Hi!Welcome back.
langsung aja ya......
.
.
.
Happy reading🦋****
Jam menunjukan pukul 21:00, Deva terlambat pulang karena ada urusan mendadak yang tak bisa ditinggal usai dari kedai ayam tadi. Ia memasuki pekarangan rumah minimalis miliknya yang akan menjadi tempat pulang kala lelah dan berbagi cerita suka duka bersama kekasih halalnya yaitu Rara. Pintu sudah terkunci dari dalam ini pasti perbuatan Rara tapi untungnya Deva membawa kunci cadangan.
"Assalamualaikum," tak ada jawaban berarti Rara sudah tertidur.
Benar saja, Rara tengah tertidur pulas di kasur. Deva menarik sudut bibirnya ia tersenyum melihat pemandangan indah ini lihatlah! gadis SMA yang cantik polos ini kini telah resmi menjadi isterinya dan bersedia tinggal di rumah minimalis sederhananya.
Lucu memang bila mengingat bagaimana pernikahan ini terjadi dengan cepat, bermula dari perjodohan dirinya dengan Risa, almarhumah kakak Rara yang meninggal beberapa waktu lalu. Sebenarnya hati Deva lebih memilih Rara ketimbang Risa ya mungkin, Risa lebih sholehah dibandingkan Rara tapi bukankah berbahaya ketika menikahi wanita baik tapi hati berbedebar ketika memandang wanita lain.
"Ra.."
Deva membangunkannya dengan cara mengelus pipinya, terdengar erangan kecil dari bibir mungilnya.
"Kamu sudah makan Ra?"
Mendengar kata "makan" mata Rara terbuka lebar.
Bugh!
Ia melempar wajah Deva dengan bantal guling, "kamu kenapa?"
"LO PIKIR SENDIRI!"
Deva masih belum paham, Rara berdecak kesal " Gue tadi manggil lo tapi lo malah kagak ada."
Deva tertawa kecil, sekarang ia baru paham maksudnya.
" jadi kamu lapar kan?" tanya Deva sembari tersenyum.
Rara terdiam bukan karena malu menjawab tapi karena terpikat senyuman manis Deva.
Astaga manis banget...
Alay lo Ra! ingat Reza lebih menggoda.
"Ra?"
"Eh.. iya lo ngmong apa tadi?"
"Saya bawakan kamu ayam geprek makan ya.."
"Buat gue?"
Deva menggeleng, "Buat semut."
"Dih garing!"
Deva menyodorkan kantong plastik berisikan ayam geprek tapi Rara menolaknya," gak mau gue!"
"Kamu belum makan apapun dari tadi Ra."
"gue udah makan mie rebus tadi," bohongnya.
"serius?"
Rara mengangguk mantap agar tak terlihat bahwa ia sedang berbohong. "Ya sudah kalau sudah buat besok pagi saja saya mau ganti pakaian dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Devara
Teen FictionIni bukan kisah tentang anak gang motor dengan gadis polos. Bukan kisah seorang Gus yang di jodohkan dengan Ning yang sholehah. Kisah ini untuk Devara.... Allah telah merangkai alur menulisnya dengan qolam di atas lembaran kertas takdir. Devara...