21

4.9K 498 42
                                    

"Biu kenapa menangis?" Vegas berkali-kali mengguncang tubuh itu. "Biu apa yang terjadi?"

Keduanya dalam perjalanan menuju tempat tinggal Vegas. Seperti apa yang Vegas bilang tadi siang bahwa ada yang ingin ia bicarakan dengan Biu. Namun saat di perjalanan pria manis itu jatuh tertidur, Vegas awalnya membiarkan Biu beristirahat tapi lama kelamaan Biu malah menangis dalam tidurnya. Vegas segera menepikan mobil agar bisa membangunkan Biu dari tidur yang menyiksanya. Entah mimpi macam apa yang membuat Biu sampai menangis tersedu-sedu begini.

"Hei.." Vegas mengusap pelan pipi Biu. Tangannya bergerak untuk membuka seatbelt dari kursi yang diduduki simanis. "Biu.. Hei.."

Tubuh Biu gemetaran. Tangisnya semakin lama semakin terdengar menyakitkan.

"Apa yang kamu mimpikan sampai kamu nangis kaya gini Bi?"

Vegas mengusap lelehan air mata di pipi Biu. "Biu bangun."

Beberapa detik berlalu, ketika mata indah itu akhirnya terbuka, Vegas menarik nafasnya lega. Jernih yang memantul dari sepasang pupil indah Biu membuat jantung Vegas berdetak kencang.

"Ve..gas.." Biu masih sesenggukan. "Vegas.."

"Iya Biu?"

"Kita dimana?" Biu menatap keluar jendela. Keduanya masih ada di pinggir jalan. "Vegas tadi kamu, kamu sama Almira? Kalian? Aku, aku gak bisa."

Biu menceracau aneh membuat pria di belakang kemudi mengernyit bingung dengan kata-katanya. Vegas mengusap bahunya, menyerahkan tisu kepangkuan Biu. "Kamu mimpi buruk Bi. Tenangin dulu diri kamu."

Biu menggigit bibirnya. Apakah benar ia bermimpi? Itu terlalu nyata dan Biu mengingat semuanya.

"Kamu bilang Almira saudara kamu."

Vegas mengernyit. "Almira? Almira selingkuhan mantan suami kamu itu?"

Biu mengangguk takut-takut. "Aku gak kenal dia Biu. Demi tuhan aku gak ada hubungannya sama wanita itu."

"Tapi kamu bilang sendiri Vegas kalo kamu mau balas Bible demi dia." Biu masih sangat yakin dengan apa yang ada di mimpinya.

"Biu dengerin aku," Vegas menghela nafasnya. "Pertama kamu barusan tidur dan itu artinya apa yang sekarang ada dipikiran kamu semuanya berasal dari mimpi yang kamu alami. Kedua aku gak kenal Almira atau siapapun yang kamu bilang itu. Ketiga, mungkin kamu sudah tau tapi aku akan memperjelas semuanya, sejak awal kita ketemu aku sudah tertarik sama kamu. Jauh sebelum aku tau kamu sudah bercerai dan apa yang dilakukan suami kamu, aku memang sudah menyukaimu."

Biu tidak kaget. Untuk orang sepeka dirinya tidak mungkin ia tidak menyadari kalau tatapan Vegas berbeda sejak mereka bertemu di klinik milik Kinn. Biu tau Vegas memiliki perasaan lebih padanya.

"Vegas maaf.."

"Biu, aku gak bilang ini untuk membebani kamu. Aku hanya mau jujur kalo aku memang punya perasaan spesial untuk kamu. Selebihnya gimana kamu akan menanggapi itu atau engga aku gak masalah." Vegas menarik beberapa lembar tisu kemudian menghapus air mata yang hampir mengering di sekitar wajah Biu. "Kita buat mudah semuanya. Aku akan melakukan apa yang kamu mau dan kamu hanya harus tetap terlihat dimataku."

Biu menelan ludahnya susah payah. Melihat bagaimana Vegas menatapnya membuat pria itu merasa bersalah. "Aku jahat banget sama kamu. Kita bahkan gak terlalu dekat tapi aku sudah memanfaatkan perasaan kamu untuk kepentingan aku sendiri."

"Baguslah kalo aku bermanfaat. Senang bisa berguna untuk kamu." Vegas menepuk kepala Biu dua kali.

"Vegas kamu akan terluka. Gak ada yang bisa aku janjikan." Biu mencicit.

"Aku tau Biu." Vegas tersenyum lembut. "Dan kamu juga gak perlu berjanji apapun."

Pria pemilik rumah sakit itu kembali memasangkan seatbelt dikursi Biu kemudian melakukan hal yang sama pada miliknya. "Ayo kita pulang. Setelah makan malam banyak yang mau aku bahas."

Biu tidak bisa lagi mengeluarkan kata-kata. Sekali lagi ia berpikir apa balas dendam akan membuatnya puas? Menyeret Vegas terlalu dalam sementara ia tidak bisa melakukan apapun untuk membalas perasaan pria itu, bukankah sangat kejam?

***

Selesai makan Vegas dan Biu duduk diruang tengah. Dihadapan televisi besar yang sangat jarang dinyalakan. Biu kembali gemetaran ketika tangannya menerima sebuah map berisi hasil tes DNA. Sama persis seperti yang ada di mimpinya.

"Bian bukan anak Bible."

Bahkan kata-kata yang diucapkan oleh Vegas sama persis. Biu menahan nafas menunggu lanjutan yang akan diucapkan pria di sampingnya.

"Aku memeriksa data tentang Bian dan menemukannya."

Biu masih diam. Menatap kertas ditangannya lalat-lamat.

Vegas menggaruk leher belakangnya melihat reaksi Biu. "Ini memang ilegal, mengambil data pasien untuk kepentingan pribadi bahkan melakukan tes DNA tanpa persetujuannya. Tidak seharusnya dokter seperti kita melakukan hal ini tapi begitulah, beberapa cara kotor harus dilakukan. Aku harap kamu tidak terlalu kaget ke depannya."

"Ah bukan begitu." Biu menggeleng berusaha mengubah ekspresinya. Ia memang cukup terkejut dengan apa yang bisa Vegas temukan dalam waktu singkat pun ia terkejut dengan fakta bahwa Bian bukan anak mantan suaminya itu tapi dari semua hal ia hanya masih merasa bingung membedakan mana yang ada di mimpinya dan mana kejadian sebenarnya. "Aku hanya sedikit kaget. Bible terlihat sangat menyayangi anak itu. Apa dia tidak mengetahuinya?"

"Mustahil tidak tahu. Bian sudah menjalani pengobatan bertahun-tahun. Sebagai orang tuanya Bible juga pasti sudah menjalani pemeriksaan untuk mencocokkan organnya."

"Ah betul." Biu mengangguk setuju.

"Sepertinya pria itu menang berniat membesarkan Bian sebagai putranya apapun yang terjadi. Kita bisa mulai dari sana."

Biu sedikit mendongkak. "Maksudmu?"

"Aku menemukan seorang pendonor yang cocok. Penyakit jantung Bian bisa disembuhkan." Vegas mengambil kertas yang lain. Menyerahkannya kepada Biu untuk dibaca oleh pria itu.

"Kamu mengirimnya pindah keluar negeri?"

"Aku akan membuat Bible lengah dengan perusahaannya sementara waktu. Dia pengusaha hebat, tidak akan mudah meruntuhkannya sehingga aku perlu memancingnya keluar. Sementara dia sibuk mengejar pendonor untuk Bian, kita bisa menyerang perusahaannya."

***

Halouuu 👋🏻👋🏻👋🏻

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang