"Tapi apa Bian masih bisa bertahan tanpa donor itu?" Biu membaca rekam medis anak itu nanar. Semakin hari Bian semakin melemah.
Vegas menarik Biu mendekat. "Pertanyaan seperti itu tidak boleh ada lagi di pikiranmu Biu. Hanya ingat bagaimana mereka menyakitimu. Kau harus kuat."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Biu menatap Vegas dalam-dalam.
"Kamu harus kuat. Lebih kuat dari yang pernah kamu bayangkan."
"Aku akan mencobanya."
"Setelah ini dimulai kamu tidak bisa mencobanya lagi. Kamu benar-benar harus melakukannya. Balas dendam yang berhenti ditengah jalan hanya akan menghancurkan dirimu sendirian."
Biu terdiam. Memikirkan kembali semuanya. Apa yang telah ia alami selama ini sangat menyakitkan. Ia telah merelakan Bible tanpa amarah. Ia telah pergi jauh untuk menyembuhkan hatinya yang terluka. Lalu apa yang telah ia lakukan sehingga harus menerima kebencian dari orang tua pria itu?
Keluarga Bible memang telah membantunya sampai pada titik ini namun Biu juga manusia. Ia tidak layak diperlakukan seperti binatang peliharaan yang harus tunduk dengan keinginan majikannya hanya karena pernah diberi makan. Pergi saat diminta pergi dan kembali saat diminta kembali. Biu tidak ingin menerima ini lagi.
"Aku akan menjadi lebih kuat. Mari lakukan semuanya."
Vegas mengangguk. "Bolehkah aku meminta satu hal?"
Mata Biu bergerak gelisah. Pria itu kemudian mengangguk ragu-ragu. "Apa itu?"
"Jangan menangis dihadapan orang lain mulai sekarang. Hanya aku yang boleh melihat lukamu."
***
Sudah larut ketika Vegas dan Biu selesai membicarakan rencana mereka. Vegas beberapa saat lalu pergi ke toilet dan saat kembali Biu telah tertidur diatas sofanya. Meringkuk diantara kertas-kertas yang ada disana.
Vegas tersenyum kecil. Pria itu tanpa sadar melangkah menuju tempat Biu berbaring. Vegas duduk dipinggiran sofa, menatap langsung pada wajah tenang milik Biu. Nafas pemuda itu terlihat sangat teratur.
Vegas mengulurkan tangannya berniat merapihkan rambut Biu tapi kemudian ia mengurungkannya. Merasa tidak pantas menyentuh pria itu dalam keadaan seperti ini.
Beralih Vegas kemudian berdiri dan menggendong tubuh Biu hati-hati. Membawa pria manis kedalam kamarnya. Meletakan Biu diatas ranjang tak lupa menyelimutinya. "Selamat tidur."
Setelahnya Vegas berjalan keluar. Menutup pintu kamarnya hati-hati dan membiarkan Biu menguasai ranjangnya malam ini.
***
Menggeliat pelan, Biu merasa tubuhnya sangat nyaman. Wangi yang berbeda masuk kedalam indera penciumannya. Biu perlahan mengerjap, membiaskan cahaya masuk kedalam retina matanya.
Sudah jam enam pagi. Biu melihatnya pada jam dinding yang menempel tepat ada dikamar.
Ini bukan kamarnya tentu saja. Ruangan luas dengan beberapa barang itu membuatnya segera bangkit. Biu menatap sekeliling, pria itu perlahan turun dari ranjang, mencari pintu kemudian keluar mencari seseorang. Jika benar ingatannya maka kini ia masih berada diapartemen milik Vegas.
***
Benar. Biu menemukan pria itu tertidur disofa dengan selimut tipis yang menutupi tubuhnya. Vegas dalam mode tidur terlihat lebih bersahabat. Wajahnya yang cenderung datar menjadi lebih tenang.
"Apa badannya tidak pegal ya tidur disini?" Tubuh Vegas yang tinggi memang muat tapi tetap saja sebagian kakinya menjuntai.
Biu melangkah mendekat, pria itu berencana untuk merapihkan selimut Vegas.
"Harusnya biarkan saja aku yang tidur disini. Tubuhku kecil." Biu berbicara pelan. Setelah tubuh Vegas selesai diselimuti, Biu berbalik hendak menuju dapur untuk memasak sesuatu sambil menunggu Vegas bangun.
"Hghhhhh.." Vegas sedikit mengeram. Pria yang masih dalam tidurnya itu tanpa sadar menarik tangan Biu kencang hingga tubuh kecil itu limbung ke arahnya. Biu tiba-tiba sudah berbaring tepat diatas tubuh Vegas.
"Vegas.." Biu berbisik lirih.
Pria itu semakin nyaman dalam tidurnya. Memeluk Biu yang ada diatas tubuhnya.
Biu menggigit bibir. Posisinya dengan Vegas sangat aneh sekarang. Mendongkak, ia bisa melihat Vegas sangat nyenyak dalam tidurnya. Biu tidak tega membangunkan pria itu.
Semenit.. Dua menit.. Tiga menit.. pada menit ketiga belas kantuk kembali datang menyerang. Biu tak kuasa menahan diri untuk tertidur di dada bidang Vegas. Perlahan matanya tertutup. Biu kembali masuk kealam mimpi dengan Vegas yang memeluk pinggangnya.
***
Hampir saja tubuh kecil itu jatuh jika Vegas tidak sadar ada orang lain diatasnya. Vegas memeluk pinggang itu erat, dadanya bergemuruh kencang.
Melihat Biu sepagi ini dengan posisi yang sangat dekat membuatnya menggila. Wajah imut itu sangat dekat, jika ia bergerak sedikit saja bibirnya akan sampai di kening Biu.
Merasa ada suara di sekitarnya Biu mulai menggeliat. Vegas menarik tangannya ke udara. Menjaga Biu tapi tidak lagi memeluk pinggang itu.
Biu tersenyum mengangkat kepalanya. Pria manis itu tersenyum lebar. "Selamat pagi Vegas."
Vegas mengangguk kecil. Ia masih berperang dengan jantungnya yang melompat-lompat. Tolong, ia bukan remaja tanggung yang sedang kasmaran. Ia sudah lebih dari tiga puluh tahun.
Biu masih menatap Vegas. Ia tidak menyadari bahwa pria dibawahnya sedang mati-matian menahan diri.
"Biu.." Sial. Suaranya bergetar. Memalukan sekali.
"Iya?"
"Aku ingin ketoilet."
"Ah iya." Biu bergeser turun, wajahnya sedikit memerah.Bisa-bisanya ia malah berlama-lama diatas tubuh Vegas. "Maaf ya, tadi kamu yang narik tanganku terus aku ketiduran disitu."
Vegas bangun dengan susah payah. Tubuhnya sedikit pegal karena Biu tertidur hampir satu jam diatas tubuhnya.
"Gak apa-apa." Vegas berdiri hendak menuju toilet seperti alasannya tadi.
"Vegas.."
Suara panggilan dari Biu menahan langkahnya.
"Hmm?" Suara berat Vegas mengudara. "Kenapa Bi?"
"Kamu mau sarapan apa?"
***
Halo 👋🏻👋🏻👋🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
La triche
FanfictionDiusia pernikahan yang ketujuh Arbiu tanpa sengaja mengetahui bahwa suaminya memiliki orang lain. Tak lain adalah seorang karyawan wanita yang kini tengah mengandung anak dari suaminya. Arbiu membenci perselingkuhan namun ia tetap memberi Bible kese...