11

8.4K 893 190
                                    

Keduanya keluar dari ruang persidangan dengan raut wajah yang tak terbaca. Mata sembab Biu menjadi saksi betapa ia tidak menginginkan perceraian ini.

Empat bulan berlalu akhirnya Bible dan Biu dinyakatan resmi berpisah oleh pengadilan.

"Bible terimakasih ya." Biu mengulurkan tangannya. Tidak ada panggilan istimewa seperti sebelumnya. Ia kini hanya memanggil Bible dengan nama pria itu.

Bible membalas jabatan tangan lelaki yang beberapa saat lalu resmi menjadi mantan suaminya.

"Kamu bebas Bib. Sekarang kamu bisa kembali ke Almira dan anak kalian. Maaf untuk semua kekurangan aku."

Bible menggeleng. "Aku yang salah Biu. Sejak awal aku yang serakah."

Biu tidak berniat menjawab ucapan Bible itu. Ia mengalihkan pembicaraan."Untuk tujuh tahun pernikahan kita, gak pernah sehari pun aku nggak bahagia saat jadi suami kamu."

Biu terlihat sangat tegar. Bible tidak berharap Biu menangis meraung-raung tapi rasanya sangat aneh melihat pria manis itu tersenyum sekarang.

"Sana samperin calon istri dan anakmu, mereka udah nunggu lama."

Tanpa menunggu jawaban Bible, lelaki manis itu pergi kearah lain tanpa menoleh sedikitpun. Langkah Biu begitu pasti menjauh dari mantan suaminya.

Padahal masih ada yang ingin Bible sampaikan tapi Biu sama sekali tidak memberinya kesempatan.

***

Menyerahkan sebuah amplop putih berisi surat pengunduran diri, Biu kini berhadapan dengan direktur dirumah sakit tempatnya bekerja. Pria tua dengan rambut putih itu membaca berulang kali isi dari pengunduran diri Biu.

"Sayang sekali dokter Arbiu memutuskan untuk berhenti. Apa mungkin selain alasan yang anda sebutkan ini, ada hal lain yang menganggu?"

"Tidak pak, hanya ini alasan saya."

"Apa dokter sehebat anda benar-benar akan menjadi relawan di negara yang berselisih? Itu akan berbahaya. Sebelumnya saya dengar anda akan melanjutkan pendidikan, perubahan rencana ini membuat saya sedikit terkejut."

Biu tersenyum. "Saya sudah memikirkan ini matang-matang. Saya tidak punya alasan untuk tinggal disini sedangkan diluar sana banyak yang akan membutuhkan saya."

Direktur rumah sakit menarik nafasnya. "Baiklah jika dokter Arbiu sudah yakin. Saya akan membantu mengurus pendaftaran anda sebagai relawan."

"Terimakasih banyak pak."

***

Merelakan mimpinya untuk menjadi profesor, Biu kini memilih hal lain.

Mendaftar sebagai relawan kemanusiaan adalah satu-satunya hal yang ia inginkan sekarang. Ia harus mencari harapan baru untuk melanjutkan hidupnya.

Biu sudah mempersiapkan semua berkas yang dibutuhkan. Hari ini ia akan melakukan wawancara sebelum terbang kenegara dimana ia akan ditempatkan.

Menunggu dengan cemas. Biu duduk didepan ruangan wawancara.

"Tuan Arbiu Sagara.."

Biu berdiri ketika namanya dipanggil."Saya Arbiu Sagara."

"Baik, silahkan lewat sini."

***

"Selamat bergabung dokter Arbiu."

Jabatan tangan dari wanita yang mewawancarainya tadi disambut Biu dengan senyum lebar.

"Terimakasih Bu.."

"Keberangkatan anda akan kami atur secepatnya seperti yang anda inginkan. Sekali lagi Terimakasih karena sudah mau bergabung menjadi bagian dari asosiasi ini."

 La tricheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang