25

4.9K 474 88
                                    

Hari liburnya dan Biu sebenarnya berbeda tapi karena pria itu berkuasa maka dengan muda Vegas menganti jadwalnya.

Hari ini seperti yang dijanjikan bahwa ia dan Biu akan kembali membicarakan tentang rencana keduanya. Setelah lari pagi dan sarapan, keduanya berkumpul diapartemen Biu.

"Kita bisa memulainya minggu depan."

Biu mengangguk. Semua rencana yang telah dijelaskan Vegas benar-benar terperinci. Sedikit banyak Biu sudah bisa mengerti bagaimana situasinya nanti.

"Apa kau sudah siap?" Vegas menoleh pada Biu yang masih memegang cangkirnya sambil membaca beberapa dokumen.

"Lebih dari siap. Aku tidak akan mundur."

"Apa ada hal yang terjadi tanpa sepengetahuanku?" Bukan tanpa sebab tapi kemarin Vegas masih melihat keraguan dimata Biu.

Pria kecil meneguk minumannya pelan. "Aku bertemu Bible. Dia tidak berubah ternyata."

Alis Vegas bertaut, ia tidak suka dengan apa yang terlah Biu katakan. "Apa dia mengatakan hal buruk."

"Tidak ada hal baik yang pernah dia ucapkan kepadaku sejak kami berpisah." Biu meletakan cangkirnya. Wajahnya terlihat lebih bersinar dengan sweater berwarna kuning muda yang melekat ditubuhnya. "Tapi apa yang aku harapkan memang?"

"Apa kamu mau berhenti bekerja sementara waktu?" Vegas bertanya lembut. "Kalian akan terus berpapasan dirumah sakit."

"Aku tidak ingin lari dan meninggalkan kamu bertempur sendirian." Biu menggeleng. Pria itu mendekat pada Vegas kemudian merebahkan kepalanya dibahu yang lebih muda. Vegas seketika menelan ludahnya susah payah, ingatkan Vegas untuk belajar mengontrol diri ketika Biu terlalu dekat dengan dirinya.

"Vegas?"

"Hmm.." Vegas bergumam asal.

"Apapun yang terjadi nanti, apapun hasilnya aku hanya akan mengingat satu hal."

"Apa itu?"

Biu mendongkak. Matanya yang lembut bertemu dengan sepasang kelam milik Vegas. "Kamu yang memilih berdiri disampingku. Terimakasih Ve."

***

Vegas adalah orang asing untuk Biu. Keduanya hanya sebatas mengenal secara acak sebelum kemudian bertetangga dan bekerja ditempat yang sama.

Vegas sejak awal terang-terangan tentang perasaannya pada Biu. Tidak meminta balasan tetapi mengikat Biu untuk tinggal disisinya.

Vegas bukan orang yang baik. Berada dalam keluarga yang memiliki bisnis besar membuatnya terbiasa melakukan hal-hal kotor.

Di dunia ini ada jutaan manusia. Entah benang takdir mana yang membawa Vegas menjadi sangat dekat dengan Biu. Memberinya kesempatan untuk menjaga sekecil di dalam perlindungannya.

Memutuskan untuk melepas kehidupannya santainya, Vegas akan bertarung sampai akhir mulai sekarang.

Seperti apa yang Biu ucapkan beberapa saat lalu, Vegas akan selalu memilik tinggal disisi Biu.

Pada sebaris mata yang pernah tertutup tepat dihadapannya, pada Pria yang ia tolong bertahun lalu tanpa sengaja, Vegas mengaku bahwa ia telah bertekuk lutut. Memberikan semua yang ia punya untuk Biu adalah apa yang akan dilakukannya.

Meski mungkin pada akhirnya, setelah semua ini berakhir, Biu tetap tidak membalas perasaannya.

Vegas akan memastikan Biu pergi dengan kemenangan. Itu adalah janji yang Vegas ucapkan lewat mata yang terus menatap Biu.

***

Vegas mengambil cuti selama empat hari. Pria itu menghabiskan waktu diperusahaan. Dihari kelima ia akhirnya kembali. Biu tersenyum ketika melihat Vegas datang kerumah sakit. Profesor muda terlihat sangat lelah, kantung matanya menghitam dan wajahnya terlihat kusut.

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang