"Apa yang bajingan itu rencanakan sekarang?" Bible meremas kertas dokumennya, ia mendapatkan kabar bahwa rapat diundur atas kemauan Vegas.
"Sudahlah," Joan menepuk pundak adiknya, kedua orang itu sekarang ada di mobil. Mereka akan kembali ke perusahaannya. "Anggap aja waktu tambahan sebelum kita menemukan jalan keluar yang tepat."
"Dia sangat yakin untuk ngancurin gue." Bible berdecak diujung kalimatnya. Bagaimana ia melihat tekad Vegas tadi pagi tidak akan pernah terlupakan seumur hidupnya.
"Jujur aja, dia jauh lebih baik dari lo." Ucap Joan kelewat santai. Pria yang lebih tua dari Bible itu sama sekali tidak terganggu ketika setelah mengatakan pendapatnya itu sang adik langsung menatap tajam. "Gue akan ngomong sebagai manusia, kita lupain dulu kenyataan kalo lo adek gue." Joan menggulung lengan bajunya dengan santai.
"Apa?" Bible sedikit sangsi untuk mendengar apa yang akan kakaknya ucapkan tapi disisi lain ia penasaran akan kemana arah pembicaraan mereka.
"Sebelum itu gue mau nanya sama lo, gimana rasanya ngeliat orang yang udah lo sakitin ketemu sama pasangan yang jauh lebih segalanya dari pada lo dalam sisi manapun?"
"Bang!" Bible sedikit mengeram. Ia tidak mengira kakaknya akan menanyakan topik yang sangat Bible hindari.
"Gue gak membenarkan apa yang Biu dan Vegas lakuin tapi di satu sisi, kalo lo bukan adik gue, kalau kita bukan keluarga, gue mungkin akan melakukan hal yang sama. Kadang kalau inget apa yang lo lakuin bertahun-tahun lalu sampe Biu pergi dari kita, rasanya gue pengen bunuh lo." Sejak awal Joan selalu jujur dengan pikirannya, ia mengemukakan apa yang ada dalam hatinya. Tidak peduli bahwa itu akan menyakiti Bible sekalipun. "Ternyata Tuhan memang seadil itu, Biu mungkin gak beruntung karena bertemu orang berengsek kaya lo dan keluarga kita tapi kemudian setelah semua rasa sakit yang dia lalui Tuhan kasih Vegas yang sangat mencintai dia."
"Lo gak tau gimana cara Vegas liat Biu, dia terobsesi."
Joan tertawa pelan, pria yang duduk di samping Bible itu mengangguk. "Gue berkali-kali liat interaksi mereka di rumah sakit. Lo mungkin denial karena terhalang perasaan lo sendiri tapi gue enggak. Gimana cara Vegas memuja Biu, gue bahkan gak yakin lo pernah melihat Biu dengan cara yang sama."
"Dia akan selalu cinta sama gue, gue cuma pernah melakukan kesalahan dan Biu butuh waktu untuk memaafkan semuanya." Bible masih tetap pada pendiriannya, ia menyakini bahwa suatu hari Biu akan kembali padanya.
Joan memutar bola matanya, malas beradu argumen dengan adiknya yang bodoh. "Lo mau tau kenyataan?"
Bible menoleh sekilas namun tidak menjawab apapun.
"Kesalahan yang lo lakuin bukan jenis kesalahan yang bisa dimaafin."
***
Vegas putus asa. Ia merasa tercekat, nafasnya tidak beraturan. Biu telah menghilang darinya selama delapan jam.
"Bagaimana?" Panggilan dari orang kepercayaannya yang ia perintahkan mencari Biu membuat Vegas sedikit lega. Ia berharap akan mendapatkan informasi yang dibutuhkannya sekarang.
"Tuan Arbiu ada di The esche."
"The esche?" Vegas mengernyit, ia telah melewati cafe itu berkali-kali hari ini tapi kenapa ia tidak sadar bahwa orang yang dicarinya ada disana. "Benarkan dia ada disana?"
"Betul tuan, saya memeriksa semua cctv diwilayah apartemen dan menemukan tuan Arbiu berada disana sejak pagi."
***
Vegas bisa melihatnya, pria itu, orang yang membuatnya hampir gila sejak pagi ada di sana. Di dalam cafe sederhana yang tak jauh dari wilayah apartemen. Arbiu duduk di dekat jendela, pria itu menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...