu begitu saja.

***

Lelah setelah menangis satu jam lamanya Biu akhirnya membuka selimut. Mata dan hidungnya memerah, pipinya berlinang air mata. Biyu mencoba bangkit meski bagian belakangnya masih terasa ngilu. Biu tertatih menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Setelah merasa lebih segar Biu mengambil ponsel juga dompetnya. Pria itu mulai mengemasi barangnya untuk segera kembali ke apartemen miliknya sendiri.

Meski masih memakai piama dan kakinya lemas Biu tetap memaksakan diri.

"Mau kemana?" Biu menjatuhkan tasnya karena kaget mendengar suara Vegas yang muncul tiba-tiba dari dapur. Perlahan Biu menoleh untuk menemukan pria itu berdiri dengan tenang dihadapannya sekarang. "Mau kemana Biu?"

"Aku mau pulang." Biu menggigit bibirnya menahan tangisan yang lagi-lagi ingin keluar, entahlah Biu sendiri bingung kenapa ia sangat cengeng hari ini.

Vegas tidak mengatakan apapun. Pria itu bergerak maju mengikis jarak diantara keduanya. Vegas membawa Biu kedalam pelukan. "Jangan pergi."

"Tapi kamu meninggalkanku sendirian Vegas. Kamu pergi." Biu tidak bisa menahan diri, dia memukul Vegas berkali-kali. "Kamu pasti kesal padaku. Aku memuakkan."

"Stttt Biu..." Vegas mengecup kepala Biu dan mengusap punggungnya. "Aku tidak pergi, aku hanya memberi kamu waktu untuk mengeluarkan semua emosi yang ada dalam hati kamu."

"Bohong, kalian semua sama saja. Tidak ada yang mencintaiku. Aku memang tidak pantas. Lepaskan Vegas aku mau pergi."

Biu membentak. Pria itu memaksa Vegas melepaskan tubuhnya namun Vegas sama sekali tidak membiarkan hal itu terjadi.

"Biu hei tenang ya, tenang," Vegas mencoba meredakan amarah Biu yang tiba-tiba meluap. "Aku disini. Aku disini bersamamu."

"Tapi suatu hari kamu akan bosan padaku Vegas."

Vegas menggeleng, pria itu kemudian membawa Biu untuk duduk disofa sementara dirinya berlutut dilantai mengengam kedua tangan Biu. "Suatu hari yang kamu maksud itu tidak akan pernah ada."

"Vegas.." Perlahan tangan Biu terangkat untuk menyentuh pipi Vegas. "Kamu masih muda, kamu tampan, kamu kaya, kamu bisa mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari aku kapanpun kamu mau."

"Biu aku gak akan sejauh ini kalo perasaanku sama kamu cuma main-main."

"Vegas kamu tau?" Biu tercekat, suaranya hilang begitu saja digantikan isak tangis pilu. "Aku bukan wanita Vegas, aku gak bisa hamil dan gak bisa kasih kamu keturunan. Kamu sadar kan kalau aku pria sama seperti kamu?"

"Aku gak peduli Biu."

"Kamu harus peduli Vegas, semua laki-laki pasti suatu saat ingin memiliki keturunannya sendiri."

Air mata Vegas tiba-tiba jatuh, pria itu menunduk menangis dipaha Biu. "Aku harus gimana biar kamu percaya Bi? Tolong kasih tau aku.."

Biu tidak punya jawaban untuk pertanyaan satu itu. Pada dasarnya ia tidak meragukan Vegas, Biu hanya meragukan dirinya sendiri.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang