36

3.5K 399 37
                                    

Lampu temaram tidak menghalangi pria kecil itu untuk terus terjaga. Biu sesekali melirik pada ponsel yang ada di atas nakas.

Telpon dari seseorang yang mengatakan bahwa Bible sedang mabuk berat mengganggunya. Biu menggigiti kuku dengan resah.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanpa sadar Biu bertanya pada dirinya sendiri. Tangannya hampir terulur untuk menyentuh ponsel.

"Memikirkan apa? Hmm?"

Pria kecil tersentak kaget mendengar suara seseorang yang sejak tadi sudah terlelap. Ia merasa tertangkap basah sekarang.

"Apa ada yang menganggumu?" Vegas kembali bertanya, ia sedikit heran karena terbangun ditengah malam dan menemukan Biu masih terjaga bersandar di kepala ranjang. Pria itu lalu ikut mendudukkan dirinya di samping Biu, mengusap kepala si manis lembut.

"Tidak memikirkan apapun, aku hanya tidak bisa tidur." Biu menggeleng kecil, suaranya tergagap.

Vegas menyadarinya, ada yang salah. "Apa kau lapar?" Pria itu mencoba mengalihkan pertanyaan, meski ia yakin ada yang terjadi pada Biu namun Vegas tidak berusaha menekannya.

"Tidak, aku masih kenyang."

"Kalau begitu aku akan membuatkan susu hangat untukmu. Susu hangat akan membuatmu menggantuk dengan cepat." Vegas beranjak turun dari ranjang.

Biu yang masih kalut dengan pikirannya sendiri seketika tersadar, perhatian Vegas padanya sangat tulus. Selalu tulus.

Pria itu buru-buru bangkit dan mengejar Vegas yang hampir sampai diambang pintu.

"Vegas.." Biu memeluk Vegas dari belakang. Pipinya menempel dipunggung pria itu, hembusan nafasnya jatuh menelusup hingga kekulit Vegas yang ditutupi pakaian tidur.

"Hei kenapa?" Vegas berusaha berbalik namun Biu enggan melepaskan pelukannya. "Biu?"

"Maaf.." Biu berucap lirih. "Maaf Vegas aku memikirkan orang lain saat bersama kamu."

Vegas tidak lagi berusaha membalikan tubuhnya, ia kini mengusap tangan Biu yang melingkar di perutnya, ia menarik nafas dalam-dalam setelah mendengar ungkapan kejujuran dari Biu.

"Maaf Vegas.."

"Tidak apa-apa. Tidak apa-apa Biu. Aku bisa memaafkanmu seribu kali. Tidak apa-apa asal kamu tidak pergi."

Mendengar ucapan lembut Vegas membuat Biu semakin merasa bersalah. Ia kemudian mulai menangis, air matanya jatuh membasahi baju Vegas.

"Aku memikirkan Bible.." Biu kembali mengatakan kejujuran, tangannya yang memeluk pinggang Vegas melonggar sehingga pria itu bisa berbalik. Keduanya berhadapan, Biu menunduk dalam menyembunyikan wajahnya yang basah akan air mata.

Vegas mengangguk, mengusap air mata di pipi Biu. Meski hatinya terasa perih namun ia berusaha memberi Biu senyuman menenangkan. "Terimakasih sudah memberitahuku, aku senang Biuku bisa jujur. Jadi apa yang membuat kamu memikirkannya?"

"Dia mabuk." Biu mencicit. "Seseorang menelponku tadi."

"Apa kamu ingin pergi menemuinya?" Vegas memegang kedua pundak Biu. "Aku bisa mengantar Biuku kemana saja. Bahkan jika kau ingin bertemu Bible sekalipun."

"Tidak, bukan begitu." Biu buru-buru menggeleng. "Bukan begitu maksudku Vegas. Aku hanya sedikit mengkhawatirkannya."

Vegas diam, ia tidak tau harus mengatakan apalagi sekarang.

"Baiklah, duduk dulu. Aku akan mengambilkanmu minum agar lebih tenang. Sebentar."

Vegas berjalan keluar dari kamar, setelah pintu ditutup pria itu bersandar di sana. Ia memejamkan mata beberapa saat untuk mengendalikan dirinya sendiri.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang