7

7.4K 737 230
                                    

Bible terduduk di depan ruang pemeriksaan Biu. Jarak rumah sakit terlalu jauh dari rumahnya sehingga Bible memutuskan membawa Biu ke klinik terdekat.

Tak lama seorang pria berjas putih keluar.

Tatapanya tajam seolah bisa membelah bible kapan saja. Menarik nafasnya Bibke kemudian berdiri.

"Gimana keadaan Biu?"

Pria di depan sana mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Ikut gue kita, kita harus ngomong."

Tanpa banyak bicara bible mengikuti dokter yang tak lain adalah teman dekatnya sendiri.

***

Melempar jas dokternya sembarangan. Sebuah tinju kemudian melayang menghantam wajah tampan Bible.

"Bajingan." Dokter itu berteriak murka. Bible sudah tau ini akan terjadi sehingga ia tidak lagi kaget.

Tidak membalas,pria itu hanya segera bangun.Mengusap sudut bibirnya lalu tersenyum remeh. Seolah menantang amarah dokter itu. "Udah Kin?"

Pria yang dipanggil dengan nama Kinn itu menarik kerah baju yang dikenakan Bible. Sekali lagi menatap penuh amarah."Gue gak akan nanya alasan lo lakuin ini semua sama Biu, tapi lo inget kan semua orang sayang banget sama dia?"

"Gue gak masalah kalo lo mau ngadu sama orang tua gue atau siapapun." Bible menarik tangan Kinn yang ada di bajunya kemudian menghempaskannya begitu saja. "Gue kesini bukan buat ribut. Jadi gimana keadaan suami gue?"

Dokter itu tertawa meremehkan. "Lo pikir masih pantas manggil dia suami?"

"Kinn.."Bible mendesis kesal.

"Brengsek lo."Umpat Kinn lalu duduk di kursinya. "Lo pikir dia bakal baik-baik aja?"

Bible diam memutar kepalanya kesudut ruangan Kinn. Menghela nafasnya berat.

"Apa gue udah bisa nemuin Biu?"

"Apa lo masih punya muka ketemu sama dia?"

Tidak menjawab apapun Bible hanya menatap datar pada seraut wajah marah didepan sana."Kita sama-sama bajingan. Lo sama gue gak ada bedanya."

Sebelum meninggalkan ruangan suara Kinn kembali terdengar. "Gue memang bajingan tapi seengaknya gue gak pernah mempermainkan pernikahan. Lo itu cuma seorang pengecut yang berlindung dibalik kata cinta."

***

Perlahan Bible memasuki ruangan dimana Biu dirawat. Dilihatnya wajah pucat dengan beberapa goresan di sekitar pipinya yang sudah diobati.

Air mata bible menetes tapi buru-buru ia menghapusnya.

Bible berjalan pelan kemudian duduk dikursi yang ada disebelah ranjang.

Digenggamnya tangan Biu yang terdapat selang infusan. Membawanya untuk dikecup lembut.

Bible mengusap kepala Biu. Merapihkan poninya yang mulai memanjang.

"Biu, aku minta maaf. Aku gak tau apa yang terjadi sama hatiku. Awalnya aku hanya main-main. Aku jenuh dengan pernikahan kita. Aku gak nyangka semuanya jadi sejauh ini. Aku sudah mencoba untuk meninggalkan Almira tapi aku gak bisa. Aku mau anak itu tapi aku gak mau kehilangan kamu."

Beberapa saat suara dering ponsel membuat Bible berhenti bicara.

Dilepaskanya genggaman tangan Biu kemudian Bible sedikit menjauh.

"Iya kenapa?"

"Nyonya Almira memaksa untuk pergi dari rumah sakit pak Bible."

Air muka Bible berubah keruh." Tahan dia, jangan sampai pergi kemanapun. Saya segera kesana. Jangan berlaku kasar, pastikan dia dan anak saya baik-baik saja."

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang